P-22

16.7K 1.6K 75
                                    

"Setelah ini ada yang ingin kau kunjungi Jimin-ah ?" tanya Chanyeol sambil menatap Jimin yang duduk di samping nya yang sedang menatap hamparan ombak

Jimin menatap Chanyeol dan menggeleng dan kembali menatap ombak yang mengguling indah

"Ingin ku tunjukan tempat yang indah tidak ?" tanya Chanyeol dengan raut wajah di buat semisterius mungkin

Jimin mengedipkan matanya penasaran dan alhasil membuat Chanyeol terpukau sejenak

Boleh, sebenarnya aku juga bosan di rumah terus ayo sebentar lagi matahari akan meninggi aku tidak mau kepanasan

Chanyeol mengangguk dan menggenggam tangan Jimin dan membawanya kesuatu tempat

Lima menit berjalan tampak lah sebuah taman bunga yang terdapat banyak jenis bunga yang bermekaran dengan indah

Jimin terkagum sampai sampai tidak dapat menutup mulut nya dan membuat Chanyeol tertawa kecil

"Jimin bila kau tidak menutup mulutmu sekarang maka lalat akan masuk kemulut mu" sahut Chanyeol menyadarkan kekaguman Jimin yang mana membuat pipi gembil Jimin memerah

"Ayo kita ketengah bunga bunga itu" Chanyeol kembali menggenggam tangan halus Jimin yang teramat pas di genggamannya

Sampai lah mereka di tengah tengah hamparan bunga yang terdapat pohon besar dan duduk di sana

"Apakah kau menyukai nya Jimin-ah ?" tanya Chanyeol sambil menatap wajah manis dan cantik Jimin yang sedikit dekat dari wajahnya

Hem... Ya aku sangat menyukainya terima kasih Chanyeol-ah sudah menunjukan tempat indah ini

Senyum Jimin merekah indah membuat Chanyeol tertegun untuk yang kesekian kali

Oh andaikan kau bukan istri dari orang lain Jimin-ah

Chanyeol membalas senyum indah Jimin dengan senyum tipis menawannya

Dua puluh menit di habiskan Chanyeol dan Jimin untuk keadaan hening dengan masing masing mengagumkan keindahan yang tersaji

Sampai mereka tak sadar matahari sudah hampir di atas kepala dan hal itu membuat Jungkook yang berada di rumah kesal

"Benar benar tidak tau di untung" geram Jungkook sambil memandang pintu utama dengan kesal

"Sudah lah kookie biarkan saja bukan kah bagus kita jadi memiliki waktu luang yang banyak" Seulgi memeluk Jungkook dari belakang dan meletakan kepalanya di bahu kanan Jungkook

"Tidak bisa sayang bagaimana bila ibu menelfon dan menanyakan keberadaan Jimin apa yang akan ku jawab ?" tanya Jungkook sambil mengelus tangan Seulgi yang bertengger di pinggang nya

"Jawab saja dia ada di kamar" jawab Seulgi sambil menikmati usapan lembut Jungkook

Tak berapa lama Jimin pun muncul dan sedikit terkejut melihat Jungkook dan Seulgi dengan posisi yang amat mesra

Tak apa Jiminie tak apa kau harus kuat

"Dari mana saja kau jalang ?" tanya Seulgi sambil memandang sinis Jimin yang menunduk kan kepala takut takut

"Oohhh aku tau kau baru saja menggoda laki laki lain ya" selidik Seulgi sambil melepas pelukannya dari Jungkook dan mendekati Jimin perlahan

Menarik rambut Jimin sedikit kasar membuat si manis mendongak dengan menahan ringisan sakitnya

"Kau itu tak tau di untung ya seharusnya kau bersyukur aku tidak membunuh mu karena kau menikahi suami ku, tau tidak ?" di akhir kalimat Seulgi menghempaskan Jimin kelantai membuat si namja mungil terjatuh

"Masuk lah kekamar mu Seulgi aku akan memberikan hukuman untuk nya" sahut Jungkook yang sendari tadi hanya diam memperhatikan

Seulgi menoleh dan menatap Jungkook tidak suka

"Tidak aku yang akan memberikannya hukuman" sebelum Seulgi kembali memdaratkan tangan letiknya di rambut Jimin tangan kekar Jungkook sudah menghentikannya

"Kau yau Seulgi bahwa aku tidak suka di bantah" sahut Jungkook dengan suara rendah nya membuat Seulgi menatapnya sedikit ketakukan

"B-baiklah" Seulgi menarik tangannya dari Jungkook dan langsung melangkahkan kakinya ke lantai dua tepatnya di kamar nya dan Jungkook

Jungkook menatap Jimin dengan pandangan mengintimidasi

"Apa hukuman ku malam lalu belum cukup jalang ?" tangan kekar Jungkook menjambak kasar rambut Jimin membuat sang empu meringis kecil

"Hukuman kedua dari ku akan menjamin membuat mu jera" dengan kasar Jungkook menarik Jimin ke arah kamar Jimin di dekat tangga

Kasar sekali, eomma appa hiks... Ini sakit Sekali

Membuka pintu tersebut dengan kasar dan menendang pintu untuk menutupinya dan melempar Jimin ke ranjang dengan kasar

"Mari membuat mu jera Park Jimin" seringai Jungkook membuat seluruh tubuh Jimin gemetar ketakutan

Oh tuhan tolong aku

.
.
.
.
.

Jungkook kembali memasang celananya dan bajunya melangkah pergi meninggalkan Jimin yang sudah tidak berdaya dengan lebam di mana mana dan bau percintaan yang menyengat

Hiks... Kau harus kuat Jiminie kau harus kuat

Menangis dalam diam adalah jalan satu satunya yang di miliki seorang namja lembut pula rapuh

.
.
.
.

"Ah... Aku merasa bersalah" sahut Seokjin sambil menyenderkan punggung nya di sofa

"Kau pikir hanya dirimu aku juga Hyung" sahut Hoseok dengan nada melemah

Semua yang ada di sana Seokjin, Namjoon, Taehyung, dan Yoongi mengangguk setuju

"Aku harap kita bisa melakukan apa pun agar rasa bersalah kita berkurang" sahut Taehyung sambil menatap langit langit ruang tengah yang di pakai untuk berkumpul

"Dan aku harap aku bisa menemukan cara membuat Jimin bisa mendapatkan suaranya kembali" ujar Yoongi dengan wajah serius nya

Dan semua mengangguk setuju

P-22 (end)
TBC
Wah... Setelah Nissa bertapa dan berusaha mengembalikan keinginan Nissa untuk menulis akhirnya Nissa melakukannya
Terima kasih yang sudah mendukung Nissa sampai saat ini dan Nissa minta maaf atas bertapa Nissa yang amat sangat lama dan sekarang Nissa sedang menata hati untuk kembali melanjutkan menulis
Dan Nissa tidak meyangka bahwa book ini akan ramai hahaha... Sekali lagi terima kasih atas dukungannya kawan kawan

Hehehe... Maaf bila update sedikit karena jari Nissa bukan lah jari para penulis profesional yang bisa menulis panjang dan maaf bila ada typo karena Nissa nulis langsung publis dan maaf bila kebanyakan bacot oke hehehe...

Lop u 😘

Park Jimin (kookmin) {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang