Alexa mendemati Boss perlahan. "Malem, kak." Sapanya.
Boss berbalik badan. Seperti biasanya, Boss mengenakan pakaian serba hitam. Rambutnya yang biasanya ditata rapi, malam ini lebih berantakan. Bagaimanapun, ia tetap terlihat tampaj seperti itu. "Apa?"
Alexa menyipitkan matanya. "Kakak yang nyuruh aku ke sini."
Boss berpikir sejenak. "Oh iya."
'Dih, gak jelas.' Batin Alexa.
"Kenapa ijin? Emangnya ada apa?" Tanya Boss.
"Reuni akbar SMP, kak." Jawab Alexa, mengulang isi chatnya.
Boss manggut-manggut. Ia menyingkirkan hoodienya dari kepalanya. "Tadinya gue mau ngasih lu ijin pake syarat. Tapi, sekarang gue udah gak mood." Katanya. Nada suaranya mendingin. Tidak seperti Boss yang brengsek kemarin.
Alexa makin bingung. "Jadi? Aku boleh ijin?" Tanya Alexa.
Boss mengangguk.
Bukannya senang karena mendapat izin, Alexa malah marah. Sekarang sudah malam, Boss meminta Alexa untuk ketemuan saat ITU juga. Sesampainya Alexa, Boss dengan mudah memberi izin. Bukannya sia-sia? Buat apa Boss menyuruhnya kemari jika Alexa akan mendapat izin semudah ini? "Kak. Aku udah buru-buru dateng ke sini, karena kakak yang nyuruh. Aku bahkan belom sempet makan. Aku juga milih baju asal." Boss melihat Alexa dari atas ke bawah. Kaus oblong dari fieldtrip SMAnya, celana pendek, sendal jepit, dan jaket pink. "Kalo gitu, aku gak usah capek-capek buang tenaga ke sini. Buang-buang waktu aja." Kata Alexa, sebelum balik badan.
Boss hanya diam di tempat. Sebelum Alexa makin jauh, Boss membuka mulutnya. "Oke, jadi lo mau gue hukum dulu, baru pulang?" Tanya Boss. Nada suaranya melemah, walaupun volumenya tetap besar.
Alexa balik badan. "Ya udah! Daripada aku bolak-balik jauh gak ngapa-ngapain!" Jawabnya lantang.
Boss berjalan cepat mendekati Alexa. Pergerakan Boss yang tiba-tiba membuat Alexa mundur beberapa langkah. Boss mendekatkan wajahnya ke wajah Alexa. "Lu harus jadi asisten pribadi gue sampe ospek selesai." Kata Boss santai. Barulah ia menjauh dari Alexa.
Alexa kaget dengan tindakan Boss yang terlalu berlebihan. "Oke, asal masih ada hubungannya sama ospek." Kata Alexa.
"Gue bilang asisten pribadi, bukan wakil ketua ospek." Tekan Boss. "Gue bakal hubungin lo kapanpun yang gue mau, buat kebutuhan apa aja." Katanya.
Alexa sangat sebal. Namun, mau bagaimana lagi? "Mulai besok, deh kak." Alexa menawar.
Boss berpikir sejenak. "Deal."
Alexa menghela napas. "Aku duluan ya, kak." Pamit Alexa.
Boss hanya mengangguk. Ia mengeluarkan rokok elektriknya, dan kembali ke dunianya sendiri.
Alexa berjalan meninggalkan Boss sambil memutar bola matanya. "Semua aja ngerokok..."
-oOo-
Alexa membuka pintu kamarnya dengan keras. Sekali lagi, mengagetkan Naomi yang sekarang sedang rebahan di ranjang.
"LU BISA GAK, BERENTI GEBRAK-GEBRAK?!" Protes Naomi yang auto-duduk.
Alexa tidak membalas. Ia melepas jaketnya, dan menggantungkannya di balik pintu. "GUE BAKAL JADI BUDAKNYA BOSS BUAT SEBULAN, ANJING!"
Naomi terdiam sebentar, lalu tertawa. "Mesti cerita ke Irene, deh, kayaknya."
Alexa berjalan lesu menuju ranjang, dan akhirnya menjatuhkan tubuhnya di sebelah Naomi. "Ya udah lah ya, demi reuni." Katanya pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXEAN // completed
Teen Fiction"Coba aja kalo lu itu cowok gue, Se." Kata Alexa. Sean hanya tertawa mendengar ucapan Alexa barusan. "Gak, ah. Lu lebih kayak adek gue. Lucuu." Katanya sambil mengacak-acak rambut Alexa. Alexa hanya manyun. Yah, pasrah aja, sih, kena kakak-adek zon...