10

36 7 0
                                    

Baru sebulan yang lalu sekolah mengadakan semarak dirgahayu, tetapi sekarang harus merasakan kembali semarak hanya saja kali ini adalah semarak ulang tahun sekolah. Acara yang di adakan hari ini sampai nanti malam. Saat hara izin untuk ikut acara ini dia sempat mendapat tentangan dari mamanya, karna acaranya yang terlalu malam untuk di ikuti, padahal acara akan selesai jam 7 malam.

"hara Doain ya sekarang gw mau lomba" ucap muti hara hanya mebalas dengan anggukan

"Iya semangat ya, jangan sampe salah ngelukis lagi" ucap hara.

Benar muti sangat ahli dalam hal melukis, hanya saja muti pernah salah melukis gamabaran. Sekarang hara masih berada di dalam kelas, karna hara tidak mengikuti lomba atau pun pensi. Padahal banyak sekali yang menawarkan hanya saja hara menolaknya karna tidak ingin menjadi seorang yang terlalu menonjol di sekolah.

"Hey, diem mulu dikelas" sapa seoarang yang mengejutkan hara, siapa lagi kalo bukan arul. Arul pun masuk kedalam kelas dan terduduk di kursi sebelah hara.

"Aku ngantuk ra" ucap arul, entah kenapa hara seperti mencium bau rokok.

"Kamu ngerokok lagi ya? Bandel banget si" ucap hara dengan kesal

"Hehe" arul hanya mampu tertawa

"Ini yang terakhir kali aku kasih tau. Jangan ngerokok, kan gak baik buat kesehatan kamu, emang bukan sekarang kerasanya tapi nanti, aku minta maaf kalo aku ngelarang kaya gini, mungkin kalo cowok gak ngerokok kurang lengkap, tapi engga kaya gitu juga kok , itu si terserah kamu, yang penting aku dah kasih tau" ucap hara dengan nada khasnya

"Iya iya hara" ucapnya

"Aku mau tidur dulu ya, bangunin aja kalo nama aku di panggil" ucap arul, tiba - tiba ada beberapa kakak kelas yang berjalan kearah mereka

"Eh ada arul gak? " tanya kakak kelas yang hara tau dia bernama Salsa

"Ada ka, kenapa emangnya? " tanya hara balik

"Engga papa salamin aja ya dari Salsa" ucapnya hara hanya dapat mengangguk, kak Salsa pun pergi meninggalkan kelasnya. Hara pun memperhatikan arul yang sedang tertidur.

"Aku akui kamu emang ganteng rul, samapai - sampai banya orang yang ingin dekat sama kamu, dan mereka semua cantik, tapi kenapa kamu malah milih aku yang biasa aja" ucap hara pada dirinya sendiri

"Karna kamu spesial ra, dan kamu berbeda di Mata aku" ucap arul tetapi matanya masih terpejam

"Dia ngigo kali ya" monolog hara bingung

"Engga kok aku gak ngingo" ucap arul sambil membuka matanya

"Yaudah tidur lagi gih nanti aku bangunin" ucap hara , arul tidak menjawab apa pun dia kembali memejamkan matanya. Hara pun memilih memainkan handphonenya,dia baru saja menerima notif pesan chat.

Falle : Ra, gw gabut di sekolah, sekarang sekolah lu lagi semarak ya?

Hara : iya kenapa emangnya?

Fallel : besok temenin gw nyari baju

Hara : tapi traktir gw es cream

Falle : iya

Hara pun mengakhiri pesan chatnya tiba - tiba ada seorang yang berdiri di depan meja hara

"Dika kenapa? " tanya hara dengan nada suara yang hara kecilkan karna takut membangunkan arul

"Lu gak ikut lomba? " tanyanya hara hanya menjawab dengan gelengan kepala

"Oh gitu yaudah nanti nonton pensi gw sama arul ya" pintanya

"Engga ah, gw mau nontonin arul aja, seharusnya lu bilang kaya gini ke pacar lu bukan ke gw" ucap hara, memang benarkan hara hanya ingin menontoni arul kenapa dia harus meminta hara untuk menontoni dika juga.

"Gw dah putus" ucapnya lalu pergi begitu saja

"Dasar playboy cap badak" ucap hara, begitulah kenyataannya, dalam sebulan saja dia bisa membonceng cewe yang berbeda saat pulang sekolah, dan saat dia tanya semua orang yang di bonceng olenya adalah pacarnya.

#####

Hara tengah memandangi layar handphonenya yang sedang menampilkan live stream acara di sekolahnya, jujur saja dia masih ingin ada disana, andai saja bang varo tidak datang untuk menjemputnya pulang hara pasti bisa menonton pertunjukan dari arul. Padahal tadi pagi hara dan orang tuanya sudah sepakat, hara bisa mengikuti acara tersebut sampai selesai,namu hara sudah punya firasat bahwa hal ini akan terjadi. Bang varo yang tiba – tiba muncul di hadapannya dan bilang dia harus pulang, rasanya hara ingin bebas seperti yang lain.

Hara meletakan handphonenya yang masih menayangkan siaran langsung, hara merentangkan badannya di kasur, sambil menatap langit – langit kamarnya. Terkadang hara suka berfikir bagaimana ya rasanya menghabiskan waktu bermain sampai hari menjelang malam? Atau bagaimana rasanya nginap di rumah teman, atau main bareng di vila? Atau mungkin sekedar bermain travel ke beberapa kota? Hara selalu menginginkan itu terjadi, namun kenyataannya sungguh itu hanya angan yang ada di fikiran hara.

Hara bangun dari posisi tidurannya lalu berjalan kearah jendela kamarnya yang sudah tertutup tirai jendela. Saat hara membuka tirai tersebut berharap muncul seorang dari balik jendela di sebrang sana. hara terus memperhatikan namun nihil tidak muncul apa yang di harapkannya sama sekali. Hara pun akhirnya terduduk di kursi meja belajarnya, matanya tertuju pada buku diarynya, sebuah senyum mereka di bibirnya, di bukalah diary miliknya dan mulai menulis dengan tulisan yang di awali dengan sebuah pertanyaa. Apa kehidupan ini tidak bisa berjalan sesuai dengan kemauan ku?

#####

Arul memandangi keseluruhan orang – orang yang tengah menontonnya, bahkan dirinya sempat tidak fokus, sampai pada panggilan dika menyadarkan dirinya untuk fokus, arul mencari keberadaan hara namun sepertinya nihil. Kemana gadis kesayangannya itu? Arul kembali berusaha fokus memetik gitar yang ada di pangkuannya setidaknya biarkan penampilan ini berjalan lancar dan cepat. Jujur saja dia merindukan gadis itu.

Gema tepuk tangan menyadarkan arul bahwa penampilan ini sudah berakhir, dengan segera arul berdiri meninggalkan panggung sambil membawa gitar di tangannya. Saat berada di belakang panggung arul berpapasan dengan aulia, dia salah satu sahabat dari hara.

"lu liat hara?" tanya arul

"oh iya, hara tadi bilang dia minta maaf gak bisa nonton soalnya di tadi udah di jemput" ucap aulia

"iya tadi gw juga liat kok, di jemput sama cowok kan tapi keliatannya anak kuliahan gitu" ucap april yang entah muncul dari mana ikut obrolan mereka.

"iri aja lu, dia abangnya mau apa lu, bikin gosip lagi" sarkas aulia lalu meninggalkan mereka berdua, sebuah senyum mereka di wajah arul.

Setidaknya arul tidak terlalu khawatir jika sewaktu – waktu hara di ganggu, karna salah satu sahabatnya yang bisa di bilang seperti macan itu mampu menggigit siapa saja yang mengganggu sahabatnya. 

Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang