【PADAM】

1.7K 114 12
                                    

Lucas x Chenle by chioneexo

.

"—nah waktu aku lewat depan kelasnya, eh malah si Jisung dorong-dorong salting git—" Chenle menendang kaki Lucas. "Bang dengerin ga sih?"

Lucas nyaris njungkel dari tempat tidur kalau saja ia tidak langsung terjaga, "talk to my hand bro¸ aku ngantuk, jangan ganggu."

Chenle mendelik sebal pada Lucas—yang tungkainya tengah mendekap mesra guling penuh liur—dan menggumamkan beberata kata makian dalam bahasa Mandarin. Jarum pendek pada arloji si pemuda Zhong memang belum mengarah ke angka sepuluh, tapi keadaan dorm sudah sesepi kuburan. Itu, ditambah semua penghuni bangunan ini yang minggat entah kemana, meninggalkannya bersama raksasa tukang tidur bernama Lucas.

"Bang Lucas!" Teriak Chenle putus asa sambil menggoncang bahu Lucas, ia benar-benar butuh teman curhat. Pasalnya, jika bukan karena Jisung yang kelewat idiot, ia tidak akan menjadi bahan pembicaraan seantero sekolah gara-gara ketahuan naksir Yuqi.

"Bang, tahu nggak?"

"Nggak tahu, Zhong Chenle."

Mengabaikan keluh kesah Lucas yang punggungnya linu akibat berlatih selama enam jam non-stop, Chenle pun memutuskan keluar kamar dengan langkah lebar dan gebrakan pintu sedetik kemudian; meninggalkan Lucas bersama mimpinya yang didoakan Chenle berubah menjadi mimpi buruk.

_

Acara ngambek Zhong Chenle berlangsung setengah jam lamanya; ia mulai mengantuk pada menit dimana channel National Geographic menampilkan habitat ikan arwana, yang menurut Chenle sangat cocok untuk ditonton Haechan. Ia menoleh ke lantai atas, belum ada tanda-tanda kehidupan dari King-Kong Amazon, bahkan suara dengkurnya saja tidak terdengar. Mungkin dia benar-benar lelah, harusnya aku tidak egois.

Baru saja ia akan hengkang dari sofa ruang tamu, lampu tiba-tiba padam. Sial.

"Tahu begini aku tidur saja," ujarnya sembari menutup pintu dorm, memastikan semua lubang di hunian tersebut tertutup rapat supaya tidak ada maling ngaco seperti minggu lalu (mencuri baju Gucci milik Taeyong, yang benar saja!). Sebelum beranjak ke kamarnya sendiri, Chenle memberitahu teman-temannya bahwa lampu di dorm padam.


C.Le : lampu mati, apa ini semacam pemadaman bergilir?

JungJae : sepertinya bukan.

Dilan : sepertinya ada yang lupa membeli token listrik.

JungJae : sepertinya itu Lucas.

C.Le : sepertinya masalah ini bisa diselesaikan dengan salah satu dari kalian segera pulang dan belikan aku token listrik.

Dilan : beli aja sendiri.

JungJae : beli aja sendiri (2).


Setan alas, tidak ada yang bisa disuruh-suruh kalau sudah begini. Chenle menghela napas panjang dan berjalan merapat ke dinding sambil meraba tempat dimana Taeil biasa menaruh lilin. Diambilnya dua batang lilin dan mancis, kemudian meraih apa saja yang kelihatannya seperti bungkus makanan, dan kembali ke kamarnya di dekat tangga. Chenle menempelkan lilinnya di atas karton bekas dan mulai mengunyah gummy bear (teddy bear jelly, kalau versi Taeyong), pemuda bersurai legam itu menikmati keheningan sejenak sampai ia mendengar seseorang berteriak.

"CHENLE KAU DIMANA?! AKU TIDAK BISA MELIHAT! CHENLE, CHENLE, CHENLE!"

Terdengar suara lari terbirit-birit dari kamar Lucas, lengkap dengan kaki yang kesrimpet sarung (pemberian seorang fans dari Indonesia), teriakan panik, dan suara gedebuk tiga kali.

Jatuh dari tangga, mampus.

"Aku di kamar, Bang!" Chenle menjeblakkan pintu kamarnya dengan kaki, lalu memberi aba-aba pada Lucas untuk segera masuk.

"Kupikir aku buta! Bangun-bangun sudah gelap begini."

"Seriously? Apa otakmu melorot ke dengkul gara-gara jatuh barusan?"

"Seharusnya kau tidur bersamaku di atas, aku panik setengah mati."

"Ini semua gara-gara Bang Lucas lupa beli token listrik."

Lucas menampilkan raut sesal dalam air mukanya, kemudian mengacak rambut bersamaan dengan decak frustasi, "maafkan aku, aku hanya...hanya...sedikit capek. Oke kau ada uang? Akan kubelikan sekarang."

Rasa bersalah Chenle jadi berlipat-ganda, "tidak usah, aku sudah menyuruh Jisung membelinya."

Padahal belum.

"Kau yakin? Aku bisa naik motor sekar—"

"Tidak usah, Bang. Punggung encok-mu tidak akan cocok naik Kawasaki Ninja malam-malam begini. Sekarang kemarilah, kita lebih baik tidur selagi menunggu mereka pulang."

Chenle menepuk spasi kosong di sebelahnya, ia tidak berani menyuruh Lucas berbaring di tempat tidur Jaemin, bisa-bisa ia dipecat jadi member NCT Dream. Tungkai panjang Lucas, seperti yang diduga Chenle, akan setengah menggantung di udara, namun hal itu bukan masalah besar, Lucas justru senang bisa bergelung di sebelah adiknya itu.

"Aku baru ingat, kau tadi bilang punya PR kimia, tapi lampunya mati. Maaf." Lucas berkata sambil menatap langit-langit, bayangannya tercetak begitu besar di tembok kamar Chenle yang dicat putih polos.

"Dan kau sebut-sebut soal Yuqi," tambah Lucas.

"Eh? Abang dengerin? "

"Aku tidak benar-benar tidur, punggungku berdenyut-denyut. Susah sekali mengabaikan rasa sakitnya. Kalau tidak keberatan, kau bisa bercerita soal Yuqi sementara aku berusaha tidur."

"Are you sure? Ini agak cheesy, lho."

"Yeah, go on."

"Jadi, awalnya sih Jisung yang punya ide buat lewat depan kelas Yuqi, terus—"

Chenle bercerita sambil memijit-mijit pinggang Lucas, kalau dilihat dari dekat begini, ia jadi sadar kakaknya sedikit pucat. Zhong Chenle terus bercerita sampai respon berdeham Lucas berubah menjadi dengkur kecil, ia lalu menyelimuti si jangkung sampai sebatas dagu, dan meraih ponsel untuk mengingatkan yang lain soal listrik.

C.Le : siapa aja yang mau beli token listrik, akan kutraktir makan di restoran favorit kalian. Bang Lucas ga enak badan, dia udah tidur.

Dilan : Na Jaemin siap bertugas, Sir!

Zeus : tadi katanya ga mau, Jaem?

JungJae : kalau udah menyangkut traktiran, beda lagi responnya.

Dengan begini, Chenle bisa tidur dengan tenang, besok subuh ia harus buru-buru mengerjakan PR-nya karena, hell, tidak mengerjakan PR kimia sementara guru kimia-mu sedang hamil merupakan pilihan yang buruk. Isn't it?

【THE NCT GALORE】➤ a nct fanfiction challengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang