-
Tiga bulan sudah terlewati. Kini, hubungan Agatha dan Arga semakin dekat dan itu membuat Ridho senang karena ada seseorang yang membuat Agatha bahagia selain dirinya. Entahlah, Ridho merasa dengan adanya Arga ia tak terlalu repot mengawasi Agatha dikarenakan penyakitnya yang sering kambuh. Masalah penyakit itu, hanya beberapa orang terdekat yang tau.
Bahkan, Ridho tak memberi tahu Agatha masalah penyakit itu. Ia hanya tak ingin merepotkan Agatha, karena Agatha sudah cukup dengan masalah yang ia hadapi saat ini. Biarlah hanya Ridho, sang mama, Arga dan dokter pribadinya yang tau. Masalah ia bisa sembuh atau tidak, itu urusan belakang yang terpenting saat ini, ia masih bisa melihat Agatha bahagia dan ia juga harus membantu Agatha bertemu dengan orang tuanya.
Saat ini Ridho, Agatha, Arga dan kedua sahabat Arga yaitu Arsen dan Revan sedang berada di kantin dalam satu meja. Mereka saat ini sedang bersenda gurau menceritakan beberapa masalah yang menurut mereka lucu. Ya, semenjak kedekatan Agatha dan Arga, Agatha juga akrab dengan kedua sahabat Arga. Dan sejak itu juga sifat Agatha berubah drastis, dari yang dulu mempunyai pribadi yang dingin sekarang menjadi hangat.
Dan itu juga tak luput dari pandangan Ridho, tak pernah ia melihat Agatha sebahagia ini. Tak pernah ia melihat Agatha tertawa lepas seperti ini. Suatu kebahagiaan bagi diri Ridho melihat Agatha bahagia. Ia melihat Agatha sudah mulai terbuka dengan orang-orang sekitarnya.
Tiba-tiba Ridho meringis memegangi perutnya. Sontak semua orang yang ada di meja itu menghentikan candaan mereka dan mengalihkan pandangan kearah Ridho. Mereka bertanya-tanya ada apa sebenarnya dengan Ridho. Namun, yang tahu hanya Arga dan Ridho.
Ridho merogoh sakunya untuk mengambil obat yang biasa ia bawa kemana-mana. Ia membuka botol tabung yang berisi obat itu untuk mengambil beberapa dan memasukkannya ke dalam mulut. Setelah itu, menuangkan air ke dalam gelas dan menenggak habis.
Masih dengan keheranan yang sama, Agatha, Arsen dan Revan memandang ke arah Ridho. Berbeda dengan Arga, ia sudah tahu mengapa Ridho seperti itu. Namun, ia tak terlalu mau ikut campur, karena apabila ia terlalu panik semua orang yang ada disini pasti dapat menyimpulkan bahwa Ridho sedang sakit.
Selesai dengan obatnya, Ridho memandang teman-temannya.
"Muka lo pada kenapa gitu?" sarkas Ridho.
Agatha, Arsen maupun Revan gelagapan mendapat pertanyaan seperti itu dari Ridho. Mereka mengontrol ekspresi sedemikian rupa sebelum melontarkan beberapa pertanyaa nantinya pada Ridho. Berbeda dengan Arga, ia hanya memandang malas ke arah Ridho.
Revan berdehem sebelum melontarkan pertanyaan untuk Ridho.
"Ekhem..ekhem.."
"Kenapa lo, Van?" tanya Arsen.
"Diem lo" balas Revan memukul kepala Arsen.
"Hantu lo ya, nanya doang elah" sarkas Arsen mengelus kepalanya yang dipukul oleh Revan.
"Kenapa lo, Dho. Obat apaan tuh yang lo minum?" curiga Revan.
"Iya, kok gue baru tau kalo lo ngonsumsi obat?" timbruk Agatha.
Ridho mengalihkan pandangan kearah Arga. Arga yang melihat itu mengendikkan bahunya acuh. Karena tak mendapat respon dari Arga, Ridho menjawab pertanyaan teman-temannya bohong.
"Baru-baru aja kok, lagian ini vitamin buat nambahin tenaga doang. Nggak tau kenapa akhir-akhir ini gue suka lemes aja" balas Ridho santai.
"Pinter banget ngelak" batin Arga.
"Kok lo kaya' nyembunyiin sesuatu gitu sih, Dho?" selidik Agatha.
"Nyembunyiin apaan sih, Tha. Enggak juga" balas Ridho yang dibalas anggukan oleh mereka.
Namun, Agatha merasa tak percaya dengan alasan Ridho. Ia hanya mengangguk ragu.
"Udah ah, gue ke toilet dulu. Kebelet" sambungnya melangkah keluar dari kantin.
💮💮💮
Di kelas 12 IPS 1, Agatha sedang termenung memikirkan sesuatu yang mengganjal di hatinya. Berbagai pertanyaan muncul di otaknya. Mengapa Ridho mengonsumsi obat-obatan seperti itu? Sejak kapan Ridho mengunsumsinya? Apa benar Ridho mengonsumsi itu hanya karena dia kecapekan? Entah lah, karena terlalu banyak pertanyaan kepalanya sampai pusing memikirkan itu saja.
Ia menelungkupkan wajahnya di lekukan tangan yang ia letakkan di atas meja. Mencoba memejamkan mata sejenak, namun ia merasakan seseorang duduk di bangku sampingnya.
"Lo nyembunyiin sesuatu dari gue?" tanya Agatha masih dengan posisi yang sama.
"Nyembunyiin apa?" elak Ridho.
Agatha mengangkat kepalanya, duduk menghadap Ridho untuk memudahkannya mencari kebohongan di mata Ridho.
"Hehh, lo bohongin gue! Apa yang lo sembunyiin?" sarkas Agatha.
"Apasih, Tha. Nggak ada apa-apa juga" elak Ridho.
"Jangan bohong sama gue" tekan Agatha.
"Oke. Gue nggak akan kasih tau lo sekarang, tapi mungkin suatu saat lo bakal tau. Udah cuman itu, nggak ada yang harus ditanyain lagi" balas Arga pasrah.
"O..oke" balas Agatha.
Setelah itu, Agatha kembali menelungkupkan wajahnya ke lekukan tangan yang ia letakkan di atas meja mencoba terbang ke alam mimpi.
…
Jangan lupa Vomment ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
AGATHA (END)
Fiksi Remaja(FOLLOW DULU BARU BACA) - Seorang gadis yang merasa hidupnya kurang beruntung seperti gadis pada umumnya. Merasa nasibnya sangat malang atau mungkin menyedihkan. Karena kesalahan yang pernah ia lakukan, ia mulai dijauhi dan memutuskan pergi. Dari s...