"Oh... minum-minum, ya? Pinterrrr. Gimana lu mau nganter gue balik, kalo mabok???" Tanya Alexa.
"Ya udahh... Xaxa ajaa, aku enggak." Tawar Cleo.
"Gak, ah! Gak asik sendiri doang."
Cleo diam. Memikirkan solusi yang tepat. "Oke. Kita minta tolong Kevin anterin aja."
Alexa mempertimbangkan pilihan Cleo. "Gue.... gak mau sampe mabok, loh ya." Alexa mengingatkan.
"Kita minum segelas kecil aja. Gue juga gak mau mabok." Balas Cleo.
Baru pertama kali mencoba soju, ternyata terasa enak di lidah Cleo. Alexa rupanya tak suka. Ia bahkan hanya minum seteguk saja. Akhirnya Alexa memutuskan untuk memesan segelas teh tarik sebagai gantinya minuman keras. Sedangkan Cleo terus menambah hingga hampir sebotol. Dalam perjalanan menghabiskan satu botol itu, kesadaran Cleo masih cukup baik. Alexa masih bisa mengajak ngobrol Cleo dengan jawaban yang nyambung. Begitu sudah mencapai tetesan terakhir, barulah efek alkohol itu mengenai Cleo.
"Lu kan udah kelas 3. Taun depan udah ujian masuk kuliah. Gak fokus belajar aja, gitu?" Tanya Alexa. "Lu malah buang-buang waktu lo dengan sering-sering nongkrong gitu."
Cleo terdiam.
"Woy begok, gue ngajak ngobrol lo."
"La... Lagian pelajaran susah banget."
"Ya makanya, belajar."
"Ahhhh malessssss. Gak suka belajarrr." Cleo meregangkan kedua tangannya ke atas.
Alexa menyipitkan matanya. "Aneh, lu."
Cleo mencolek lengan Alexa. "Mendingan sama Xaxa daripada belajar." Cleo tertawa cekikikan, dan mulai bertindak layaknya perempuan.
Alexa memandang Cleo dengan semakin aneh. "Lu... kalo mabok, emang selalu jadi bencong?" Tanya Alexa yang terheran-heran.
Cleo tak menjawab. Ia hanya cekikikan dengan nada yang semakin lama semakin tinggi.
Alexa menyesal sudah mengajak orang mabok mengobrol. "LU KESURUPAN, BEGO! BUKAN MABOK!"
Cleo masih tertawa.
Alexa bergidik ngeri. "Gue toilet bentar, ya. Jangan berulah lu!" Alexa berdiri dari kursinya.
Cleo menarik tangan Alexa, sehingga Alexa terduduk di kursinya kembali. Cleo meletakkan kepalanya di atas meja bar. "Jangan tinggalin aku sendiri....."
Alexa tertawa dalam hati. Ia mengacak-acak rambut Cleo yang sudah mulai berantakan. Jika seperti ini, barulah terlihat jelas perbedaan umur mereka berdua. "Sebentarrr aja. Lu jangan nambah minum lagi!" Alexa melepaskan tangan Cleo darinya. "Kalo sampe iya, gue potong tangan lu." Ancam Alexa.
Cleo tidak menjawab. Ia hanya memejamkan matanya.
Melihat Cleo yang sudah tenang, Alexa meninggalkannya, dan berusaha mencari toilet. Atmosfer di situ semakin ramai. Volume lagu-lagu yang disetel semakin besar. Orang-orang berjoget tanpa arah. Alexa bingung membedakan antara yang mabuk dan tidak. Setelah bertanya ke seorang bartender yang ada, Alexa berhasil menemukan toilet. Akhirnya, Alexa menemukan satu-satunya tempat yang cukup hening di tempat itu. Setelah puas melakukan panggilan alamnya itu, Alexa keluar dari toilet. Musik-musik keras itupun kembali memasuki telinga Alexa. Dari sekian juta orang yang ada di situ, Alexa tetap merasa kesepian. Mungkin karena tidak ada yang bisa diajak bicara. Tidak ada Naomi, Sean, Kai, atau Jojo. Alexa menghela napas, dan berjalan kembali ke tempat Cleo berada. Alexa hanya dapat menunggu waktu pulang. Atau jika Cleo tak kunjung ingin pulang, Alexa akan pulang sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXEAN // completed
Tienerfictie"Coba aja kalo lu itu cowok gue, Se." Kata Alexa. Sean hanya tertawa mendengar ucapan Alexa barusan. "Gak, ah. Lu lebih kayak adek gue. Lucuu." Katanya sambil mengacak-acak rambut Alexa. Alexa hanya manyun. Yah, pasrah aja, sih, kena kakak-adek zon...