- C H A P T E R 27 -

1.8K 72 0
                                    

-

'Gue balik dulu ya, ntar kalo lo ada apa-apa hubungi gue aja. Nomornya udah gue tulis di hp lo. Gue bakal langsung otw ke apartemen lo. Atau ntar gue yang nelpon lo, oke. Dan gue juga udah buatin lo bubur, ada di meja makan. Lo makan ya, karena itu buatnya pake cinta hehe'

Agatha membaca note yang berada di atas nakas, ternyata itu dari Arga. Tanpa disadari ia membaca note itu sembari tersenyum walaupun hanya senyum tipis.

Ia berjalan menuju dapur untuk mengambil minum, karena ia merasa haus karena seharian ini ia hanya tidur. Setelah kembali dari dapur, ia memutuskan untuk mandi karena merasa tubuhnya sudah lengket. Lagian ia masih mengenakan seragam sekolahnya, dan tidak mungkin kan Arga mengganti seragamnya dengan pakaian biasa karena itu akan sangat kurang ajar.

Setelah cukup lama, ia keluar dari kamar mandi. Ia merasa lapar, tapi tak ada bahan yang bisa digunakan untuk membuat sebuah masakan. Dengan ragu, ia mengambil ponselnya untuk menghubungi seseorang. Tapi, rasa-rasanya ia malu untuk meminta tolong pada orang ini. Namun, karena keadaan yang mendesak jadilah ia mengetikkan nama orang itu pada kolom ketikan pada ponselnya. Setelah itu, menekan tombol panggil agar terhubung dengan Arga.

Tuutttt... Tuutttt... Tuutttt...

Setelah menunggu cukup lama, akhirnya panggilan itu tersambung.

"Halo, Tha. Gimana keadaan lo, udah mendingan?" tanya seseorang di seberang telepon dengan nada lembut bercampur dengan nada khawatir.

"Ha-halo, Ga" jawab Agatha gugup.

"Iya, kenapa?"

"Gu-gue... gue laper, Ga. Tapi di sini nggak ada apa-apa buat diolah"

"Oh, lo mau makan apa? Biar gue beliin, ntar gue anter ke apartemen lo"

"Beneran? Emang gue nggak ngerepotin lo?" tanya Agatha takut-takut.

"Enggak kok, gue nggak ngerasa direpotin sama lo. Gue seneng banget malah lo minta tolong kaya' gini ke gue''

"Uhmm... Kalo gitu gue minta beliin ketoprak aja deh, boleh?"

"Boleh kok, lo tunggu bentar ya"

"Iya, makasih ya, Ga"

"Iya, sama-sama"

Setelah itu, sambungan telpon terputus. Entah kenapa, Agatha merasa bahagia hanya dengan menelpon dengan Arga. Rasanya ada rasa nyaman yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Namun, ia menepis itu semua. Tak ingin terlalu mempercayai karena mengingat ia dan Arga baru dekat.

Agatha menunggu di ruang tamu sembari menyalakan TV karena tak ingin bosan menunggu kedatangan Arga. Ia beranjak dari duduknya kala mendengar suara bel dari pintu apartemennya. Ia sudah menduga, pasti ini adalah Arga dengan membawa pesanannya. Dan benar saja, Arga sedang menenteng plastik kresek yang berisi dua ketoprak di dalamnya.

Agatha tersenyum manis mendapati Arga sedang berdiri di hadapannya dengan mengangkat plastik berisi dua bungkus ketoprak itu ke depan wajahnya. Arga membalas senyuman Agatha tak kalah manis. Tak ingin berlama-lama, Agatha mempersilahkan Arga masuk dan menyuruhnya menunggu di sofa ruang tamu, sementara dirinya melangkah ke dapur untuk mengambil dua piring dan juga sendok untuk keperluan mereka makan nanti. Tak lupa menenteng teko dan dua gelas yang ia letakkan di atas piring bersama dengan sendoknya.

Arga yang melihat itu langsung bangkit dari posisi duduknya hendak membantu Agatha. Namun, aksinya terhenti setelah mendengar perkataan Agatha.

"Udah nggak usah, biar gue aja"

Arga menuruti perkataan Agatha, ia hanya melihat Agatha menuruni piring dan juga teko itu dari tangannya ke atas meja. Setelah itu, ia membuka dua bungkus ketoprak dan di letakkan di piring yang sudah tersedia di depan mata.

Setelah itu, mereka memakan makanan mereka dalam keadaan hening.

Selesai dengan aktivitas mereka yaitu makan, mereka menengguk habis air yang sudah terisi dalam satu gelas penuh. Kemudian, bersandar secara bersamaan pada mahkota sofa karena merasa benar-benar kenyang.

"Perut gue rasanya mau meledak nih sangking kenyangnya" ucap Arga mengelus-elus perutnya.

"Sama, gue juga. Padahal kaya'nya tadi cuma dikit deh, tapi bisa kenyang banget gini" balas Agatha melakukan hal yang sama dengan Arga.

Setelah itu, mereka mengobrol layaknya teman dekat hingga mereka menyadari bahwa waktu sudah menunjukkan hampir tengah malam. Arga bangkit dari duduknya diikuti Agatha.

"Gue pulang ya, lo baik-baik disini. Kalo ada apa-apa jangan sungkan buat hubungin gue, kan sekarang kita udah jadi temen. Ya nggak?" ucap Arga sembari mengedipkan sebelah matanya.

"Iya, makasih ya lo udah baiiiikkk banget sama gue. Maaf ya kalo selama ini gue salah menilai lo" balas Agatha menundukkan kepalanya.

"Iya udah nggak usah di bahas, lagian udah berlalu kok. Sekarang kan kita udah jadi temen nih, jadi nggak usah sungkan-sungkan gitu kalo butuh bantuan" balas Arga.

"Yaudah, kalo gitu gue langsung pulang ya. Lo nggak perlu mikirin kejadian yang udah lalu" sambungnya.

"Iya. Hati-hati, ya" balas Agatha dan di balas anggukan oleh Arga.

🌱🌱🌱

Sepeninggalnya Arga, Agatha membaringkan dirinya di kasur menatap langit-langit kamar sembari tersenyum mengingat kejadian beberapa menit lalu.

Ternyata selama ini, Arga tak seperti apa yang dipikirkan olehnya. Pemuda itu begitu baik, benar kata Ridho 'bahwa jangan menilai orang lain hanya dari covernya saja'. Yang artinya, 'jangan menilai orang dari segi penampilan dan pandangan diri sendiri saja jika belum mengetahui karakter asli orang itu sendiri'.

Agatha memutuskan untuk tidur karena esok hari ia akan berangkat sekolah mengawali hari yang indah, 'mungkin'. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi eaok hari, karena apapun yang terjadi pasti udah di rencakan Tuhan tanpa sepengetahuan kita sendiri. Tapi, Agatha berharap hari-harinya ke depan bisa lebih menyenangkan dari hari-hari sebelumnya.

'Semoga saja'.

Jangan lupa vomment❤

AGATHA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang