-
Pagi yang cerah, waktu menunjukkan pukul 05.40, Agatha sudah rapi dengan seragamnya. Ia berdiri di depan cermin melihat penampilannya di pantulan kaca.
Agatha memberi sedikit liptint dibibirnya agar kelihatan lebih fresh. Ia mengikat rambutnya ke belakang, dan mengambil sepatu sekolahnya di rak yang tersedia.
Setelah selesai, ia menuju dapur untuk sarapan. Agatha bangun lebih awal untuk membuat sarapan tadi, setelah itu ia tak lupa menunaikan sholat sebagaimana seorang muslim. Entah apa gerangan, hari ini ia sangat bersemangat, ia memutuskan untuk menikmati udara paginya di taman sekolah nanti.
Ia menikmati nasi goreng buatannya dengan santai. Setelah selesai, ia melihat arlojinya yang menunjukkan pukul 06.00. Ia berjalan menuju parkiran untuk mengambil motornya.
Agatha mengendarai motornya dengan kecepatan rata-rata. Setelah sampai di area sekolah, ia berjalan menuju kelasnya di lantai 2.
Setelah sampai di kelasnya, ia melihat ada dua temannya yang sudah datang. Agatha meletakkan tasnya di atas meja dan keluar kelas menuju taman.
Agatha menikmati udara pagi yang segar hari ini, ia menarik napas dalam-dalam menikmati udara yang masuk ke dalam hidungnya, setelah itu membuang napas dengan perlahan sambil tersenyum tipis.
Ia duduk bersandar sambil bersenandung ria, mengayunkan kaki dan menggerakkan kepalanya ke kanan dan kiri.
Beberapa saat kemudian, terdengar suara bel pertanda akan dimulainya jam pelajaran. Agatha melihat arlojinya yang menunjukkan pukul 07.00, ia beranjak dari duduknya dan berjalan menuju kelasnya.
Saat berada di tangga paling ujung, ia hendak berbelok namun tak sengaja ia menabrak bahu seorang cowok yang sedang membawa banyak buku.
Buku yang dibawa orang itu berserakan di lantai, Agatha berjongkok berniat membantu orang itu karena ia yang salah.
"Sorry" ucap Agatha sembari menyerahkan buku yang dikutipnya di lantai kepada pemilik buku itu.
Bukannya langsung diterima, cowok itu menatap lama Agatha dan turun melihat bet nama yang tertera di dada sebelah kiri Agatha.
Agatha yang merasa risih, ia menaruh buku tersebut di atas tumpukan buku-buku yang cowok itu pegang.
Agatha mendengar cowok itu mengeja namanya. "Agatha SA"
Agatha melangkah meninggalkan cowok itu menuju kelasnya. Sesampainya di kelas, ia belum menemukan guru mata pelajaran yang mengajar di kelasnya.
Agatha menghampiri Ridho dan duduk di sebelah sahabatnya itu. Ia menumpukan wajahnya di atas meja dengan beralaskan kedua tangan.
"Tha" panggil Ridho.
Agatha mendengar panggilan Ridho, tapi ia tak menggubrisnya.
"Tha" panggil Ridho lagi.
Agatha mengangkat kepalanya menatap malas Ridho. Ridho duduk menghadap Agatha untuk memudahkannya berbicara empat mata.
"Nanti temenin gue ke taman ya, ada yang pengen gue omongin ke lo" ucap Ridho memulai pembicaraan.
"Ngomongin apa?" tanya Agatha.
"Nanti lo juga tahu" balas Ridho.
"Oke" ucapnya mengangkat kedua bahunya acuh.
Sedetik kemudian guru yang mengajar di kelas mereka masuk untuk memulai pembelajaran.
🌷🌷🌷
Ridho dan Agatha sedang berada di taman. Sudah 5 menit mereka disini, tapi Ridho tak kunjung bicara.
"Katanya ada yang mau lo omongin, kok nggak ngomong juga sih" ucap Agatha memulai pembicaraan.
"Sabar, Tha. Ada yang gue tunggu" balas Ridho celingak-celinguk.
"Lo sebenarnya mau ngomongin apaan sih pake ngajak orang lain segala" sewot Agatha.
"Nah tuh dia" tunjuk Ridho pada sosok cowok yang sedang berjalan menghampiri mereka.
Orang yang di tunggu Ridho sudah berada di hadapan mereka. Agatha bangkit mensejajarkan tubuhnya dengan cowok yang ada di hadapannya ini.
Ia menatap Ridho, "Maksud lo apasih, Dho. Kenapa lo ngajak gue kesini, pake bawa dia segala lagi"
Ridho bangkit dari duduknya mendengar perkataan Agatha.
Agatha mengalihkan pandangannya menatap orang yang ada di depannya ini. Sesaat kemudian, ia melangkah meninggalkan Ridho dan orang yang ia temuin tadi pagi.
Baru satu langkah Agatha berjalan, tangannya di cekal oleh orang yang ada di hadapannya.
Dengan terpaksa Agatha menghentikan langkahnya. Sesaat kemudian, cowok itu berkata, "Gue punya nama, nama gue Arga. Jadi lo nggak perlu manggil gue dengan sebutan DIA" ucapnya menekankan kata dia.
Setelah mengatakan itu, orang yang bernama Arga itu melepaskan cekalan tangannya. Agatha melangkah meninggalkan mereka tanpa berkata apa-apa.
Agatha berjalan menuju rooftop sekolah tempat favoritnya selain taman. Ia duduk di sofa yang sudah lusuh yang ada di rooftop ini.
Hari ini cuaca lumayan bagus, matahari yang tidak terlalu menampakkan dirinya. Agatha mendongak menatap langit, ia teringat akan perkataan cowok tadi yang bernama Arga.
"Gue punya nama, nama gue Arga. Jadi lo nggak perlu manggil gue dengan sebutan dia"
Agatha mulai pusing mengingat itu, ia memutuskan untuk memejamkan mata dan akhirnya ia tertidur.
…
KAMU SEDANG MEMBACA
AGATHA (END)
Fiksi Remaja(FOLLOW DULU BARU BACA) - Seorang gadis yang merasa hidupnya kurang beruntung seperti gadis pada umumnya. Merasa nasibnya sangat malang atau mungkin menyedihkan. Karena kesalahan yang pernah ia lakukan, ia mulai dijauhi dan memutuskan pergi. Dari s...