- C H A P T E R 7 -

2.6K 92 0
                                    

-

Arga dan Agatha sedang menuju kafe tempat dimana mereka akan membicarakan sesuatu, lebih tepatnya Arga yang ingin menyampaikan sesuatu pada Agatha.

Mereka sampai di kafe yang ada di depan sekolah dan saat ini Arga dan Agatha sedang menikmati makanan mereka.

Selesai makan, mereka terdiam cukup lama. Hingga Agatha membuka suara, "Cerita apa aja Ridho sama lo?" sinis Agatha.

"Bener kata Ridho ya, kalo lo itu orangnya susah diajak bersosialisasi" balas Arga.

"Nggak usah basa basi deh, tujuan lo ngajak gue kesini itu apa?"

"Nggak ada sih, ya gue cuman pengen kenal deket aja sama lo" balas Arga santai.

"Bukan berarti nggak ada yang mau temenan sama gue, lo bisa deketin gue seenaknya. Gue nggak perlu dikasihani sama orang, ngerti"

"Makanannya biar gue yang bayar" sambungnya.

Setelah mengatakan itu, Agatha bangkit dari duduknya. Namun, langkahnya terhenti saat Arga menahan pergelangan tangannya.

Arga bangkit dari duduknya menghadap Agatha. "Gue cuman pengen temenan sama lo, itu doang. Apa salah?" tanya Arga menatap manik mata Agatha.

Agatha memalingkan wajahnya ke arah lain. Agatha diam tak menjawab pertanyaan yang dilontarkan Arga.

"Gue cuman pengen temenan sama lo, gue cuman mau buktiin kalo apa yang mereka bilang tentang lo itu nggak bener" ucap Arga.

"Tentang lo yang nggak peduli sama orang lain, tentang lo yang selalu dipandang buruk sama orang lain, tentang lo dan semua tentang lo bukan karena gue ngerasa kasihan sama lo" sambungnya.

Agatha tak menggubris perkataan Arga, ia melepaskan pergelangan tangannya yang di pegang oleh Arga dan berlalu pergi meninggalkan Arga sendiri.

Agatha mengendarai motornya dengan kecepatan rata-rata masih dengan memikirkan kata-kata yang dilontarkan Arga.

"Gue cuman pengen temenan sama lo, gue cuman mau buktiin kalo apa yang mereka bilang tentang lo itu nggak bener"

"Tentang lo yang nggak peduli sama orang lain, tentang lo yang selalu dipandang buruk sama orang lain, tentang lo dan semua tentang lo bukan karena gue ngerasa kasihan sama lo"

Sepanjang perjalanan menuju apartemennya, Agatha hanya memikirkan hal itu sampai ia hampir menabrak batu yang ada di depannya.

Agatha mampir di taman dekat apartemennya, ia memilih bangku yang jauh dari keramaian agar ia bisa meluapkan segala kegundahannya.

Ia menundukkan kepalanya dan setetes demi setetes air matanya meluncur melewati pipi gembulnya.

"Pah, Aya kangen sama papa. Kalo boleh Aya pengen kaya dulu lagi yang selalu papa peluk kalo Aya lagi sedih, Aya disini sendiri pah, Aya nggak punya temen. Bahkan semua mandang buruk Aya, pah." ucapnya terisak.

"Papa gimana kabarnya, baik-baik aja kan di sana. Maafin Aya pah, maafin Aya karna nggak ngasih tau papa soal kepergian Aya, Aya cuman nggak mau buat mama sama kak Satria jadi makin benci sama Aya."

"Azka, maafin gue dek. Maafin gue karna nggak bisa jadi kakak yang baik buat lo, gue peduli sama lo, dan karna rasa sayang gue ke lo, gue mutusin pergi supaya lo nggak celaka lagi karna ulah gue."

Agatha berdiam diri cukup lama, hingga matahari sudah ingin kembali ke rumahnya. Agatha mengusap wajahny menghapus bekas air matanya dan bangkit menuju motornya.

Ia melajukan motornya dengan kecepatan rata-rata, saat melihat pedagang kaki lima ia menepikan motornya di pinggir jalan. Agatha turun dari motornya dan duduk di bangku yang disediakan.

"Mas, gado-gadonya satu ya" ucap Agatha kepada sang penjual.

"Tunggu sebentar ya neng"

"Iya mas"

Untuk menghilangkan rasa bosan, Agatha memainkan ponselnya. Sesaat kemudian, pesanannya sudah datang dan ia menikmati makanannya dengan santai sembari melihat jalanan yang ramai dilalui kendaraan.

Setelah selesai, ia bangkit dari duduknya dan membayar tagihan makannya. Hanya butuh waktu lima menit, Agatha sudah sampai di apartemennya. Ia masuk ke dalam apartemen, dan bergegas ke toilet untuk membersihkan diri dari debu yang sudah lengket kerena bercampur dengat keringat.

Agatha keluar dari toilet menuju balkon membawa gitar kesayangannya. Ia memandangi langit malam sembari memangku gitarnya, kemudian ia menyanyikan sebuah lagu berjudul What Do I Live For.

What do I live for
I can't take much more
I shouldn’t have been born
It's so hard
I know what I’ve got
Know this ain't my fault
I live in my thoughts all day

What do I live for
It should have been more
Was getting so sure
It's so hard
I know what I’ve got
Know this ain't my fault
I live in my thoughts all day

AGATHA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang