- C H A P T E R 9 -

2.3K 96 2
                                    

-

"Van van, gue ada cerita nih. Cita-cita gue kan jadi Tentara nih, nah gue punya teka-teki" ucap Arsen pada Revan.

Saat ini Arsen, Revan, dan Arga sedang berada di kantin. Suasana kantin sangat ramai karena ini adalah waktunya istirahat.

"Lahh, lo gimana sih" ucap Revan bingung.

Arsen menaikkan sebelah alisnya.

"Awalnya lo bilang ada cerita, trus kenapa endingnya jadi teka-teki?" sambung Revan.

"Lo mau tau kagak teka-tekinya?"

"Hmm. Apaan?" tanya Revan malas sembari memutar bola matanya.

Arsen mengarahkan pandangannya ke arah Arga yang sedang menikmati jus jeruknya. Merasa diperhatikan, Arga menatap sinis Arsen.

"Lo nggak mau tau apa teka-teki gue?"

"Nggak" jawab Arga singkat.

"Yaudah deh" balas Arsen kembali mengarahkan pandangannya kepada Revan.

"Kopi, kopi apa yang romantis?" tanya Arsen pada Revan.

"Mana gue tau" balas Revan nyalang.

"Iss lo tebak dulu kek, Van" ucap Arsen memelas.

"Kopi luwak" jawab Revan asal.

"Salah. Jawabannya..."

"Kopinang kau dengaaannnn pedang pora" ucap Arsen menyanyikan lagu Kupinang Kau Dengan Bismillah digantikan dengan lirik lagu yang ia karang sendiri sembari mengangkat kedua tangannya mengarah ke Revan.

Arga yang sedang meminum jusnya tersedak mendengar penuturan yang dilontarkan Arsen. Revan menoyor kepala Arsen, "Kupinang kau dengan bismillah, ogeb"

Arsen memegang kepalanya yang ditoyor oleh Revan. "Ya suka-suka gue  lah, gue yang nyanyi juga sewot banget"

"Hehh, ya gue sewot lah bego. Orang lo nyanyi ngarahnya ke muka gue, lo kira gue homo" balas Revan tak terima.

"Yee siapa juga yang mau homo sama lo, lo sama gue gantengan juga gue" ucap Arsen pede sembari menyisir rambutnya dengan jari-jari tangannya.

"Jadi maksudnya lo homo, Sen?" selidik Revan.

Arga yang berada diantara mereka hanya diam menyaksikan perdebatan yang mereka buat.

Arsen memukul lengan Revan kuat. "Enak aja lo, gue masih waras ya. Ganteng gini dibilang homo"

"Anjay, sakit tangan gue. Kambing lo ye" balas Revan mengelus-elus lengannya.

"Nohh, lo nyanyiin aja tuh lagu lo tadi ke dia tuh" ucap Revan mengarah pada seorang cewek yang melewati mereka.

"Gilo aja, lo nyuruh gue ngerayu cewek galak kaya gitu. Yang ada ditonjok gue" tunjuk Arsen pada cewek itu.

Cewek yang dimaksud mereka membalikkan badan dan berjalan menghampiri Arsen dkk.

"Mampus lo, Sen. Kena tampol dahh" ucap Revan.

"Duh, gimana nih ntar merah sebelah pipi gue" balas Arsen memegang pipinya.

Cewek itu semakin dekat, tepat berada di hadapan Arsen dkk, ia berkacak pinggang.

"Siapa yang jelek-jelekin gue tadi?" tanya tuh cewek.

Revan dan Arga menunjuk Arsen, sedangkan Arsen menunjuk Revan. Setelah mengetahui siapa orangnya cewek itu langsung menampar pipi kiri Arsen.

"Biar nggak merah sebelah, gue tambahin nih"

Plaakkk...

Setelah itu, cewek yang bernama Ria itu melangkah meninggalkan gerombolan Arga.

Setelah cewek itu sudah jauh, Arga dan seluruh penjuru kantin tertawa terbahak-bahak melihat ekspresi Arsen.

"Bbhhaaahahahahaha, mampus lo. Rasain lo kan, emang enak" ucap Revan sembari memegangi perutnya.

Arga tertawa melihat nasid temannya itu, "Makanya lain kalo kalo mau ngomong disaring dulu, kena tampol dah lo"

"Taaiii lo pada ya, bukannya nolongin gue malah diketawain kayak gini. Jahat bener punya temen mah" ucapnya memelas memegangi kedua pipinya yang kena tamparan maut.

"Lagian mulut lo ember sih" balas Revan.

Beberapa menit setelah itu, suasana kantin mulai tenang seperti biasa.

Arga mengarah ke pintu kantin, ia melihat Agatha berjalan seorang diri menuju stand penjual jus. Setelah menerima pesanan, Agatha pergi dari kantin.

Arga bangkit dari duduknya hendak mengikuti langkah Agatha. Namun, langkahnya terhenti akibat pertanyaan sahabatnya.

"Mau kemana lo?" tanya Arsen.

"Toilet bentar, kebelet" jawab Arga.

Arsen dan Revan mengangguk setelah mendapat jawaban dari Arga. Arga melangkah dengan lebar takut tertinggal oleh langkah Agatha.

Agatha yang merasa ada yang mengikutinya berbalik badan untuk melihat siapa orang yang sudah berani-beraninya mengikuti dia. Setelah mengetahui siapa orangnya, Agatha bersidekap dada.

Arga menghentikan langkahnya karna Agatha mengetahui bahwa ia mengikuti Agatha.

"Mau apa lo?" ketus Agatha.

"Ngikutin lo lah, apalagi emangnya?" jawab Arga santai.

"Lo tuh nggak ada kerjaan lain apa selain ngikutin gue?"

"Ada sih, cuman ya demi lo gue rela deh ninggalin semua kerjaan gue"

Agatha menghentakkan kakinya dan berbalik melangkah meninggalkan Arga. Arga mengikuti Agatha dari belakang, "ya kalo nggak taman pasti rooftop" batin Arga.

Yuhuu guys.
Aku udah update lagi nih, menurut kalian sampe sini seru nggak sih ceritanya?
Kasih pendapat dong, biar makin semangat akunya ngelanjutin cerita ini.

Jangan lupa vote and comment guys❤

AGATHA (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang