【THE NCT GALORE】➤ a nct fanfiction challenge

【SEAMLESS COINCIDENCE】

Johnny x Kun by Liana_DS

.

Jumat malam, Qian Kun duduk sendirian di kamar asrama. Ia menghadap komputernya dengan secangkir latte instan dalam jangkauan, namun tak semeja—mematuhi kaidah keselamatan selama menggunakan barang elektronik. Referensi dasar-dasar audio engineering bertumpuk dalam rak di atas komputer, menyebelahi ponsel yang menggemakan suara seorang penyiar radio malam.

"Did you have fun with your friends recently? Did you talk about me too in front of them? What did you say about me? I hope it would make you proud of me because I always, always struggle to be a friend you deserve. From Seoul City, we welcome you back to one more peaceful night at 12:07 Sharp."

Kun mahasiswa Tiongkok yang tengah menempuh pendidikan di Korea Selatan, tetapi ia dapat merasakan keakraban dari serangkai kalimat pembuka 12:07 Sharp, program yang dua bulan terakhir setia didengarkannya. Tidak sengaja menyetel kanal tersebut suatu malam ketika mengerjakan tugas, Kun lama-lama mencandu logat Amerika salah satu penyiarnya—yang menjuluki diri sebagai John-D—juga suara dalam nan menenangkan pemuda itu. Senang saja rasanya mengetahui orang lain yang fasih berbahasa selain Korea dan kadang terbata membaca hangul. Singkatnya, Kun gembira karena tidak lagi jadi satu-satunya orang asing di Seoul. Oke, berlebihan, tetapi bukankah dunia manusia terbatasi apa yang ia lihat, dengar, dan rasakan setiap hari? Seoul yang Kun tahu mungkin tak sampai sepersepuluh bagian, berhubung rutinitasnya cuma berkisar kampus-asrama—dan asramanya itu sebenarnya juga merupakan tubuh kampus. Ia mengikuti pertemuan bulanan rutin himpunan mahasiswa Tiongkok, tetapi entahlah. Tiga kesempatan ini, ia tidak menemukan orang yang benar-benar bersambung dengannya dalam himpunan, padahal dalam kentalnya nuansa tanah air, persahabatan mestinya lebih mudah terjalin.

Mengira dirinya seorang ekstrover yang tak pernah kesulitan berkawan, nyatanya Kun mengalami gangguan penyesuaian di tanah seberang. Program bilingual yang mengudara tepat pukul dua belas lebih tujuh menit dini hari menjadi terapi satu-satunya baginya.

Malam ini, seperti biasa, John-D dan rekannya, orang Seoul tulen bernama beken Jay-D, memutarkan musik-musik indah yang sayangnya memancing kantuk (atau kegundahan; Kun cenderung ke yang kedua). Tentu saja, Kun tidak semudah itu menyerah pada beban yang menggantungi pelupuknya; ia ingin menyelesaikan rangkuman audio engineering dasar secepat mungkin. Lagi pula, ia menunggu satu segmen siaran yang menurutnya paling memuaskan kebutuhannya akan interaksi.

"Beberapa pendengar kami telah mengirimkan surat mengenai pertemanan yang unik sesuai tema malam ini." Ini pasti Jay-D; suaranya lebih berat dengan pengucapan bahasa Korea lebih mantap. "Seperti aku yang memiliki John-D sebagai teman unik, juga John-D yang terikat kuat dengan plushie panda barunya," John-D tertawa dan Kun tanpa sadar tertulari, "setiap pendengar kami pasti punya kisah pertemanan yang menarik. Kami sangat menghargai cerita-cerita yang masuk walaupun sayang sekali, tak semuanya kami bacakan malam ini."

John-D bilang ada salah satu cerita yang mirip dengan kisahnya waktu masih sekolah di Massachusetts. Jay-D menanggapi bahwa surat-surat penggemar yang mereka terima tak ayal lagi telah melemparkannya ke masa lalu, termasuk salah satu surat terpilih malam ini. Selanjutnya, surat yang dimaksud dibacakan; kedengarannya dari penggemar wanita. Surat tersebut memuat kisah sentimental tentang kapsul waktu yang hilang dan ditemukan oleh kawan baik setelah—dua puluh tahun? Berapa umur si pengirim sekarang?, batin Kun, tak menyangka ada bibi-bibi yang juga menikmati 12:07 Sharp. Menyimak alur yang seolah bersumber dari novel, Kun tidak berharap banyak suratnya—yang agak melenceng dari topik—akan dibacakan. Bukan masalah besar; ini toh pengalaman pertamanya mengirim cerita. Plus, segala kisah yang dituturkan di 01:27 Sharp selalu menarik untuk didengarkan.