- C H A P T E R 32 -

1.9K 71 0
                                    

-

Hari ini adalah hari Senin, hari yang sangat menyebalkan bagi kebanyakan orang dan itu juga berlaku bagi Agatha sendiri. Tetapi, berbeda dengan hari ini. Ia begitu bersemangat, entah apa yang membuatnya seperti ini. Mungkin karena Tuhan sudah mengabulkan doanya untuk bertemu dengan salah satu keluarga yang sangat ia rindukan.

Agatha melangkah menyusuri koridor menuju kantin. Sebelumnya, ia mendapat pesan dari Ridho untuk menyusulnya berhubung Arga dkk. bersamanya. Ia mencari keberadaan Ridho, setelah berhasil menemukannya ia menghampiri Ridho yang sudah duduk disana dengan Arga dkk. Ia mengernyit heran dengan keberadaan satu perempuan asing yang duduk di antara mereka tepatnya di samping Arga dengan bergelanyut manja di lengannya.

Agatha berdiri di samping Ridho karena bangku yang biasa ia tempati di duduki oleh perempuan yang tak ia kenali itu.

"Siapa?" tanya Agatha pada Ridho yang ada di sampingnya.

Cewek yang duduk di samping Arga mengulurkan tangannya di hadapan Agatha. Dengan ragu, Agatha membalas uluran tangan itu.

"Kenalin gue Sandra, tunangannya Arga" ucapnya.

Deg. Satu kata yang dirasakan oleh Agatha saat ini, nyesek. Kenapa disaat ia sudah mulai berani membuka hati untuk seseorang, orang itu malah sudah mempunyai kekasih?

Tapi kenapa sikap Arga selama ini seolah sudah menganggap ia sebagai orang penting dalam hidupnya? Kenapa selama ini Arga tak memberi tahu masalah ini padanya? Atau hanya ia yang tidak tau? Atau hanya teman-temannya yang tau? Tapi kenapa Arga seolah menganggap dirinya spesial? Salahkah ia mencintai seseorang?

Kenapa kisah cintanya seperti ini? Arga yang merupakan orang yang sangat berperan dalam hidupnya, Arga yang membuat ia berubah menjadi gadis hangat, Arga yang membuat senyumnya kembali setelah hilang beberapa tahun lalu. Dan kenapa setelah ia menemukan anggota keluarganya harus ada lagi orang yang hilang dari hidupnya? Rasanya ingin menangis, tapi tidak mungkinkan ia menangis di depan teman-temannya saat ini?

Agatha mencoba tersenyum walau senyuman itu merupakan senyum paksaan yang ia tunjukkan.

"Gue Agatha" balas Agatha. Setelah itu, ia melepaskan jabatan tangannya.

Sementara Arga, ia hanya terdiam tanpa niat menjelaskan. Mungkin memang benar, hanya ia yang menganggap Arga spesial. Sementara Arga, ia hanya menganggap Agatha tak lebih dari seorang teman. Ya, teman biasa lebih tepatnya. Sakit memang, tapi apa boleh buat. Ia bukan orang yang harus di jaga hatinya oleh Arga. Ia hanya teman bagi Arga, tak lebih. Mungkin selama ini Arga hanya kasihan padanya sebab hidupnya yang miris tanpa keluarga.

"Mmm, gue balik ke kelas aja kali ya. Lagian gue udah sarapan tadi di rumah, salam kenal Sandra" ucap Agatha dengan senyum yang dipaksakan.

Agatha melangkah meninggalkan semua orang yang ada di meja kantin itu, ia mati-matian menahan air matanya agar tak mengalir di pipinya. Saat keluar dari pintu kantin, ia berlari menuju taman. Tempat dimana ia selalu mencurahkan segalanya selain rooftop.

Ridho bangkit mengejar Agatha, ia tahu apa yang dirasakan sahabatnya itu. Saat ini pasti ia membutuhkan sandaran, membutuhkan teman untuk mencurahkan segala keluh kesah.

Sementara Arga, ia hanya menatap sendu dua orang yang pergi meninggalkan mereka disini. Jika bukan karena sang bunda, ia tak akan rela menerima gadis ini berada di sisinya.

"Maafin gue, Tha" batinnya.

"Kita duluan ke kelas aja ya, Ga. Udah siap makan juga kok" ucap Revan dan diangguki oleh Arsen.

Arga menatap memohon ke arah mereka, namun mereka tak menghiraukan tatapan itu. Revan dan Arsen bangkit dari duduknya meninggalkan Arga dan Sandra.

AGATHA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang