-
Ridho saat ini sedang berada di pekarangan rumahnya, ia sedang bersantai menikmati angin sore sembari memegang gitar miliknya.
Ia melihat jam yang ada di ponselnya menunjukkan pukul 17.15, dan ia mulai memetik gitar dengan asal bingung ingin menyanyikan lagu apa. Ia melamun memandang arah depan sambil berfikir apa yang harus ia lakukan esok hari.
Saat tersadar dari lamunannya, ia masuk ke dalam rumah. Ia mengambil baju di lemari dan berjalan menuju toilet untuk membersihkan diri karena ia memutuskan ingin pergi keluar menikmati angin malam.
Beberapa menit kemudian, Ridho keluar menggunakan jeans hitam, kaos abu-abu dibalut dengan jaket kulitnya. Ia mengambil sepatu vans hitam putih di rak sepatu.
Ridho keluar dari kamar menuruni tangga menghampiri sang bunda yang sedang menonton TV. Sang bunda yang mendengar derap langkah seseorang mengarahkan pandangannya.
"Mau kemana, sayang?" tanya bundanya-Ais.
"Keluar bentar, bun. Nggak apa-apa kan?" balas Ridho sembari duduk di samping bundanya.
"Yaudah, jangan lama-lama ya. Bunda nggak mau kamu sampe kecapekan" ucap Ais sambil mengelus rambut Ridho.
"Iya bun, Ridho nggak bakal capek kok. Yaudah Ridho pamit ya bun kalo gitu" balas Ridho menyalimi tangan Ais.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
Ridho melangkah menuju garasi rumah, ia memutuskan keluar dengan menggunakan mobil. Ia memutuskan pergi ke taman kota yang pada malam hari akan ramai dikunjungi anak muda seusianya.
Saat sudah berada di tempat tujuan, ia memutuskan duduk sendiri di bangku yang tersisa. Ia melihat sekelilingnya, ada yang sedang bercanda ria, bermain ponsel dan masih banyak lagi.
Ia mengeluarkan ponsel dari sakunya, dan mencari nomor seseorang untuk dihubungi.
Setelah mendapat nomor yang dicarinya, ia menghubungi nomor tersebut. Pada sambungan ketiga, orang yang dihubungi mengangkat telponnya.
"Halo, kenapa bro?" tanya seseorang diseberang telpon.
"Ada yang pengen gue omongin nih" jawab Ridho.
"Ngomongin apaan, kebetulan gue lagi di luar nih. Gue langsung kesana aja deh, lo lagi dimana ini?"
"Kebetulan kalo gitu, gue di CRS nih"
"Oh oke, gue kesana nih"
"Thank's. Gue tunggu" balas Ridho memutuskan sambungan.
Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya orang yang ditunggu datang juga.
"Sorry lama" ucap orang itu sembari duduk di hadapan Ridho.
"Sans aja" balas Ridho.
"Btw lo mau ngomongin apa nih" tanyanya memangku tangan di atas meja.
"Mmm gue nggak yakin sih lo mau atau enggak" jawab Ridho ragu.
"Omongin aja kali"
"Gue mau ngenalin lo sama sahabat gue"
"Yaelah, kenapa pake dikenalin segala sih. Kan gue juga udah pada kenal sama sahabat lo, lagian sahabat lo kan sahabat gue juga, gimana sih lo"
"Bukan. Yang ini beda, ini beda dari yang lainnya. Dia cewek, dan temen dia cuman gue. Jadi gue mau bukan cuma gue temen dia, tapi lo juga"
"Lah, sejak kapan lo punya temen cewek deket lagi. Kok gue nggak tau?"
"Udah dari 3 tahun yang lalu sahabat sih lebih tepatnya, gue kenal sama dia waktu MOS pas pertama kali kita masuk Cendrawasih"
"Bukan gue nggak mau ngasih tau lo pada, cuman dia orangnya tertutup. Sampe sekarang aja kalo dia ada masalah dia takut mau cerita ke gue, tapi karna gue yakinin dia akhirnya ya dia mau cerita masalahnya ke gue, ya walaupun nggak semua" ucap Ridho panjang lebar.
"Jadi lo mau kan, Ga?" tanya Ridho.
Orang yang di tanya Ridho yang bernama Arga berfikir cukup lama, sebelum akhirnya ia mengangguk mengiyakan ucapan Ridho.
"Namanya Agatha, Agatha SA. Gue nggak tau apa kepanjangan dari huruf SA diakhir namanya itu. Dia pernah cerita sedikit ke gue, kalo dia yang dulu itu nggak kayak dia yang sekarang. Terus dia bilang, dia bukan asli orang sini dan yang gue tau dia tinggal di apartemen sendiri" ucap Ridho mulai bercerita.
Arga mendengarkan cerita Ridho dengan seksama tanpa ingin melewatkan satu kata pun yang dikatakan Ridho.
Ridho terdiam sebentar. Sedetik kemudian, ia melanjutkan lagi ceritanya.
"Gue pernah ngikutin dia, waktu itu dia pergi ke bengkel yang ada di depan toko bunga yang nggak jauh dari apartemennya"
Ridho menjeda ucapannya, dan bertanya pada Arga.
"Lo kenal sama Bimo anaknya bi Iyem kan?"Arga mengangguk.
"Nah dia ngobrol sama sih Bimo itu, trus nggak lama dia pergi dari situ. Gue penasaran lah, gue samperin tuh Bimo gue tanyain ngapain Agatha ke sana, dan gue nggak nyangka kalo bengkel itu tuh punya dia"
Arga yang mendengar itu terkejut. "Serius lo?" tanya Arga.
"Dua rius malah" balasnya mengacungkan dua jari tangannya.
"Gila, hebat banget. Cewek, masih muda lagi, udah punya usaha aja" ucap Arga sembari menggelengkan kepalanya.
"Tapi gue bingung.. "
"Bingung ngapa?"
"Sebagai sahabat kan saling berbagi cerita nih, nah dia palingan kalo cerita yang menurut dia penting aja" ucap Ridho memalingkan wajahnya.
Arga menepuk pelan pundak Ridho.
"Positif thingking aja, mungkin dia kayak gitu karna dia nggak mau membebani lo. Mungkin aja dia nggak mau cerita masalah dia karena dia nggak mau lo kepikiran sama masalah hidup dia" balas Arga menjeda kalimatnya.
"Gini deh, kita ini pasti punya masalah pribadi masing-masing. Contohnya lo nih, lo nggak mau orang-orang tau rahasia lo kan karena lo nggak mau orang khawatir sama keadaan lo. Nah begitu juga dia, dia sama kayak lo, Dho" lanjut Arga.
"Yaudah, sebaiknya lo omongin ini sama dia. Siapa tau dia bakal ngerti"
Ridho tersenyum menanggapi ucapan Arga. "Ternyata lo bisa bijak juga ya"
"Anjay, gue kira lo bakal bilang 'makasih Arga ganteng sepupu gue, udah mau dengerin curhatan gue' lah ini kagak, kan kampret" balas Arga.
"Makasih deh, lo memang sepupu gue yang baik dah" ucap Ridho sembari memukul lengan Arga.
"Yaudah kalo gitu gue pamit ya, ntar nyokap nyariin gue lagi. Besok istirahat pertama, di taman belakang sekolah, oke" ucap Ridho sembari melangkah meninggalkan Arga.
"Lahh si kunyuk, malah gue yang ditinggal" ucap Ridho menunjuk dirinya sendiri. Ia bangkit dari duduknya melangkah pergi menyusul Ridho.
…
KAMU SEDANG MEMBACA
AGATHA (END)
Ficțiune adolescenți(FOLLOW DULU BARU BACA) - Seorang gadis yang merasa hidupnya kurang beruntung seperti gadis pada umumnya. Merasa nasibnya sangat malang atau mungkin menyedihkan. Karena kesalahan yang pernah ia lakukan, ia mulai dijauhi dan memutuskan pergi. Dari s...