-
Semenjak kejadian kemarin, Arga tak melihat batang hidung Agatha. Ia sudah mencarinya di taman, di rooftop bahkan sudah bertanya pada Ridho tetapi Ridho juga tak mengetahui keberadaan Agatha.
"Gue juga tadi udah chat dia tapi wa-nya nggak aktif. Trus udah gue telpon pake nomor pribadi juga nggak aktif nomornya. Emang kenapa sih lo nyariin dia?"
"Ya nggak ada sih, biasanya kan gue selalu ngeliat dia nih. Nah tumben aja gitu hari ini nggak ada liat batang hidungnya" balas Arga.
"Atau jangan-jangan lo udah suka ya sama dia?" selidik Ridho.
"Ya enggak lah, apaan aneh pertanyaan lo. Udah ah gue mau ke kelas" balas Arga melangkah keluar kelas Ridho.
Ridho tersenyum melihat tingkah Arga yang tak seperti biasanya. Setelah sepeninggalan Arga, ia melanjutkan aktivitasnya bermain game di ponselnya.
🌽🌽🌽
Arga tiduran di bangku taman setelah ia menemui Ridho di kelasnya. Ia memangku kepala dengan kedua tangannya sembari kaki kirinya di pangku di atas kaki kanannya.
Entah kenapa akhir-akhir ini Arga terus memikirkan Agatha. Mungkin karena rasa penasaran yang amat besar jadilah Arga kepikiran dengan Agatha. Ia mulai memejamkan matanya menikmati semilir angin yang menyejukkan tubuh menuju istana mimpi yang indah.
-Wkwkwk lebay lo, Thor.
Di sisi lain, kedua temannya kebingungan memikirkan dimana Arga berada.
"Van, Arga mana?" tanya Arsen.
"Ya mana gue tau, gue juga daritadi sama lo kan. Lagian tadi masih sama kita dah pas di kantin" balas Revan sewot.
"Mana sih tuh anak udah mau pulang juga nggak nongol juga" ucap Arsen resah.
"Yaelah, gausah lo pikirin banget dah. Udah gede juga, bisa jaga diri dia." balas Revan sambil mengemasi barang-barangnya.
"Lo gimana sih temen ngilang malah biasa aja"
"Lagian dia bukan anak kecil lagi yang apa-apa harus dijagain, kita punya privasi masing-masing mungkin aja dia lagi ada masalah yang nggak mau semua orang tau" balas Revan.
Arsen mengangguk, "Oh iya-iya"
Revan memukul kening Arsen pelan. Ia membisikkan sesuatu ke telinga Arsen. "Goblok lo nambah-nambah ya" ucap Revan sembari menjauhkan wajahnya.
"Kirain mau ngomong sesuatu, lah cuman ngatain itu doang. Dasar temen luknut" balas Arsen cemberut.
Setelah itu, mereka melangkah keluar kelas untuk kembali ke rumah masing-masing karena bel pulang sekolah baru saja berbunyi.
🌽🌽🌽
Arga terbangun dari tidurnya, ia mengucek-ngucek mata melihat sekelilingnya. Ia bangkit dari tidurnya, ia baru ingat bahwa ia tertidur disini akibat memikirkan Agatha.
Arga melihat arlojinya, ia terkejut karena waktu menunjukkan pukul 3 sore. Itu artinya sekolah sudah dibubarkan satu jam yang lalu.
Ia berjalan menuju kelas untuk mengambil tasnya dan kembali melanjutkan langkahnya menuju parkiran dimana motornya berada. Ia naik di atas motor dan memakai helm full face untuk melindungi wajahnya.
Arga menghidupkan mesin motornya dan bergegas pulang ke rumah untuk melanjutkan aktivitas tidurnya.
Sesampainya di rumah ia langsung menghempaskan tubuhnya di kasur king size miliknya tanpa melepaskan seragam sekolahnya.
Sang mama masuk ke dalam kamarnya, dan melihat Arga tertidur masih menggunakan seragamnya. Sang mama-Ais membangunkan Arga untuk menyuruhnya mengganti pakaiannya.
"Sayang, ganti bajunya gih. Sekalian mandi sana, ntar kalo mau tidur lagi mama nggak bakal ganggu kamu deh" ucap Ais menggoyangkan tubuh anaknya.
"Nanti aja deh ma, Arga ngantuk banget ini." balas Arga mencari posisi tidur paling nyaman.
"Kok kamu gitu sih mama kasih tau, bersihin dulu badannya sayang biar nggak bau. Ayo dong, ntar mama marah nih ya sama kamu" ucap Ais pura-pura ngambek.
Dengan terpaksa Arga bangkit dari tidurnya menuju kamar mandi. Ais mengambil handuk Arga yang tergantung di dekatnya dan melemparnya tepat di kepala Arga.
…
Hay guys.
Gimana udah suka belum? Pasti udah dong ya, hehe. Jangan lupa tinggalkan jejak yeahh, karenaaaa itu merupakan suatu hal yang buat aku makin semangat lanjutin ceritanya.Bye bye.
Jangan lupa vomment guys❤
KAMU SEDANG MEMBACA
AGATHA (END)
Teen Fiction(FOLLOW DULU BARU BACA) - Seorang gadis yang merasa hidupnya kurang beruntung seperti gadis pada umumnya. Merasa nasibnya sangat malang atau mungkin menyedihkan. Karena kesalahan yang pernah ia lakukan, ia mulai dijauhi dan memutuskan pergi. Dari s...