-
Pagi ini pukul 09.00, Ridho sudah berada di depan rumah Agatha. Ya, sebenarnya masih lama dengan yang dijanjikan. Janjinya pukul 10.00, tapi entahlah ia hanya tidak sabar untuk jalan-jalan lagi dengan Agatha di karenakan ia sudah lama tidak menghabiskan waktu dengan cewek dingin itu. Ketika tiba di depan pintu, ia disambut hangat oleh mama sahabatnya itu.
"Ehh, Ridho. Cari Agatha ya, mari masuk dulu" ucap Hani--mama Agatha--mempersilahkan Ridho masuk.
"Iya tante, Agatha-nya ada kan?" tanya Ridho sopan.
"Ada kok, lagi di kamar dia. Kamu datengin gih, naik aja. Kamar dia yang pintunya warna putih" suruh Hani dengan menunjukkan arah dimana kamar Agatha.
"Emang boleh, tante?"
"Boleh kok. Kan kamu sahabatnya Agatha, lagian kan kamu yang selama ini jagain dia. Tante percaya kok sama kamu, udah sana. Langsung masuk aja" suruh Hani lagi.
Ridho cukup ragu mendengar penuturan Hani, dikarenakan baru pertama kali ia masuk ke dalam rumah keluarga Agatha. Padahal waktu dulu Agatha masih tinggal di apartemen, ia dengan bebas keluar masuk kamar Agatha. Walaupun tidak bebas banget, hanya jika sang empunya meminta sesuatu hal saja.
"I...iya tante"
Ridho melangkah menuju lantai dua dengan menaiki anak tangga yang akan menunjukkannya kearah dimana kamar Agatha berada. Sesampainya di depan pintu kamar Agatha, ia berpapasan dengan Azka--adik Agatha.
"Masuk aja kak, nggak apa-apa" suruh Azka.
"Ehh...iya" balas Ridho gugup.
"Udah nggak usah gugup gitu, kayak sama siapa aja. Kalo gitu aku duluan ya, kak" ucap Azka meninggalkan Ridho yang masih mematung di depan pintu kamar kakaknya.
Ridho membuka pintu kamar Agatha perlahan. Gelap. Itu yang ia lihat sekarang. Ia mencari saklar untuk menghidupkan lampu.
Kliikkk...
'Astaga'. Ridho berjalan mendekati kasur, ia melihat Agatha yang masih bergelung di bawah selimut dengan hanya menyisakan rambut yang terlihat. Buku-buku berserakan di lantai, bungkus makanan yang menumpuk dekat kasur, dan apa ini? Ini menemukan ponsel Agatha berada di dekat kakinya.
'Ajaib sekali sahabatnya ini sekarang' pikirnya. Ia berjongkok untuk memungut ponsel Agatha, kemudian membuka gorden jendela. Setelah itu, ia menarik selimut yang menutupi seluruh tubuh Agatha.
"Duhh silau banget sih" gerutu Agatha sembari menutup wajahnya dengan telapak tangan.
"Ya iyalah silau, orang mataharinya udah naik. Bangun lo" sarkas Ridho.
"Apasih, orang masih ngantuk juga. Kembaliin sini selimut gue" balas Agatha mengubah posisi menyamping membelakangi Ridho.
Karena kesal, Ridho menarik kaki Agatha hingga sang empunya mengomel, namun dengan mata yang masih terpejam.
"Apaan sih narik-narik kaki gue, lo siapa sih? Ganggu aja" racau Agatha.
"Oh. Gue dateng jauh-jauh kesini, ngajak lo jalan jawaban diiyain. Trus pas udah nyampe sini, ini balesan lo?" balas Ridho.
KAMU SEDANG MEMBACA
AGATHA (END)
Подростковая литература(FOLLOW DULU BARU BACA) - Seorang gadis yang merasa hidupnya kurang beruntung seperti gadis pada umumnya. Merasa nasibnya sangat malang atau mungkin menyedihkan. Karena kesalahan yang pernah ia lakukan, ia mulai dijauhi dan memutuskan pergi. Dari s...