- C H A P T E R 3 -

3.8K 132 1
                                    

-

Jam sudah menunjukkan pukul 4 sore, namun Agatha masih berada di sekolah dikarenakan ia berdiam diri di ruang musik sambil memainkan beberapa alat musik yang bisa ia mainkan.

Ia berjalan menyusuri koridor demi koridor menuju parkiran, saat ia tiba di lapangan ternyata masih banyak siswa yang latihan futsal dan basket.

Agatha berjalan melewati gerombolan cowok basket yang tengah latihan di lapangan dengan wajah datarnya. Ia tak menghiraukan tatapan dari para cowok itu, ia jalan dengan pandangan lurus ke depan.

Sesampainya di parkiran, ia segera menaiki motornya dan bergegas pulang. Agatha mempunyai motor matic berwarna hitam yang ia beli dengan usaha yang ia buat sendiri.

Ia mempunyai sebuah bengkel sederhana yang berada tak jauh dari tempatnya tinggal.

Dulu sebelum Agatha memutuskan pergi dari rumah, ia mempunyai keahlian dalam bidang otomotif dikarenakan sewaktu remaja ia sering membantu sang papa memperbaiki mobil ataupun motor.

Karena ia sempat tinggal di rumah bibi-pembantu rumahnya, ia memanfaatkan keahliannya itu. Ia bekerja di sebuah bengkel tempat saudara bibi dan uaphnya ia tabungkan untuk biaya sekolahnya.

Agatha terus bekerja sehingga uang yang ia dapatkan bisa membeli apartemen dan satu bengkel sederhana.

Mulai dari situ ia memutuskan untuk tinggal sendiri di apartemen yang dibelinya. Di bengkel ia mempekerjakan teman-temannya yang ada didaerah rumah bibi. Sesekali ia akan menginap di rumah bibi jika ada waktu luang dan akan mengunjungi teman-temannya di bengkel.

Setelah 15 menit menempuh perjalanan, Agatha akhirnya sampai di apartemen miliknya.

Dengan segera ia langsung membersihkan diri karena sudah merasa gerah sedaritadi. Ia keluar dari toilet menggunakan hotpants dengan baju panjang yang hampir menutupi hotpantsnya.

Ia menuju dapur, membuka kulkas dan memilih beberapa sayuran untuk dimasaknya karena ia merasa lapar.

Ia memutuskan untuk memasak sayur lodeh. Setelah beberapa menit berkutik di dapur, dengan segera Agatha mengambil nasi dan beberapa sendok sayur untuk disantapnya. Ia berjalan menuju sofa sembari membawa piring dan gelasnya sambil menonton tv.

Agatha menyantap makanannya sembari menonton film kesukaannya yaitu Upin dan Ipin.

Agatha sudah selesai dengan makannya, ia meletakkan piring dan gelasnya ke dapur dan tak lupa mencucinya. Setelah itu, ia kembali lagi ke ruang tv.

Agatha merasa bosan jika harus dalam keadaan seperti ini saja, ia melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 19.30. Setelah itu, ia berjalan ke arah kamar untuk mengganti pakaian karena ia memutuskan akan pergi ke luar.

Ia keluar dari toilet menggunakan jeans putih sobek dibagian paha, dan baju pendek dilapisi jaket. Ia mengambil sepatu berwarna putih yang berada di rak dekat pintu. Setelah itu ia keluar apartemen.

Agatha menyusuri jalanan yang lumayan ramai, ia melewati taman kota yang ada di Bandung. Setelah menempuh perjalanan, Agatha sudah sampai ditempat tujuan. Saat ini, Agatha sedang berada di sebuah kafe bernama kafetaria.

Agatha mempunyai ruang tersendiri di kafe ini, ia sudah lama mengenal pemilik kafe ini dikarenakan beliau merupakan teman akrab neneknya.

Ia memesan minuman dan menyuruh sang waiters mengantarkan pesanannya ke rooftop kafe.

"Mbak, milkshakenya satu. Sekalian anter ke tempat biasa ya" ucap Agatha pada sang waiters.

"Baik mbak, ditunggu ya" balas sang waiters itu.

Agatha berjalan menaiki tangga menuju rooftop dan duduk di kursi yang sudah tersedia disitu.

Agatha sedang memandangi hamparan langit yang indah, setiap ia memandangi langit malam ia selalu berharap keadaan langit selalu seindah ini.

Saat sedang asyik, seorang waiters perempuan datang mengantarkan pesanan Agatha.

"Ini pesanannya, mbak" ucap sang waiters.

"Terima kasih" balas Agatha.

Waiters itu pergi setelah meletakkan pesanan Agatha di atas meja. Agatha menikmati minumnya sembari melihat hamparan langit.

Agatha mengambil gitar yang ada di sisi sofa dan mulai memetikkan gitar. Ia memilih lagu Everything Has Change da memainkan gitar tanpa bernyanyi.

Ia melihat arlojinya, waktu menunjukkan pukul 21.15. Ia bergegas pulang sembari membawa gelas pesanannya dan mengangkat gitarnya untuk diletakkan diruangan penyimpanan miliknya.

...

AGATHA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang