- C H A P T E R 23 -

1.8K 74 1
                                    

-

Satu bulan berlalu, semenjak kejadian dimana Arga menolong Agatha yang hampir dicelakai oleh preman, dari situ Agatha merasa bahwa Arga menjauh darinya dan tak pernah mengusik hidupnya lagi. Dan saat ini, ia berada di taman belakang sekolah bersama seorang cowok yang selalu ada disaat ia membutuhkannya.

"Kadang kita bakal ngerasa kesepian disaat orang yang kita anggap penting itu nggak ada di dekat kita" ucap seorang cowok yang duduk di sampingnya.

"Maksud lo?" tanya Agatha.

"Iya, kaya lo deh. Disaat Arga nggak deketin lo, lo ngerasa kehilangan kan?"

Agatha berfikir sejenak.

"Gue nggak tau pasti sih, cuman ya kaya' ngerasa ada yang ganjel gitu. Biasanya kan dia selalu ngintilin gue, nah belakangan ini udah nggak pernah lagi"

"Itu artinya secara nggak langsung lo udah anggep dia bagian dari hidup lo"

"Masa' sih? Biasa aja deh kaya'nya"

"Tanpa lo sadari orang yang lo abaikan itu bisa aja jadi orang yang paling penting dalam hidup lo suatu saat nanti. Kita nggak tau gimana kedepannya, mungkin aja sebentar lagi lo bakal ketemu sama keluarga lo kan?"

Agatha menunduk.

"Mungkin gue bakal seneng banget kalo suatu saat gue kumpul lagi sama keluarga gue. Tapi juga mungkin gue benci kalo harus bareng mereka lagi. Kadang ada moment yang gue kangenin, dan kadang juga ada moment yang gue pengen lupain. Gue seneng banget punya kakak cowok, karena gue pikir punya kakak cowok itu ya dia bakal sayang sama adeknya apalagi kan cewek. Tapi ya nggak tau kenapa 'dia' benci banget. Padahal gue nggak tau apa-apa, gue juga ngerasa bersalah gitu udah nyelakain adek gue sendiri. Harusnya kan dia support gue, bukan malah jatuhin gue"

"Udah lo tenang aja, serahin semuanya sama Allah. Dia tau mana yang terbaik buat lo. Lagian Dia nggak bakal ngasih cobaan diluar batas kemampuan umat-Nya"

"Thank's, selama ini lo udah jadi sahabat baik gue. Maafin sikap gue selama ini ya, Dho yang kadang suka dingin, suka seenaknya juga kalo sama lo"

"No problem. I already thought you were a family, I will always be there if you need me. let's just say I'm your older brother, I'll take care of you as much as possible"

Agatha tersenyum mendengar jawaban dari Ridho. Ya, Ridholah orang yang sedari tadi berbicara dengan Agatha.

🌿🌿🌿

"Bang, lo kenapa sih akhir-akhir ini murung nggak jelas? Kaya' nggak punya semangat hidup gitu" ucap Arkan.

"Atau lo lagi putus cinta? Tapi setau gue nih ya, lo itu jomblo nggak mungkin putus cinta. Oohhh lo lagi galau karena suka sama cewek tapi cewek itu nggak suka sama lo ya, iya kan?" selidik Arkan menunjuk-nunjuk pipi Arga.

"Lah nih bocah, tau-tauan gue galau" batin Arga.

Arga tak menanggapi perkataan Arkan, ia masih fokus memandangi langit-langit kamarnya. Saat ini, Arga dan Arkan sedang berada di kamar milik Arga. Arga yang sedang tiduran di kasurnya tiba-tiba mendapatkan sosok jin tomang yang tak lain adalah Arkan-adik yang super duper menyebalkan yang masuk ke kamarnya tanpa izin langsung membaringkan tubuhnya di samping Arga.

"Bang, gue mau cerita nih. Lo dengerin ya" ucap Arkan mengikuti arah pandang Arga.

"Di sekolah gue ada anak baru cowok, namanya Azka. Ganteng sih bang, tapi sikapnya dingin masa'. Udah hampir dua minggu sih dia sekolah di NB tapi ya gitu, selalu menyendiri,selalu ngehindar dari keramaian gitu. Gue ajak kenalan juga cuek banget, cuman nyebutin nama dia sambil senyum itupun tipis banget. Malah jabatan tangan gue nggak dibales lagi, kan nyesek ya?" cerocos Arkan panjang lebar.

Sementara Arga, ia sudah terlelap akibat mendengar cerita Arkan yang seperti menceritakan dongeng untuk menidurkan seorang anak kecil.

Karena tak mendapat sahutan dari Arga, Arkan melirik ke arah abangnya.

"Lahh kampret. Orang cerita juga suruh dengerin malah tidur, dikata gue ngedongeng apa ya?"

AGATHA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang