11.siapa dia?

32 9 0
                                        

Hai semuanya sehat semua kan? Pastikan selalu sehat yaa ..
.
.
Happy reading
.
Jangan lupa tinggalkan jejak

Arul tengah asik mendengarkan canda gurau dari anak tongkrongan mulai dari mereka yang melemparkan gurauan sampai mereka yang menggosip ria. Namun arul hanya memandangi mereka, hanya ikut duduk di antara mereka. Arul yang bosan memilih memainkan handphonenya. Hari ini dirinya dan hara tidak terlalu banyak berinteraksi, hanya saling melempar senyum.

Jika arul tidak bisa bertemu dengan hara di luar jam sekolah yang arul lakukan hanya mengechek sosial media milik hara, karna terkadang hara suka membagikan beberapa momen miliknya di sini.

Saat arul melihat story instagram milik hara terlihat jelas bahwa itu bukan dirinya melainkan seorang laki - laki yang tengah berjalan di hadapan hara itu pun mungkin. Ah lagi pula tidak terlalu memungkinkan itu tertuju kepada satu orang karna ada beberapa orang juga yang berada di sana bisa di bilang mungkin hara sedang ada di mall saat ini.

"Weyyy pacaran mulu nihh" tegur seorang entah suara itu tertuju kepada siapa, arul yang menyadari hanya dirinya saja yang memainkan handphone segeralah dia memasukan handphonenya kekantung celana jeans miliknya.

"Gw denger lu jago di arena? Mau duel?" tanya kak adnan yang membuat arul langsung menganggukan kepala, betul dirinya butuh arena saat ini. Sebenarnya arul ingin menghisap sebatang rokok hanya saja dia selalu ingat pesan hara.

"Yuk batasnya dari sini sampe akhir jalan komplek ini ya"

Dari sore hari banyak sekali notif chat ,arul hanya melihat tanpa membacanya entah kenapa ia menjadi merasa kesal dengan hara. Sekarang sudah jam 7 tapi arul belum mau masuk kedalam kelas, bahkan dia tidak ingin masuk kedalam kelas . Sekarang arul memilih berdiam di ruang ini, UKS. Handphone arul pun berbunyi

"Hara call" rasanya sangat malas sekali mengangkatnya, tapi disisi lain arul tidak enak, akhirnya arul mengangkat telphone tersebut

"Kamu kenapa?" ucapnya yang sangat jelas terdengar nada khawatir

"Gapapa"

"Kamu gak sekolah? "

"Sekolah"

"Kamu marah ya"

"Engga"

"Bohong"

"Iyaa engga"

"Yaudah cepet kekelas ya"

"Hmm" ucap arul sambil mematikan panggilan telphone tersebut.

Sorry ra gw pengen sendiri

#####

Hara hanya memandangi handphonenya, karna dia merasa aneh dengan sikap arul kali ini. Entah apa yang membuatnya menjadi serba salah. Hari ini juga mutiara tidak masuk, tapi kali ini hara nampak bingung, hara pun menengok kebangku belakang melihat apri yang sedang memainkan handphonenya.

"Pri"

"Kenapa"

"Lu tau arul di mana gak"

"Lah kok lu tanya gw, kan lu pacarnya"

"Kalo gw tau juga gw gak akan nanya kali"

"Yaudah lu cari aja sendiri, mungkin lu buat salah kali"

"Gw gak buat salah"

"Ini lu bilang gak buat salah"

Bagai mana apri bisa tau

"Sadarkan lu"

Hara pun langsung berdiri dan keluar kelas entah kenapa arah langkah kaki hara menuntunnya untuk pergi keUKS dengan nafas yang masih terengah engah hara berdiam didepan pintu UKS

Kenapa gw takut buat buka pintunya

"Brukk"

Dapat, hara pun berjalan mendekat kearah seorang lelaki yang sedang terduduk dikursi dengan heatset yang menyumpal telinganya. Hara pun semakin mendekat kearah lelaki tersebut saat sudah dekat hara pun menggenggam tangan lelaki tersebut, dengan segera lelaki itu melepas headsetnya

"Maaf" ucap hara dengan takut hara masih saja menunduk tidak berani melihat wajah seorang yang ada di depannya

"Maaf kenapa? " ucapnya, ini pertama kalinya hara mendengar suara yang begitu dingin dari seorang yang dia sayang

"Aku salah" ucap hara masih menunduk dan masih tidak berani mengangkat kepalanya, sepertinya ini pertama kali hara melihat lelaki ini marah siapa lagi kalo bukan arul

"Salah apa si"

"Aku salah jalan sama cowo lain dan buat kamu jadi marah kaya gini" ucap hara dan entah kenapa air mata hara jatuh begitu saja

"Dia cuman... "

"Brukk"

"Aku gak butuh penjelasan kamu, kamu berhasil buat aku cemburu" ucap arul hara hanya bisa menangis dalam pelukan arul, hara benar - benar merasa bersalah

"Maaf aku bersifat dingin" ucap arul sambil melepas pelukan dan menghapus Air mata hara, hara hanya menjawab dengan anggukan

"Kamu lucu, kalo abis nangis" ucap arul sambil tersenyum

"Ihh apa si" ucap hara sambil menutup wajahnya

"Belum ada guru? "Tanya arul, hara hanya menggeleng

"Yaudah jangan nangis, kekelas aja yuk" ucap arul hara hanya dapat menjawab dengan anggukan.

#####

Terlihat seorang wanita cantik yang sedang tertawa bahagia dengan seorang lelaki yang sedang asik mengacak - ngacak rambut wanita tersebut . Entah kenapa rasanya sangat muak melihat mereka, apa tidak cukup dengan cara kemarin.

"Eh kok lu bengong" tegur anastasya sambil meminum jusnya

"Engga" elak apri

"Jadi gimana? Kita jadi hunting gak?" tanya lala sambil memainkan handphonenya

"Gw si kuy aja" ucap widia

"Iyaa gw juga ayo aja, hari ini kan" ucap rahma

"Iya hari ini, pri lu gimana?gw liatin tuh muka kayanya bete banget"ucap anastasya

"Terserah kalian lah" ucap apri yang masih memperhatikan 2 sejoli tersebut

Andai gw ada di posisi cewe manja itu.

#####

Hara hanya dapat tersenyum dengan gembira karna sepulang sekolah ini arul mengajaknya kesini, sebuah kedai es cream yang terletak diantara beberapa toko. Sekarang hara sedang menunggu es cream pesanannya, sedangkan arul sedang pergi kekamar mandi.

Hara sudah menyiap kan beberapa materi pembelajaran yang akan dia ajarkan pada arul. Arul pun datang berbarengan dengan datangnya es cream yang mereka pesan

"Kok ada buku pelajaran? " tanya arul

"Kamu lupa, kan sekarang jadwalnya les tambahan" ucap hara sambil terkekeh karna melihat ekspresi wajah arul

"Nanti aja deh ra, gw lagi males mikir" ucapnya

"Jangan gitu lah, nanti fans kamu pada sedih loh, masa pangeran badboy mereka mendapat kan nilai matematikanya jelek" ucap hara sambil memakan toping es cream

"Yaudah gak papa, fans aku sedih yang penting orang yang aku sayang tetap tersenyum" ucapnya dengan bangga

"Termasuk orang yang kamu sayang juga bakal ikut sedih

"Yaudah deh yuk belajar, tapi jangan terlalu banyak nanti aku stress"

"Engga kok gak akan stress paling gila doang"

"Tergila - gila karna kamu aja deh tapi jangan gila karna matematika"

Hara hanya mampu tertawa melihat sikap semangat arul dalam belajar, setidaknya membuat dia berubah perlahan.

Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang