31. Rahasia

5 3 0
                                        

hai semuanya yang udah nunggu cerita ini update, makasih banyak juga atas partisipasi kalian dalam membaca cerita ini, aku mau ngasih tau mungkin diantara kalian bingung dengan cerita ini, ya saran aku kalian baca sampai cerita ini selesai, karna setelah cerita ini selesai, aku bakal ngerevisi dan memperjelas jalannya cerita ini, dan bagaimana pun akhir dari cerita ini aku harap kalian tetap dukung ceritanya ya. 

.

.

dan semangat aku belakangan ini sedikit menurun, aku rasa semangatnya karna kalian kurang vote dan komen dehh, hehe, aku gak jadi masalah kalau kalian komen apa pun aku terima kok, makasih yaa semuanya. 

#####

Hara tengah memandangi bendera yang sedang berkibar di tengah lapangan, tidak hara tidak sedang menjalani hukuman, dia hanya sedang menunggu guru yang hendak mengajarkan kesenian, lagi pula hara tidak sendiri hara tengah berdiri bersama aulia namun tanpa muti dan aure, karna lagi – lagi mereka terpilih menjadi perwakilan sekolah untuk ajang lomba angklung. Bukan hanya mereka berdua juga yang sedang menunggu guru kesenian namun beberapa perwakilan pun menunggu hal yang sama.

"baik anak – anak, maaf ya sudah membuat kalian menunggu, nanti kalian masuk ke dalam ruang kesenian, bapak sudah namain di setiap angklung nama kalian, jadi nanti tinggal cari nama kalian aja di sana, ayo langsung masuk aja" ucap pak mahrul.

Hara pun melangkahkan kakinya, rasanya hara berjalan dengan pikiran yang kosong, hara menatap beberapa murid yang sudah memegang bagian angklungnya masing – masing, namun hara bingung apa yang ingin dia lakukan. Hara hanya menengok kekanan dan kekiri sesekali memandangi sekitar.

"ra, ini ambil punya lu, kok malah diem" ucap aulia yang peka mengambilkan salah satu angklung dengan namanya. Kami pun berdiri sesuai dengan not nada angklung yang kami pegang. Entah hara sudah siap mendapatkan omelan tegas dari pak mahrul jika dirinya tidak konsen kali imi.

#####

Arul tengah memandangi handphonenya bingung, sudah 1 hari hara tidak ada kabar, di tambah lagi dengan dirinya yang hari ini terlihat menghindarinya tanpa alasan, jujur saja arul ingin menanyakan apa yang tengah terjadi padanya, apa arul membuat kesalahan.

"rul, jam kos kuy" ucap risky yang menengok kearahnya sambil menunjukan layar hpnya yang menampilkan sebuah chat grup NTANA, satu pesan yang membuat arul mengangguk karna pesan itu dari kakak kelasnya yang menyuruh mereka untuk berkumpul di warung belakang sekolah mereka. Arul pun berdiri beriringan dengan risky dan beberapa temannya yang termasuk NTANA.

"mau kemana lagi mereka, heran gw bukannya sekolah dengan benar malah cabut mulu, kalo bawa prestasi, bawanya malah nama jelek sekolah, apa lagi itu tuh pacarnya hara, gw suka kesian kalo hara suka di omongin gara – gara pacarnya kaya gitu, kalo gw jadi hara gw nyari yang bawa nama baik buat gw bukan kaya gitu, udah mana sekarang nama baik hara lagi di omongin sama beberapa guru yang muji dia, semoga aja..." ucap putri berhenti, ketika tangan athar yang bergerak untuk menyuruh putri berhenti bicara. Arul pun berjalan kea rah putri.

"yang ngejalanin hidup gw, lu gak cape komen hidup orang mulu" ucap arul dengan nada yang tidak suka.

"HEH!, emangnya lu gak kesian sama kehidupan orang yang tadinya adem anyem, baik – baik aja sekarang bener – bener terusik cuman gara – gara punya hubungan special dengan lu, setiap hari harus denger sindiran dari kakak kelas yang benci dia punya hubungan sama lu, padahal niat dia baik mau buat lu berubah tapi lunya kaya gini, gila si gw yakin lu gak punya perasaan karna gak mandang sampe situ" ucap putri yang berbicara panjang lebar membuat arul mengepal kedua tanganya.

Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang