P-45

18.3K 1.6K 69
                                    

Suasana canggung menyelimuti dapur dan membuat Jimin memilin ujung bajunya gelisah sedang kan Jungkook ia duduk di kursi makan dan memejamkan matanya untuk menenangkan diri

"Pergilah Jimin dan bantu Eomma" suruh Jungkook dan dipatuhi oleh Jimin

Jimin berjalan kearah Ny.Jeon yang juga menatapnya dengan senyum lembut

"Jiminie potong sayuran saja ya" ujar Ny.Jeon dan diangkui kecil oleh Jimin

Setelah itu hening tidak ada yang berbicara hanya terdengar suara memasak dari arah dapur

Sedangkan Tn.Jeon ia memunguti kertas usg yang berserakkan dilantai dan melipatnya kecil dan membuangnya di kotak sampah yang berada di dapur

Duduk di kursi yang berhadapan dengan sang anak dan tersenyum kecil

"Mau Appa bantu sesuatu ?" tanya Tn.Jeon dengan aura keayahan nya membuat Jungkook membuka matanya dan tersenyum kecil

"Tidak ada Appa" jawab Jungkook dan setelah itu kembali hening

Dua puluh menit kemudian masakan sudah jadi dan Jimin menata dengan telaten semua hidangan ke meja makan dengan dibantu seorang pelayan

Setelah semua beres kedua pelayan pun pamit undur diri dan meninggalkan keluarga tersebut

Ny.Jeon duduk disamping Tn.Jeon sedangkan Jimin ia sedikit ragu untuk duduk disamping Jungkook

"Duduklah Jimin" ujar Jungkook sambil menatap datar kearah Jimin membuat Jimin tersentak kaget dan mengangguk

Jimin akhirnya duduk disamping Jungkook dan setelahnya sarapan keluarga Jeon pun dimulai

"Jungkook apa yang akan kau lakukan selanjutnya ?" tanya Ny.Jeon membuat Jungkook yang akan memasukan sesendok nasi kemulutnya terhenti dan menatap sang ibu

"Hari ini aku akan langsung kepengadilan" jawab Jungkook dan melanjutkan kembali sarapannya

"Itu bagus Eomma sudah tau itu sejak awal" ujar Ny.Jeon santai tapi hal itu membuat Jungkook sedikit kesal

"Bila Eomma tau sejak awal kenapa Eomma menyembunyikan nya !?" tanya Jungkook dengan suara dinginnya

"Karena Eomma tau kau tidak akan mempercayai ibu kandung mu ini bila sudah menyangkut wanita itu" jawab Ny.Jeon sambil menatap sang anak

Dan jawaban Ny.Jeon membuat Jungkook bungkam

Jungkook meletakkan sendok di atas piringnya dan menghela nafas kecil

"Maaf atas kelakuan ku selama ini Eomma" ujar Jungkook dengan nada menyesal membuat Ny.Jeon tersenyum lembut

"Kau tidak perlu meminta maaf Eomma cukup bersyukur kau mau menikahi Jimin walau Eomma tau kau terpaksa" Ny.Jeon menatap Jimin yang juga menatapnya dan kembali fokus kearah Jungkook

"Dan Eomma memiliki satu permintaan lagi untuk mu" Jungkook mengangkat wajahnya dan menatap sang ibu penasaran

"Cintai Jimin dan kembali lah menjalani terapi untuk mengingat kepingan masa lalu mu"

.
.
.
.
.
.

"Dia sudah keluar dari rumah itu ?" tanya Yoongi pada Seokjin yang baru saja mendapat telfon dari Jimin

Seokjin mengangguk "ya kata Jimin, Jungkook sangat marah besar dan ibu Jeon meminta Jungkook untuk menjalani kembali terapi nya" jawab Seokjin sambil mengirim pesan ke Namjoon

"Ya aku pikir sudah waktunya Jungkook mengingat masa lalunya karena kita terlalu lama menunda itu" ujar Yoongi dengan senyum tipis

Hening hanya suara televisi diruangan itu saja yang terdengar

Sampai pertanyaan Seokjin membuat Yoongi kesal

"Yoongi kenapa kau tidak cari kekasih apa kau mau jadi perawan tua ?" tanya Seokjin dengan nada santai sedangkan Yoongi memutar bola matanya malas

"Pertanyaan tidak bermutu Seokjin" jawab Yoongi ketus membuat Seokjin tertawa

"Hey... Aku serius dengan pertanyaan ku barusan bodoh" ujar Seokjin sambil melempar bantal sofa kearah Yoongi yang langsung ditanggap oleh Yoongi

Yoongi menatap Seokjin dan menghela nafas kecil "sejauh ini tidak ada wanita ataupun pria yang membuat ku tertarik" Seokjin beroh ria

"Tapi itu tidak mungkin bagaimana kalau kau jalani kencan buta" saran Seokjin yang langsung mendapati tatapan membunuh dari Yoongi

"Saran yang menjijikan Seokjin-ssi" ujar Yoongi dan kembali fokus kearah televisi yang sedang menayangkan berita

Sedangkan Seokjin ia mengangkat bahunya acuh

"Ya sudah kalau tidak mau" ujar Seokjin dan juga kembali fokus keponselnya

.
.
.
.
.
.

Jimin menatap gugup punggung Jungkook yang membelakanginya

Dan mereka berdua berada ditaman belakang yang sepi dan sunyi hanya terdengar suara daun yang tertiup angin

"Jungkook" panggil Jimin perlahan membuat Jungkook yang sedang melamun tersadar dan langsung membalik badannya

"Ada apa ?" tanya Jungkook datar dan itu membuat Jimin bertambah gugup

"Hem... A-apa kau ingin ku buat kan sesuatu ?" tanya Jimin sambil menatap Jungkook ragu

Jungkook menggeleng "tidak aku sudah kenyang dan masakan enak" mendengar pujian Jungkook

Jimin menatap Jungkook berbinar membuat Jungkook tertegun sebentar

"Benarkah ?, ah... Kalau begitu apa kau mau mencoba beberapa kue yang ku buat hem... Aku akan membuat nya hem... Tapi bila kau mau" ujar Jimin pelan dan kembali gugup saat menyadari bahwa ia terlalu banyak bicara dan merutuki dirinya sendiri dalam hati

Jungkook terdiam sebentar dan itu membuat Jimin bertambah gelisah

"Ide yang tidak buruk" Jimin mendongakkan kepalanya kearah Jungkook dan menatap Jungkook dengan raut senang

"K-kalau begitu aku akan membuatnya sekarang tak apa kan bila kau menunggu" Jungkook mengangguk

"Tentu saja bukan kah membuat kue sedikit lama dan aku tidak merasa keberatan" senyum manis Jimin langsung terukir mendengar kalimat Jungkook yang mana membuat dirinya merasa bahwa Jungkook sedikit membuka hatinya

"Baiklah aku akan kedapur" pamit Jimin dan dianguki oleh Jungkook

Jimin melangkah pergi kedalam rumah dan Jungkook terus menatap punggung Jimin yang perlahan menjauh

Masakan mu tidak lah asing Jimin

P-45 (end)
TBC
Wehehehe... Ada yang kangen tidak?
Lop u 😘
Btw cieee... Yang bentar lagi berbahagia

Park Jimin (kookmin) {End}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang