tujuh belas

104 2 0
                                    

Alexa dan Sean langsung memasuki kafe itu. Alexa berjalan di depan, menuntun Sean berjalan menuju Cleo yang ternyata sudah menunggunya dari tadi. Untuk menyambut kedatangan Alexa dan Sean, Cleo berdiri.

"Hai. Gue ajak dia gapapa, kan?" Tanya Alexa setelah sampai di hadapan Cleo.

Cleo tersenyum manis. Masih semanis dulu. "Eh.. iya gapapa."

Cleo kembali duduk di kursinya. Sean dan Alexa duduk bersebelahan di hadapannya.

"Hm.. Kak, maaf. Tapi boleh gak, saya ngobrol sama Alexa berdua sebentar. Banyak yang harus diomongin soalnya, kak." Izin Cleo, berusaha untuk terdengar sesopan mungkin.

Di bawah meja, tangan kanan Alexa meremas ujung jaket Sean dengan keras. Sean kemudian hanya memegang erat tangan mungil milik Alexa itu. Sean mendekatkan wajahnya pada telinga Alexa. "Ngomong aja. Gue tungguin lu di kafe paling bawah." Bisiknya pada Alexa.

Alexa memperlihatkan wajah khawatir pada Sean. Sean hanya mengangguk pelan, pertanda 'Pasti bisa!'. Perlahan, tangannya melepaskan genggamannya. Tatapannya lalu beralih pada Cleo. Setelah memberikan Cleo senyuman hangat, Sean pergi ke luar.

Setelah berpikir lama semalam, akhirnya Sean memutuskan satu rencana: untuk tidak memiliki rencana apa-apa. Mungkin ia hanya harus membiarkan semuanya berjalan sendirinya.

Walaupun Sean sudah keluar, Alexa masih saja memerhatikan pintu. Hal itu mengganggu pikiran Cleo. "Apa kabar?" Tanya Cleo ramah.

Sadar dari lamunannya, Alexa langsung mengangguk sambil tersenyum. "Baik. Gue berhasil keterima di univ yang gue pengenin dari dulu." Ceritanya dengan senang.

Cleo tersenyum lebar. Senyumannya masih saja sama seperti dulu. Hanya, sekarang jauh lebih dewasa lagi. "Bagus, dong!" Responnya.

Alexa meletakkan tangan kirinya di atas meja, hanya untuk menumpu wajahnya."Lu gimana?" Alexa balas menanyakan kabaf mantannya.

"Baik-baik aja..." Jawab Cleo dengan senyum iklhas. "Mau minum?" Tawarnya. Tawarannya hanya dibalas dengan anggukan Alexa. Cleo mengangkat tangannya, memanggil pelayan yang ada. "Mau pesen, mbak."

Alexa membaca buku menu yang diantarkan pelayan itu sejenak. "Hmnm... kopi latte aja deh, mbak."

"Oke. Ditunggu, yaa."

Alexa mengangguk sopan.

"Sekarang lu SMA di mana?" Tanya Alexa.

"Ada lah, deket rumah." Jawab Cleo. "Masuk kuliah jurusan apa?" Tanya Cleo malu-malu, masih canggung.

"Sosiologi. Lu?"

"MIA."

"Anjas.." Alexa bertepuk tangan kecil. "Belajar bahasa lain gak?"

Cleo tertawa kecil. "Lagi pusing nih, Latin susah BANGET."

Alexa tercengang. "Demi apa, sih, Latin? Gila, ya? Gue aja diajarin Spanyol susah sendiri." Alexa terkekeh.

"Bukan pelajaran, sih. Cuman kan, karena di biologi banyak nama-nama Latin gitu, jadi mesti afal. Dingertiin satu-satu gitu." Cleo tertawa, isyarat 'halah, gapapa, kok.' "Coba ngomong bahasa Spanyol."

ALEXEAN // completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang