delapan belas

85 3 0
                                    

Alexa dan Sean berdiri di depan sebuah pintu. Menunggu dibukakan pintu. Setelah penantian yang agak lama, pintupun terbuka juga. Akhirnya.

"Ehh... Sean bawa cewek juga akhirnya..." Sapa Marvel begitu membukakan pintu.

Sean tersenyum setengah. Sedangkan Alexa hanya tertawa ramah. Setelah itu, Marvel pun mempersilakan mereka berdua masuk, dan duduk di sofa tamu.

"Nih, minum dulu. Biar kamu tenang, terus aku gampang ngapusnya." Kata Marvel, sambil menyodori segelas air minum.

Alexa menerima gelas itu dengan penuh tanda tanya. "Ini air apa, kak?" Tanyanya.

"Air biasaa! Lu kira ini aer buat mejik!?" Respon Marvel dengan aksen konyolnya.

Alexa tertawa malu. "Yaaaa kirain air zam-zam." Perkataannya tersebut ditertawai Sean.

Setelah Alexa selesai minum, Marvel duduk di hadapan Alexa. "Mau diapusnya kayak gimana?"

Alexa kebingungan dengan maksud pertanyaan Marvel. "Maksudnya?"

Marvel menghela napas. 'Emang dasar si kampret, bawa orang dadakan banget, dah.' Batin Marvel mengumpat atas Sean. "Jadi, aku bakal ngubah masa lalu kamu. Aku bakal bikin pas dari awal, kamu gak pernah ketemu dia. Gimana?"

Alexa mengangguk ragu. "Jangan nyesel, ya." Peringat Marvel, sebelum Alexa memejamkan matanya.

Marvel meletakkan tangannya di atas kepala Alexa. Ia memejamkan matanya juga. Ia berjalan mundur dalam ingatan Alexa, hingga di mana Alexa dan Cleo pertama kali bertemu. Dengan begitu, Marvel membelokkan langkah-langkah Alexa pada saat itu. Alexa tidak pernah bertemu dengan Cleo. Dan seketika, segala hal yang ada di hadapannya berubah begitu saja.

-oOo-

Setelag beberapa lama, Marvel membuka matanya. Ia menghembuskan napasnya sekuat tenaga. Alexa terlelap di sofa. Setelah ia terbangun, tidak akan mengingat apa-apa lagi soal Cleo.

"Sean." Panggil Marvel.

Sean mengalihkan konsentrasinya dari ponselnya. "Gimana? Udah ilang?" Tanyanya.

Ekspresi wajah Marvel jatuh. "Sekarang aku ngerti kenapa dia susah banget move on."

Sean, yang sedang duduk di meja makan, menggeret kursinya agar lebih dekat dengan Marvel. "Maksudnya?"

"Kehadirannya Cleo tuh ngasih butterfly effect buat dia. Kalo dari awal Alexa gak pernah ketemu dia, hidupnya gak jelas sekarang. Dia juga gak bakal ketemu kamu di kuliah." Kata Marvel. "Makanya, aku cuma ngapus Cleonya aja. Aku gak berani ngubah masa lalunya. Di ingatannya dia, semuanya baik-baik aja. Cuma, tanpa Cleo aja. Cleo udah ilang dari ingatannya." Marvel menghela napasnya. "Dulu mereka berdua pernah jalan-jalan di mall. Tapi sekarang, yang dia inget, dia cuma jalan-jalan sendiri. Seneng-seneng sendiri. Di ingatan dia juga, hari ini kalian jalan-jalannya berdua doang. Gak ada Cleo."

Sean diam. "Emang, kalo gak ketemu Cleo, jadinya gimana?"

Marvel menghela napas. "Dulu dia punya temen cowok, beda 2 tahun. Sebelum naik kelas 9. Dia gak tau kalo temennya ini sebenernya nakal. Temennya ini udah gak sekolah lagi. Kerjaannya gak jelas. Tapi, di hadapan Alexa, dia baik-baik aja. Sampe suatu hari, mereka berdua pacaran. Ini pas Alexa udah SMA kelas 1. Alexa sering ngilang. Temen-temennya dilupain. Dia sering kabur dari rumah. Pas dia kelas 3, pacarnya jadi pemain bola junior yang lumayan terkenal. Otomatis Alexa juga ikut terkenal. Suatu malem, mereka ada after-party setelah tanding bola. Ini bener-bener party kayak di luar negeri. Alexa make dress seksi gitu, sedangkan pacarmya ini make jas rapi. Pas lagi mabok, Alexa dideketin sama temennya pacarnya. Terus setelah itu..." Gantung Marvel.

ALEXEAN // completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang