tiga puluh tiga

81 8 0
                                    

(sooo sudah aku putuskan untuk jadi Cleo SMA adalah.... LEE HANGYYUUUUUULL)
(yg baca ini offline sayang sih, byk foto2 soalnya☹️)

Alexa dibawa Cleo menuju tempat yang jauh dari teman-teman mereka. Alexa sempat berhenti sejenak ketika Cleo berhenti di depan bar minuman.

"Eh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh... lu mau minum-minum?" Tanya Alexa.

Cleo mengangguk. "Haus." Cleo kemudian duduk duluan di barstool, dan berbicara kepada mas-mas yang ada (apasih namanya HAHAHAH). "Mas, cola satu."

Alexa membuang napas lega. "Gue kira lu mau minum alkohol." Katanya, menyusul duduk di sebelah Cleo.

"Hah? Kakak mau?" Tanya Cleo.

Alexa bingung sejenak. "Gue kepengen nyoba, sih." Jawabnya. "Tapi, gue gak mau minum kalo ga ada orang yang bisa gue percaya." Sambung Alexa. Sepertinya, orang yang bisa ia percayakan di dalam konteks tadi adalah Boss. Atau Kai. "Mumpung gratis, HAHAHAH." Emang dasar, warga jelata.

Cleo tertawa. "Coba bir aja, tapi segelas dulu." Sarannya.

Alexa berpikir sejenak, "Ya udah." Akhirnya ia menyetujui usulan Cleo.

Cleo mengangguk. "Mas, mas! Tambah bir segelas aja!" Katanya.

Tak lama, kedua gelas pesanan mereka datang.

Alexa membulatkan matanya. "Gelas segede gini mah bisa buat satu RT."

(becanda gengs, ga segede gt jg)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(becanda gengs, ga segede gt jg)

Cleo tertawa. "Gak gitu juga sih, kak." Katanya. "Itu gelas ukuran biasa."

Alexa tak mendengarkan kata-kata Cleo. Ia mengambil gelas itu dengan ragu. "Gue gak bakal mabok, kan?"

Cleo menggeleng. "Jangan sekaligus!"

"Nanti bisa mabok?"

"Keselek."

Alexa memutar bola matanya. Tiba-tiba, kepalanya seakan diserang ratusan ingatan soal laki-laki di depannya. Senyumnya jatuh seketika.

ALEXEAN // completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang