hai semuanya... gimana nih kabarnya? semoga selalu sehat yaa
jangan lupa vote yaa.
.
.
.
Deru suara motor saling bersautan entah itu motor yang datang atau pergi atau mungkin motor yang sedang tanding di arena, disini arul kembali kedunia ini, dengan menghisap sebatang rokok yang dengan setia terselip diantara jarinya.
"wes, long time no see bro" sapa seseorang dengan jaket bomber yang melekat di tubunya, arul hanya melihat sekilas tidak terlalu tertarik dengan orang yang sedang menyapanya.
"kok gw jadi sering liat lu kesini sama si risky, kemana si dika?" tanyanya, dia reyhan orang yang sempat menyapanya, namun arul hiraukan.
"gak tau" ucap arul seadanya
"kalo lu lagi begini, mending main, dari pada lu cuman ngasep doang, ayo buru sama gw" ajak reyhan, benar juga rokok ini tidak menghilangkan pikirannya, tentu pikirannya sedang kacau semenjak pulang sekolah tadi, semua seisi otaknya mungkin penuh dengan satu nama, hara.
"ayo" ucap arul sambil mematikan batang rokok yang baru dia hisap setengah lalu berjalan menggunakan helmnya, maaf ra, untuk kali ini gw ngelanggar janji.
#####
"fall!" teriak hara ketika membuka pintu kamar milik naufal
"astagfirullah, ra ini rumah gw bukan hutan gak usah teriak – teriak" keluh naufal sambil menatap hara takut.
"kok es cream lu abis" keluh hara sambil berjalan dan mendudukkan dirinya di ranjang naufal.
"emangnya kulkas gw pabriknya, ya ada kalanya abis lah" ucap naufal sewot.
"yaudah beli es cream yu" ajak hara yang terlihat sedang bad mood.
"yaudah tunggu di luar sana" ucap naufal yang bangkit dari duduknya. Namun hara masih tersenyum melihat kearah naufal.
"ngapa lu senyum – senyum" ucap naufal yang lagi – lagi memandang hara takut.
"naufal baik deh" ucap hara dengan nada yang dia buat – buat
"jangan bilang lu mau gw yang bayarin es creamnya, plis deh ra gw..." ucap naufal yang terpotong.
"gw mau minjem hp bukan minta traktir, tapi kalo lu mu traktir juga gak masalah kok, gw terima lapang dada" ucap hara sambil mengadahkan tangan ke depan wajahnya.
"gak! Bisa – bisa abis uang jajan gw buat seminggu" ucap naufal sambil memberikan handphone miliknya kepada hara, dengan senang hati hara menerimanya dan keluar kamar naufal. Hal ini sudah biasa dia lakukan naufal pun tidak pernah marah jika hara membuka – buka chat pribadinya. Karna menurut naufal tidak ada yang perlu di tutupi dari hara. Namun hara terteguh ketika memikirkan kalimat naufal itu, bagai mana dengan dirinya bukankah dirinya sama saja tidak mempercayai naufal, hara sama sekali belum berani bilang bahwa dia akan segera pindah.
"AKHH" keluh hara sambil memegangi kepalanya, entahlah belakangan ini kepalanya sering kali sakit, dan hara tidak tau apa sebabnya. Hara menekan beberapa titik di bagian kepalanya yang terasa sakit, perlahan rasa sakit itu mereda.
"kok lu masih disini? Mau es cream gak?" tanya naufal yang berada di sampingnya dan perlahan berjalan mendahului hara yang masih terdiam menetralkan rasa sakit kepalanya.
"bu, naufal mau ke mini market bentar ya" ucap naufal yang pamit ke ibunya.
"beli es cream lagi?" tanya ibu naufal yang tidak heran jika naufal dan hara pergi ke mini market. Hara yang merasa ikut di tanya pun hanya mampu tersenyum.
"yaudah jangan malem – malem" ucap ibu naufal hara dan naufal segera pamit dan pergi ke mini market untuk berburu makanan favoritenya.
#####
Hara baru saja pulang dari rumah naufal, dirinya bahkan sudah menghabiskan 4 es cream dan tentu saja tidak semua uangnya, karna dengan terpaksa naufal membelikan dirinya es cream dengan ancaman hara akan menyita hp miliknya jika dia tidak membelikan hara es cream. Bukan karna chatan penting yang harus naufal balas jika dia tidak memegang hp miliknya, melainkan game yang harus dia mainkan setiap malamnya. Hara sudah hendak membuka knop pintu kamarnya namun gerakannya terhenti saat sebuah suara memanggilnya.
"kamu udah beresin barang kamu yang mau di bawa?" tanya mamanya, hara pun menengok kearah sang mama yang sedang menyodorkan sebuah kertas dengan namanya yang tertera di sana.
"belum" ucap hara sambil mengambil kertas yang di berikan mamanya.
"kemas dikit – dikit, biar gak ada yang ketinggalan, 2 minggu lagi loh" ucap mamanya mengingatkan hara. 3 minggu lagi ya. Hara hanya mampu mengangguk jujur saja dia sedih harus kembali pindah, namun jika dilihat lagi ini salahnya, salah dirinya yang melanggar aturan yang sudah di tentukan oleh kedua orang tuanya. Hara pun memasuki kamarnya, terlihat sang kakak yang sedang skin care di depan kaca.
"udah pamit sama temen – temen?" tanya kakanya, hara hanya menjawab dengan gelengannya.
"mau kapan pamitan sama temen – temen kamu?" tanya kak salsa yang berjalan mendekat kearah hara yang masih setia di belakang pintu kamarnya.
"nanti aja kak, nunggu waktu yang tepat' ucap hara lalu berjalan menuju tempat tidurnya.
"naufal, udah tau?" tanya kakaknya hara lagi – lagi menjawab dengan gelengan
"pacar lu gimana, masih ada hubungan, apa gimana?" tanya kak salsa memastikan.
"gw gak bisa mutusin dia, gw mau dia yang mutusin gw" ucap hara sambil menunduk
"lu yakin? Mungkin ini pertama kalinya lu bakal ngerasain sakitnya jatuh cinta, jadikan ini sebagai pengalaman di hidup lu" nasehat kak salsa.
"tapi ini gak sesakit rasanya di kekang kak" ucap hara dengan suara yang mulai paruh, kak salsa yang mendengar suara hara yang mulai paruh akhirnya hanya mampu memeluk adiknya yang perlahan menumpahkan air matanya sambil berlahan meremas kertas sertifikat yang ada di tangannya. Aku lelah.
.
.
.
.
maaf ya kalo banya typonya, terima kasih.
![](https://img.wattpad.com/cover/159637289-288-k214613.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember You
Ficção Adolescente[REVISI] #Don't forget to follow oke #DONT PLAGIAT!! ~Rasa Jatuh Cinta yang Menjerat~ "sebenernya kamu nganggep aku apa rul?" Tanya hara "Seperti kamu nganggep aku" jawab arul ##### Hara Aqie gadis yang merasakan rasanya jatuh cinta dan memiliki...