Mina tersenyum senang. Dia sedari tadi hanya melihat jam di dinding kamar inapnya. Dia menunggu jam menunjukan jam 7 pagi. Tapi sepertinya masih lama. Alasannya tidak bukan karena hari ini Ibu perinya akan menjadi bundanya selama sehari. Yah, walaupun dia mau ibu lweinya jadi bundanya sekamanya. Tapi itu butuh proses, kan?
Mina membayangkan betapa asyiknya jalan-jalan bersama ayah dan ibu perinya.
Beda cerita dengan anaknya, Jungkook selaku ayahnya agaknya lebih merasa tidak senang. Tidak sepenuhnya tidak senang. Senang, bisa dibilang begitu juga. Dia bisa jalan-jalan bersama Nayeon selaku wanita yg dicintainya dan Mina selaku anaknya. Sayangnya ada rasa tidak enak di hatinya.
Kemarin setelah acara ulang tahun Mina. Mina bersama kelima temannya berlari ke ruangan Nayeon dan meminta Nayeon untuk mengabulkan permintaan Mina.
Jungkook sudah mengatakan jika tidak papa kalau Nayeon menolaknya. Tapi ternyata Nayeon masih Nayeon yg sama. Masih sosok yg paling tidak tega. Bayangkan jika ada 6 orang anak TK yg menangis bersama dan meminta hal yg sama.
"Ayah! Apakah nanti kita akan jalan-jalan? Nanti kita mau kemana?" Tanya Mina
Jungkook menghela nafas
"Memang kamu mau kemana?"
"Sebenarnya di rumah juga tidak papa. Yang penting bersama ayah dan ibu peri"
Jungkook tersenyum. Dia berjalan ke arah anaknya yg sedari tadi matanya tidak lepas dari jam disana.
"Mina. Ayah mau tanya. Kenapa Mina memaksa tante Nayeon supaya jadi bundanya Mina?"
"Yah. Hanya ingin saja. Ingin tau rasanya punya bunda. Dan Mina rasa ibu peri cocok jadi bundanya Mina"
"Nenek datang!"
Keduanya menoleh ke arah pintu.
"Nenek! Woah! Kakek dimana?" Tanya Mina semangat.
"Ada. Kakek disini" Tn. Jeon
"Coba lihat. Nenek bawa sarapan untuk Mina" kata Ny. Jeon sambil mengacungkan kotak bekal berisi sarapan spesial untuk cucunya.
"Woah. Apa sarapannya? Sepertinya enak. Ayo suapi Mina"
Sang nenek tersenyum dan mulai menyuapi cucunya.
"Nenek. Nenek tidak lupa rencana kita, kan?" Bisik Mina
"Tidak. Tenang saja. Om Jimin sudah menyiapkan semuanya. Semua akan berjalan lancar. Semoga"
"Yes! Terima kasih nek"
"Kalian bicara apa?" Tanya Jungkook tiba-tiba
"Eh. Tidak. Masakan nenek enak. Nyam. Enak nek. Hehe.."
"Aneh" gumam Jungkook
"Mereka kenapa sih pa?" Tanya Jungkook pada papanya
"Biarlah. Urusan wanita. Jangan ikut campur. Nanti ribet urusannya" kata sang papa
"Hm.. kenapa jam 7 lama sekali ya? Masih kurang 15 menit lagi. Mina tidak sabar mau jalan-jalan dengan ayah dan ibu peri"
Jungkook hanya mampu menghela nafas dan memijat pelipisnya sendiri melihat tingkah anaknya ini. Mau tidak dituruti dia tidak tega. Tapi kalau dituruti yah, susah juga.
Tapi yah, Jungkook bersyukur. Dia merasa sudah mendapat lampu hijau dari anaknya untuk menikahi pujaan hatinya.
Di lain tempat, Nayeon mondar-mandir di kamarnya sambil menggigit kuku jempolnya.
Sedari tadi dia melihat jam dinding di kamarnya, 15 menit lagi dia harus sampai di rumah sakit. Bukan untuk bekerja. Tapi untuk mengabulkan permintaan Mina.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ada Sesuatu Di Hatiku [END]
Fiksi Penggemar[17+] Jungkook-Nayeon-Taehyung Ini adalah perang antara cinta dan logika. Antara Jungkook Sang Masa Lalu, dan Taehyung Sang Massa Kini. Lantas, siapakah Sang Masa Depan? Dua bukit itu dipisahkan oleh sebuah jurang dalam bernama masa lalu dan trauma...