dua puluh sembilan

70 3 2
                                    

ospek day 1

"Yo! Makasih semuanya buat hari ini! Kita masih punya dua hari lagi!" Boss menutup kerja keras hari ini dengan cemilan sore bersama para panitia. Yang mau pulang, bisa pulang. Yang masih ingin gibah, bisa tetap tinggal. Naomi dan Alexa memutuskan untuk langsung pulang. Ya, selama bisa pulang cepat, mengapa tidak? Lagipula, mereka berdua masih harus bekerja untuk memposting kegiatan hari ini di media sosial.

Beberapa panitia lainnya, sepeti para senior masih tetap tinggal. Ada beberapa yang mengerjakan kerjaan ospek. Anak laki-laki sebagian besar berkumpul, sambil menyalakan rokok mereka. Boss sendiri sudah hilang dari pandangan panitia-panitia lain. Boss akhirnya berkesempatan untuk menemui teman-teman gengnya. Walau raganya sedang berkumpul dengan kawannya, pikirannya melayang entah kemana. Jelas-jelas ia sudah memberikan pesan  pada Alexa. Apakah Alexa lupa? Ataukah Alexa hanya tak bisa menemukannya saja? Atau jangan-jangan, pesannya tak tersampaikan dengan baik? Yang jelas, Boss tidak akan pergi mencari Alexa. Biarlah Alexa yang menghampirinya. Kecuali jika sudah lewat dari setengah jam.

"Eh, Boss ganteng! Bengong aja!" Tegur temannya, sambil meniup asap rokoknya ke wajah Boss.

Boss tidak bereaksi. Ia hanya tersenyum. "Oh ya, emang ganteng."

"Najis. Kepedean."

"Gimana? Ada junior yang cantik, gak?" Tanya seorang temannya.

"Banyak lah, kalo cantik doang." Jawab Boss. "Tapi gue tertariknya sama anak sosiologi di bawah kita satu." Tambahnya.

"Anjay! Bawa dong, ke sini." Ujar temannya yang lain.

Boss tertawa. "Kalian bangsat. Dia anaknya terlalu polos kayaknya. Jangan disatuin."

"Lah, tumben sukanya sama yang polos. Biasanya sama yang berpengalaman banget." Timpal temannya.

Boss tertawa lagi. "Gak tau, lucu aja."

"Yah, si Boss lagi jatuh cinta. Jadi bego, deh."

Boss tak bereaksi pada candaan temannya yang lain itu. Di tengah lamunannya, matanya berhasil menemukan si seksi konsum 2 barusan. "Eh, sie konsum dua!" Panggilnya dari jauh. Anak itupun langsung mendekat.

"Ada apa ya, kak?" Tanyanya sopan.

"Minuman yang tadi gue titip ke lu, udah disampein belom?" Tanya Boss dengan nada songong khasnya

"Udah, kak."

"Kok gak dateng-dateng dia?" Tanyanya lagi.

"Ah, gak tau deh, kak."

"Lu kasih ke orang yang bener, gak?" Tanyanya lagi, memastikan.

"Bener, kak!" Jawabnya. "Yang pake kacamata bulet itu, kan?" Tanya anak itu lagi.

Boss mematikan puntung rokoknya. Ia mengacak-acak rambutnya sendiri. "Bukan Alexa yang itu!"

"Ah, Alexa yang sosiologi, kak?" Tanya anak itu, setelah menyadari kesalahannya. "Duh, maaf banget, kak! Abisnya Alexanya ada dua, kak."

Boss menghela napas. "Ah! Ya udah, lah. Gimana lagi." Ia memutar bola matanya.

Wah, si anak konsum itu takut bukan kepalang. Ekspresi wajah Boss berubah drastis. Sepertinya, satu kata salah lagi, ia dapat diterbangkan ke luar angkasa oleh Boss. "Maaf banget ya, ka-"

ALEXEAN // completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang