-
Sepulang sekolah, Agatha diam-diam mengikuti Arga. Ia ingin memastikan apakah orang yang di menelpon Arga kemarin malam merupakan salah satu orang yang ia rindukan selama ini. Setelah Arga keluar dari area parkiran, Agatha keluar dari persembunyiannya di balik pohon menuju motornya yang terparkir tak jauh dari motor Arga tadi.
Agatha mengendarai motornya keluar sekolah, namun ia sudah tak melihat dimana keberadaan Arga. Alhasil, ia hanya celingak-celinguk melihat sekeliling.
"Kalo nggak gini, besok aja gimana? Kita ketemu di kafe deket SMA Cendrawasih, gimana?"
Agatha tersenyum kala mengingat kata-kata yang diucapkan Arga kemarin. Ia segera menancap gas motor menuju Kafe Cemara--dimana tempat janjian Arga dengan seseorang di telpon itu.Beberapa menit, Agatha sudah sampai di kafe itu. Ia melihat motor Arga terparkir di depan kafe, dengan segera Agatha memarkirkan motornya tak jauh dari motor Arga diparkirkan. Agatha memasuki kafe dengan sedikit takut. Ya, takut ketahuan bahwa ia mengikuti Arga sampai ke kafe ini.
Ia mencari tempat duduk yang berada tak jauh dari mereka, agar dapat mendengar apa yang mereka katakan nanti. Terlihat dua orang laki-laki sedang duduk berhadapan di pojok kafe dekat jendela. Arga duduk menghadap pintu kafe, sedangkan orang yang bersama Arga duduk membelakanginya.
Agatha menutupi wajahnya dengan buku menu yang ada di atas meja. Samar-samar ia mendengar percakapan mereka.
"Maaf nih bang, jadi ngerepotin gini" ucap cowok yang bersama Arga.
"Iya nggak apa-apa, santai aja. Lo mau ngomong apa sebenernya?" tanya Arga to the point.
"Jadi gini, kemarin gue nggak sengaja denger lo telponan sama temen lo"
Arga menatap orang yang ada di hadapannya serius.
"Trus?"
"Ehmm. Gue denger lo nyebut-nyebut nama Agatha" ucap cowok itu ragu.
"Lah, kok gue?" batin Agatha bingung.
Agatha kembali memfokuskan telinga untuk mendengarkan kelanjutan pembicaraan mereka.
Arga masih meyimak kelanjutan yang akan diucapkan teman adiknya ini. Ia menyandar pada punggung kursi dan bersidekap dada.
"Gue cerita dari awal boleh kali ya, bang?" tanyanya ragu.
Arga menganggukkan kepala. Azka mulai menceritakan masalahnya pada Arga.
"Gue punya kakak namanya Agatha, dia pergi dari rumah sekitar tiga tahun yang lalu. Dari dulu gue nyariin dia tapi nggak ketemu, trus gue denger lo ngomong di telpon nyebut nama Agatha, ya gue berharap itu kakak gue" lirih Azka menundukkan kepala.
"Siapa nama lengkap kakak lo?" tanya Arga.
Azka mengangkat kepalanya melihat Arga.
"Agatha Sanaya Alexander, bang" jawab Azka.
Arga mengangguk-anggukkan kepalanya mendengar ucapan Azka, ia membuka lockscreen ponselnya, mencari foto seseorang untuk ditunjukkan pada Azka. Setelah menemukan, ia menghadapkan layar ponselnya ke hadapan Azka.
"Ini bukan orangnya?"
"I..iya bang, ini kakak gue. Lo tau dia dimana sekarang, bantu gue, bang. Gue mau ketemu sama dia" ucap Azka penuh antusias.
"Lo mau tau dia dimana?" tanya Arga.
Azka menganggukkan kepalanya. Arga menunjuk seorang perempuan duduk sendiri yang berada tak jauh dari tempat mereka tempati dengan dagunya. Azka menoleh melihat orang yang ditunjuk Arga.

KAMU SEDANG MEMBACA
AGATHA (END)
Novela Juvenil(FOLLOW DULU BARU BACA) - Seorang gadis yang merasa hidupnya kurang beruntung seperti gadis pada umumnya. Merasa nasibnya sangat malang atau mungkin menyedihkan. Karena kesalahan yang pernah ia lakukan, ia mulai dijauhi dan memutuskan pergi. Dari s...