Ini adalah hari pertama kuliah. Sean sangat menantikan hari ini. Kemarin malam ia tidak bisa tertidur, sehingga pagi ini ia bangun setengah jam terlambat dari seharusnya.
Ia hanya sempat menyikat giginya, lalu cepat-cepat menggunakan sweater hitam yang digantungnya di pintu kosannya. Setelah mengambil tas yang tergeletak di lantai, ia cepat-cepat berjalan ke pintu. Dan...
Pintunya tidak bisa terbuka.
"Oh shit." Gumamnya.
Sean merogoh kantung celananya, tetapi tidak ada apa-apa di dalam situ. Sean juga mengeceknya di dalam tas, tetapi juga tidak ada. Ia berusaha mencari kunci kamarnya ke seluruh tempat di kamarnya, dan tetap tidak menemukannya. Ia berusaha mengingat-ingat dimana ia meletakkannya semalam.
"Bangsat." Gumamnya, setelah ingat bahwa kuncinya masih tercolok dari luar. Pasti tadi pagi ada yang menguncinya dari luar, lalu menghilangkan kuncinya. Sean mengacak-acak rambutnya kebingungan.
Ia mencoba untuk menggedor-gedor pintu kamar, berharap ada yang sedang lewat di koridor situ, dan akan membantunya. Tetapi tidak ada respon dari luar. Sean lalu mencoba untuk menelepon semua teman barunya. Tetapi sialnya, tak ada yang menjawab.
Sean mulai menyerah. Ia terduduk di depan pintu, tubuhnya menyender ke pintu kamarnya. Setelah menunggu sangat lama, akhirnya terdengar suara kunci pintu. Sean langsung berdiri ketika ada yang membukakan pintu. Senyumannya mengembang ketika ia melihat OB kosan yang menbukakan pintu kamarnya.
Mengekspresikan rasa syukurnya, Sean langsung menyalami tangan OB itu. "Ya Tuhan, makasih banyak ya, pak. Saya berutang budi banyak sama bapak." Katanya. Senyuman lebar terukir jelas di bibirnya.
"Nanti kamu mesti duplikat kunci ini, ya. Kunci ini saya pinjemin ke kamu sementara. Hari ini mesti dikembalikan." Kata OB itu, memberikan sebuah kunci ke tangan Sean.
Sean menerima kunci itu dan langsung menyimpannya di saku celana jinsnya. "Iya, pak! Saya janji. Saya duluan, ya pak!" Pamit Sean sebelum pergi.
Sean menuruni tangga kosan dengan cepat, namun berhati-hati. Siapa yang ingin jatuh dari tangga di hari pertama sekolah? Sean lalu keluar dari kosannya, dan langsung berlari menuju gedung fakultas. Untung saja jarak kosan ke gedung fakultasnya dekat, jadi Sean tidak perlu naik motor.
Setelah berlari seperti orang gila, Sean berhasil masuk ke kelas, walaupun terlambat.
"Maaf pak, telat. Pintu kosan saya gak bisa dibuka." Kata Sean kepada Pak Dosennya sambil menunduk, tanda penyesalan.
Pak Dosen hanya tersenyum. Sean sangat lega bahwa dosen yang dimilikinya sangat baik. "Iya, tapi jangan diulangin lagi. Mana poni kamu hampir nutupin mata, lagi." Kata Pak Dosen berusaha membuka poni Sean.
Sean segera merapikan poninya, lalu mengenakan hoodienya. "Kan gak ada peraturannya, pak.." Kata Sean, terkekeh sedikit.
Pak Dosen tertawa. "Ya udah, perkenalkan diri kamu, gih."
Sean tersenyum sebelum memperkenalkan dirinya. "Pagi, nama saya Sean Mikael. Panggil aja Sean. Se-an Mi-ka-el. Bukan Syan Maikel." Kata Sean, sejak 98% orang selalu menyebut namanya salah.
"Duduk, gih, kamu." Kata Pak Dosen mempersilahkan, dan segera memulai pembelajaran.
Sean memilih tempat duduk di dekat Kai dan Jojo.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXEAN // completed
Teen Fiction"Coba aja kalo lu itu cowok gue, Se." Kata Alexa. Sean hanya tertawa mendengar ucapan Alexa barusan. "Gak, ah. Lu lebih kayak adek gue. Lucuu." Katanya sambil mengacak-acak rambut Alexa. Alexa hanya manyun. Yah, pasrah aja, sih, kena kakak-adek zon...