enam belas

100 1 0
                                    

sixteens were all about him

sangat dianjurkan buat baca 'JUNIOR.' sekilas dulu, apalagi bab prolog, epilog, ekstra part, biar ngerti:)

April 2022

Waktu semakin cepat berlalu. Mereka sudah berada di semester kedua kuliah. Sebentar lagi, adiknya Naomi yang sudah kelas 3 SMA akan menghadapi ujian nasional. Untuk mendukung, menyemangati, dan membantu adik tercintanya belajar, Naomi memutskan untuk kembali ke rumahnya di Semarang untuk seminggu. Alexa sendiri malah senang, karena ia akan ditinggal sendirian di kos selama itu. 'Akhirnya gue bisa make tenpat tidur luas sendiri.' Begitu katanya tadi, sebelum Naomi berangkat.

Namun, ternyata, ketiadaan Naomi malah membuat Alexa mati gaya. Ia tidak tahu harus apa. Biasanya, akan ada teman mengobrol setiap saat. Namun, untuk seminggu ke depan, setiap malam hanya akan ada dirinya sendiri. Alexa ingin mengunjungi teman-temannya yang lain. Tapi, apa daya, semua teman dekatnya tinggal di kosan berbeda. Di sini hanya ada ia dan Naomi. Dan di luar sana sedang hujan deras.

"Huft." Alexa menghela napas.

Acara TV tidak ada yang menyenangkan. Stok mie instan habis. Sungguh-sungguh malam pertama yang membosankan.

GLEDERRR!

Alexa dikagetkan oleh suara petir. Air hujan pun mulai tertiup angin memasuki jendela kamarnya, dan membasahi kertas-kertas yang ada di atas meja depan jendela. Alexa segera menutup jendela, sebelum semua kertasnya bertambah basah.

Alexa kembali menghela napas.  Ia lalu membaringkan tubuhnya di atas kasur. Baru saja berbaring, Alexa merasakan ketidaknyamanan yang berasal dari bawah kasurnya sendiri. Sambil menggerutu, Alexa pun mengecek ada apa di bawah kasur. Ia menaikkan sebelah alisnya ketika melihat sebuah kardus lusuh warna coklat. Alexa ulurkan tangannya untuk mengambil kardus itu.

Terpampang tulisan besar yang teranyata ditulusnya sendiri: 'kenangan smp'. Alexa menarik napas sekuat tenaga. "Damn, another flashback," Gumamnya pelan.

Alexa membuka kardus itu. Yang pertama kali ditemukannya adalah sebuah kaus putih penuh tanda tangan. Di bagian belakang baju itu terdapat tulisan besar di tengah-tengah: 'yang pernah mengisi hari-hariku di smp:)'. Alexa tersenyum kecil mengingat teman-teman SMPnya. Jika diingat-ingat, Alexa tidak pernah lagi bertemu dengan mereka sejak menginjak kelas 11. Alexa lagi-lagi mengeluarkan barang lain dari dalam kardus. Sebuah karton putih yang berisi foto-foto jaman SMPnya dengan teman-teman, dan guru-guru. Andai saja saja Alexa tahu dimana mereka semua berada sekarang. Alexa memperhatikan semua detail di setiap foto-foto yang ada. Yang ada hanyalah senyum bahagia, tanpa tahu bahwa semuanya akan berpisah setelah itu. Dadanya mulai diisi rasa sesak.

Dibalik karton putih itu, Alexa menemukan sebuah amplop putih yang sudah tidak seputih dulu lagi. Tulisan yang ada di luar amplop itu membuatnya diam membeku; 'CLEO' bukan merk air, tapi nama orang. Orang yang dulu sempat mengisi hari dan hatinya yang dulu kosong. Meski hanya sesaat, tetapi Alexa senang ia menjadikan itu berkesan. Di bagian dalam amplop itu, terdapat banyak angka 16 dari spidol berbagai warna. "16 angka kesukaannya." Gumam Alexa  sambil tersenyum, berusaha mengorek ingatannya.

Alexa mengeluarkan semua yang ada di dalamnya. Sebagian besar adalah foto-fotonya bersama Cleo, dan sisanya adalah puisi yang sempat ditulisnya ketika galau dulu. Alexa tertawa ringan membaca puisi-puisi alaynya.

Dari tumpukan surat itu, terselip sebuah foto polaroid. Terdapat dua anak SMP dengan seragam khas sekolahnya; yang laki-laki tersenyum malu, dan yang perempuan tersenyum tidak tau malu sambil memegang lilin, mereka berdua tersenyum senang, seakan sebelumnya tidak terjadi apa apa, dan tersenyum sebab mereka tidak tau apa yang akan terjadi esoknya. Alexa tertawa geli membaca caption foto tersebut yang ditulisnya di selembar post it di balik foto itu; 'rayain ultah cleo (4 apr 18) tp krn gaada kue, mknya pake spiritus. eh abis itu dimarahin hehehe'

ALEXEAN // completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang