- C H A P T E R 21 -

1.8K 73 0
                                    

-

Agatha sedang berjalan menuju minimarket yang ada di dekat apartemennya. Ia memutuskan untuk berjalan kaki karena tempat tujuannya tak begitu jauh untuk dijangkau. Agatha memakai celana trening dan kaos oblong yang dibungkus dengan hoodie berwarna dongker. Ditengah perjalanan ia melihat dua orang laki-laki dengan penampilan acak-acakan berjalan di depannya dengan sempoyongan. Agatha mempercepat langkahnya dan pura-pura tidak tahu untuk menjauhi dua orang itu. Ia sedikit berlari, namun ia dihadang dengan dua orang itu.

"Mau kemana neng, abang anter ya" ucap salah seorang laki-laki itu.

Mereka memegang kedua lengan Agatha dengan kuat, sehingga Agatha sulit untuk melepaskan diri dari mereka.

"Apaan sih lo, lepasin gue" teriak Agatha memberontak.

"Sama abang aja neng, ntar abang kasih untuk neng yang spesial deh"

Agatha sedikit takut, tetapi dia berusaha santai. Ia mencoba melepaskan diri dari dua orang itu, namun tenaganya tak cukup kuat.

"Tenang aja neng, kita nggak akan macem-macem kok. Kita cuman mau main bentaran doang" ucap laki-laki yang memakai jaket berwarna jeans.

Agatha melepaskan tangannya bersusah payah dan akhirnya tangannya terlepas dari cekalan dua laki-laki itu. Agatha berlari meninggalkan kedua orang itu, namun mereka menghadang jalan Agatha lagi. Agatha mengambil ancang-ancang untuk melawan mereka.

"Neng mau ngapain sih, mau main-main sama abang?" ucap salah satu dari mereka mencoba menggoda Agatha.

Salah satu dari dua orang itu mendekati Agatha, dan dengan segera Agatha mencoba melawan untuk menghajarnya. Agatha menghindar saat orang itu hendak melayangkan pukulannya kearah Agatha.

PLAAKKK...

"Sial" batin Agatha.

Agatha memegang pipinya, ia merasakan perih di pipi kirinya.

Ia melayangkan pukulannya ke wajah laki-laki itu dan..

BUGHHH...

Kemudian Agatha menendang kemaluan laki-laki itu dengan keras hingga membuat sang empunya mengaduh kesakitan.

"Aww, kurang ajar lo ya. Woy bro, hajar tuh cewek" ucap orang yang melawan Agatha tadi kepada temannya.

Orang yang dimaksud pun segera menghampiri Agatha untuk melawannya. Agatha pun mengambil ancang-ancang untuk melawan satu orang lagi.

Agatha menendang perut laki-laki itu dan menendang tulang keringnya yang membuat sang empunya mengaduh kesakitan. Melihat itu, Agatha segera berlari menjauh dari dua orang itu yang bersiap mengejarnya.

🔥🔥🔥

Arga sedang mengendarai motornya dengan santai. Ia baru saja pulang dari rumah Ridho karena ada satu hal yang dia bicarakan kepada sepupunya itu. Dari arah depan, ia melihat seseorang sedang berlari kearahnya dengan memakai hoodie berwarna dongker yang menutupi kepalanya. Arga mempercepat laju motornya untuk segera mengetahui siapa orang yang berlari malam-malam begini.

Saat sudah dekat, Arga menghentikan motornya di pinggir jalan dan menghampiri orang tersebut. Ia melihat orang itu berhenti mengatur napas dan melihat kearah belakang. Arga mengikuti arah pandang orang itu, ternyata ia sedang di kejar dua orang laki-laki yang ia perkirakan sedang mabuk. Ia berjalan menghampiri orang itu dan bersiap mengambil ancang-ancang untuk melawan dua orang laki-laki yang ada di belakangnya.

Dua orang itu tersenyum miring melihat Arga yang berada di depannya.

"Mau jadi pahlawan lo?" tanya salah satu dari mereka.

Satu dari mereka maju untuk melawan Arga. Dengan sigap Arga menghindari pukulan mereka, Arga mendapat pukulan di pelipisnya dan dibalas dengan pukulan bertubi-tubi dari Arga. Orang itu jatuh tersungkur di bawah kaki Arga.

"Lo lebih milih cabut atau mau babak belur kayak dia?" tanya Arga pada teman preman ini.

"I..iya bang. A..ampun, kita cabut aja bang" balasnya ketakutan dan berlari diikuti dengan orang yang dihajar Arga tadi yang sebelumnya Arga tendang.

Arga berjalan menghampiri cewek itu, "Lo nggak apa-apa?"

Yang ditanya hanya menundukkan kepalanya karena ketakutan. Arga menggerakkan tangannya untuk mengusap bahu cewek itu sembari meringis menahan sakit akibat tendangan preman tadi yang mengakibatkan ia terjatuh di aspal dan menggesek jalanan yang membuat darah mengalir di lengannya.

Cewek itu mengarahkan pandangannya pada lengan Arga dan mencoba memegangnya. Dengan refleks, Arga menjauhkan tangannya.

"Duhh tangan lo berdarah, gimana ini. Lo tunggu sini deh ya, gue beli obat dulu di minimarket buat ngobatin tangan lo" ucap cewek itu berlari menuju minimarket meninggalkan Arga yang mematung.

"Agatha" batin Arga.

Setelah beberapa menit, Agatha kembali dengan napas ngos-ngosan dan membawa Arga menuju taman yang berada dekat dengan keberadaan mereka. Ia sudah membuka topi dari hoodie itu dan menampakkan rambutnya yang dicepol asal.

Ia dengan cekatan membersihkan luka darah yang ada di lengan Arga tanpa memperdulikan siapa orang yang sedang diobatinya itu. Arga memandangi gerak-gerik Agatha, merasa diperhatikan Agatha mendongakkan kepalanya menatap Arga.

"Arga. Berarti yang nolongin gue daritadi dia?" batin Agatha.

Ia mengalihkan pandangannya ke arah lain dan melanjutkan kegiatannya pada lengan Arga yang tinggal diperban. Saat beradu pandang dengan Arga tadi, ia sempat melihat pelipis Arga membiru akibat pukulan preman tadi.

"Mmm..pelipis lo" ucap Agatha gugup sembari menunjuk pelipis Arga.

Arga menautkan kedua alisnya. "Gue obatin ya" ucap Agatha ragu.

Arga tersenyum tipis dan mengangguk samar menanggapi perkataan Agatha. Agatha membersihkan luka yang ada di wajah Arga dengan perlahan.

"Sshhh, aww" pekik Arga pelan.

"E..eehh, sori-sori gue nggak sengaja" balas Agatha menjauhkan tangannya.

"Nggak apa-apa kok, cuman perih dikit doang" balas Arga.

"Udah ini?" sambungannya dan diangguki Agatha ragu.

"Kalo gitu gue balik ya" balas Agatha sembari membereskan obat yang ia beli di minimarket tadi.

•••

AGATHA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang