Pt. 54

902 171 192
                                    


Hampir seminggu sejak kepergian Nayeon ke Kanada. Mina semakin murung saja. Dia jadi tidak seceria biasanya. Jungkook selaku ayahnya juga jadi tambah sedih melihat putri semata wayangnya itu. Setiap hari sepulang sekolah Mina hanya akan tidur siang sampai sore. Lalu kembali ke kamar dan membuka bukunya. Katanya dia sudah bosan bermain dan mau jadi pintar seperti Om Namjoon. Mangkanya dia belajar. Padahal Mina sedang sedih karena ditinggal ibu perinya.

Tidak jauh berbeda dengan Mina. Jungkook juga lebih sering berdiam diri di kamar. Tidak ada aktifitas lain selain mengerjakan tugas kantor yg sengaja dibawanya dan jika lelah dia akan melihat fotonya bersama Nayeon dan anaknya yg belum lama ini diambil di ponselnya.

"Kamu sedang apa nay? Disini malam. Disana pasti masih siang, kan?" Ucap Jungkook sambil menatap fotonya, Nayeon dan anaknya dalam ponselnya.

"Bolehkan aku menyimpan foto ini nay? Disini kita terlihat seperti keluarga kecil yang bahagia. Sayangnya itu tidak akan terjadi, kan?"

Jungkook ingat betul. Seminggu yg lalu dia diam-diam ikut mengantar Nayeon ke bandara. Yha... tanpa sepengetahuan siapapun, Jungkook mengikuti Nayeon ke bandara. Dia ingin melihat Nayeon untuk terakhir kalinya. Setelah itu Jungkook sudah bertekat akan merelakannya bersama Taehyung dan dia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak menemui Nayeon lagi. Jungkook tau, jika Nayeon bertemu dengannya. Maka luka lamanya akan terbuka lagi. Itu pasti akan menyakitkan untuk Nayeon. Dan Jungkook tidak mau menyakitinya lagi.

Tapi nyatanya...

Lidah tidak bertulang. Lain di mulut lain di hati.

Hati tetap tidak bisa dibohongi. Perasaan tetap sulit dikendalikan. Buktinya Jungkook sekarang sedang melihat fotonya dan Nayeon. Buktinya dia sedang merindukan Cinderellanya itu. Dia sendiri lupa janji yg dia buatnya.

"Ayah"

Suara familiar itu sukses membuyarkan semua lamunanya. Bersyukur. Jungkook bersyukur putrinya itu datang, setidaknya dia bisa tersenyum walaupun palsu. Setidaknya dia bisa tertawa walaupun sebentar.

"Hey peri kecil. Kenapa berdiri disana? Ayo sini!"

Mina yg berdiri di depan pintu langsung berlari menubruk tubuh ayahnya yg duduk di sofa yg ada disana.

"Hiks ....ayah...!!"

"Kenapa lagi hum?"

"Mina merindukan ibu peri"

Ini lagi. Setiap hari mengatakan hal yg sama.

Bukan cuma kamu Mina. Ayah juga. Tapi ayah tidak boleh melakukannya. Rindu ayah terlarang padanya. Dia sudah jadi milik orang lain. Batin Jungkook

"Ayah. Telfon ibu peri. Disini malam. Disana pasti pagi"

"Sayang. Ini sudah malam. Ini saatnya Mina tidur. Ayo peri kecil tidur saja ya. Ayah akan mendongeng seperti biasa"

"Kenapa ayah selalu menolak menelfon ibu peri?"

Karena ayah tidak ingin lagi berhubungan dengannya. Ayah ingin dia melupakan ayah nak. Dia harus melanjutkan hidupnya. Dia harus bahagia. Ayah juga. Batin Jungkook

"Peri kecil tidur saja ya. Ini sudah jam 10 malam. Mina sudah sangat terlambat. Ayo gosok gigi dan tidur"

"Tapi ayah..."

"Mina! Jangan membantah! Mina mau ayah marah?"

Mina yg mendengar kalimat ayahnya yg bernada lebih tegas itu jadi takut. Akhirnya dia lebih memilih diam dan menurut.

Ada Sesuatu Di Hatiku [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang