20. Maaf

12 6 0
                                    

Rasa lelah sudah pasti hara rasakan, hawa panas dari kompor mengelilingi tubuhnya, namun dia merasa lega karna semua tugasnya sudah selesai.

"Ra" panggil seseorang yang membuat terkejut hara dia adalah kak rere salah satu anak PMR di sekolah.

"Gw minta bantuan lu, ada yang cidera di UKS, gw mau beli oxycan dulu ya" ucap kak rere yang terlihat buru - buru.

"Ca" panggil hara, ica yang faham hanya menganggukan kepalanya.

"Udah selesai semua kok, sisanya gw aja yang ngerapihin" ucap ica sambil tersenyum hara yang merasa dapat persetujuan langsung berlari menuju ruang UKS, bahkan dia lupa tidak menanyakan siapa yang sedang cedera.

Saat membuka pintu UKS terlihat sebuah kaki yang menggantung di salah satu ranjang UKS saat hara melihatnya.

"Lu... Yang cedera?" tanya hara memastikan, seorang lelaki dengan menggunakan celana olahraga dengan kaos putih lengan pendek yang ia pakai serta headset yang menyumpal salah satu telinganya.

Dia yang di tanya hanya menjawab dengan mengulurkan kakinya, hara pun melihat warna lebam di bagian pergelangan kakinya.

"Gw fikir lu mau numpang tidur lagi di UKS" ucap hara, karna yang ia temui terakhir kali lelaki ini tengah terbangun dari ranjang UKS.

Hara yang sudah melihat seberapa parah lukanya pun berjalan kearah kulkas yang terletak dekat meja pengecekan UKS. Sekolah menyediakan kulkas tersebut untuk menyimpan es batu agar sewaktu - waktu dapat di pakai seperti peristiwa ini. Hara pun mengambil beberapa es batu lalu menyimpannya di sebuah kantung dan berjalan kembali kearah ranjang.

"Ada luka lain gak?" tanya hara padanya.

"Ada, mau nyembuhin?" tanyanya balik.

"Iya, gw sembuhin sebisa gw" ucap hara cuek karna merasa janggal dengan jawabannya

"Yaudah gw tunggu sampe lu selesai sama dia baru lu datang ke gw" ucapnya, hara yang sedang menekan kecil area pergelangan kaki tersebut mendadak terdiam karna ucapannya

"Maksud lu, udah gila kali lu ya dik" ucap hara sedikit kesal karna dia membicarakan hal yang mustahil tentu saja hara tau kearah mana pembicaraan ini akan berlanjut.
Hara pun berdiri dan membereskan UKS. Tanpa berbicara hara pun langsung keluar ruangan dan berjalan dengan cepat. Rasanya sia - sia saja dirinya harus kehilangan tenaga lagi untuk ke UKS Yang berujung dia juga menguras emosi.

Hara pun berjalan menelusuri koridor untuk kembali ke kelas, namun pandangannya teralihkan saat melihat kearah lapangan terlihat banyak yang sedang mensuport tim kelas masing - masing hara hanya memperhatikan sambil terus berjalan.

"Loh kok lu balik lagi ra" tanya ica yang sedang menghias nampan yang nanti akan di sajikan untuk penilaian.

"Udah sembuh sendiri kali tuh orang" ucap hara yang tidak ingin panjang lebar

"Yaudah buat yang penilaian kita udah selesai tinggal yang buat kita makan bareng - bareng, tempatnya pake apaan ya" ucap ica yang tampak bingung, hara pun memandang sekitar dan pandangannya pun berhenti ke jendela kelas yang menampilkan beberapa pohon di sana.

"Gimana kalo makannya ngeriung, jadi makan di atas daun pisang?" tanya hara ke ica, ica yang terdiam langsung mengangguk

"Yaudah gw minta tolong dulu buat ambilin daun pisangnya" ucap hara lalu keluar kelas dan berjalan menuju lapangan, mungkin sekarang yang hara liat sedang melakukan lomba estafet karet hara pun berjalan kearah murid - murid kelasannya yang sedang duduk di area pinggir lapangan. Hara pun melihat arul lalu menghampirinya.

"Aku mau minta tolong boleh?" tanya hara yang di ajak berbicara pun terkejut langsung berdiri.

"Mau minta tolong apa?" tanyanya balik,

"Ambilin daun pisang" ucap hara yang sepertinya tidak dapat terdengar dengan baik karna teriakan - teriakan dari murid - murid.

"Hah" respon arul yang menjelaskan bahwa dia tidak mendengar, hara pun akhirnya membisikan kepada arul bahwa dia membutuhkan daun pisang. Arul pun tersenyum lalu mengacak - ngacak rambut hara lalu berjalan pergi meninggalkannya. Hara yang mengerti langsung berjalan menuju kelasnya dan kembali mempersiapkan hal yang belum selesai.

Tanpa di sadari ada sepasang mata yang tengah menatap iri lewat layar handphone yang sengaja di arahkan kearah kedua sejoli tersebut sambil memandang dengan tatapan tidak suka.

####

Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan dan juga hari yang begitu menyenangkan menurut hara. Pasalnya hari ini kelasannya mendapat banyak kejuaraan dari hal yang sederhana sampai menurut mereka yang kuar biasa.

"Oke kita tepuk tangan dulu bagi mereka yang udah buat nama kelas kita menjadi juara umum dari semua lomba" ucap rizky yang membuat semua orang tertawa sambil bertepuk tangan.

"Kok jadi seakan - akan lu ketua kelasnya si ky?" tanya Athar yang memandangnya sambil menahan tawa.

"Yahh lu ini, gw mewakilkan raka,Ya gak?" tanya rizky sambil melihat kearah raka dan untung saja raka hanya menjawab dengan anggukan mungkin jika raka menjawab dengan gelengan bisa saja rizky di surakin habis - habisan dengan teman - teman di kelasnya.

Hara sekarang sedang duduk di lantai bersama teman - teman yang lainnya karna mereka tengah istirahat setelah makan - makan tadi karna acara pensi sekolah lebih awal berakhir sehingga pembagian hadiah sudah berlalu sebelum mereka sekelas makan bersama.

"Permisi, tadi kelas ini siapa yang masak?" tanya bu dyah yang tiba - tiba datang membuat mereka semua terkejut dan langsung menjawab dengan kompak.

"HARCA" ucap mereka berbarengan.

"Emangnya ada yang namanya harca?" tanya bu dyah yang nampak bingung dengan jawaban murid - muridnya.

"Maksud kita hara ica bu" ucap Sahila sambil membersihkan beberapa nasi yang berantakan di lantai.

"Ini masakan paling enak dari pada kakak kelas kalian yang kelas 12" ucap bu dyah sambil tersenyum hara yang melihatnya hanya dapat tersenyum.

"Yaudah bu kalo gitu nanti kita buka warteg aja buat guru - guru disini" ucap rizky yang mengundang tawa teman - teman di kelas.

"Lo aja sono yang masak" ucap ica yang terlihat tidak terima.

"Hehe yaudah ibu tinggal ya, kalian jangan pada pulang sore - sore terus jangan lupa bersihin kelasnya" pesan bu dyah

"SIAP BU" ucap kami berbarengan.

Kami pun mulai membereskan kelas namun ada saja yang ketauan keluar kelas duluan termasuk dia yang diam diam berbisik dibelakang hara.

"Aku tunggu di parkiran ya" bisiknya, hara yang mendengar itu tidak dapat menahan kepergian arul karna dia langsung berlari keluar kelas.

"Dasar" keluh hara sambil tersenyum.

Hara kembali teringat dengan obrolan tadi siang dia mana setelah mengambil daun pisang untuk alas makan bersama sekelas arul mengajaknya berbicara, hara pikir yang di bicarakan hanyalah lelucon belakang. Namun dugaannya salah di sana arul meminta maaf karna tidak pernah cerita sedikit pun tentang yang dia alami dan juga hal - hal yang hanya beberapa orang yang di sekeliling arul saja yang mengetahui termasuk dengan balapan.

Hara yang mendengar cerita arul hanya tersenyum karna setidaknya hara masih bisa memberi tempat untuk mendengar dan bercerita. Arul juga cerita bahwa dia cemburu saat hara memilih pulang bersama dengan Naufal beberapa hari yang lalu. Hara memang salah karna dia tidak sempat menjelaskan terlebih dahulu kondisinya saat itu.

Di bawah pohon yang rindang mereka saling mengungkapkan kata maaf dan tersenyum bersama. Saling memperbaiki adalah jalan terbaik.

#####
Hai guys oke jadi gimana kali ini.
Jangan lupa vote yaaa,
Jangan lupa komen juga yaa
Dan tunggu terus yaa

Remember YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang