Alexa terbangun dari tidur nyenyaknya. Entah mengapa, setelah menceritakan masa lalunya kepada Sean, beban hatinya menjadi hilang. Begitu membuka matanya, sinar matahari langsung memenuhi penglihatannya. Alexa duduk untuk meregangkan tubuhnya. Sepi sekali. Diliriknya sofa di sebelah ranjangnya. Kosong. Alexa pun langsung turun dari ranjang. Diperiksanyalah kamar mandinya. Kosong juga. Alexa menghela napas. Sean pasti pulang tadi subuh.
drrtt
Begitu mendengar ponselnya bergetar, Alexa langsung mengeceknya. Sebuah telepon masuk dari nomor tak dikenal.
"Yeoboseyo?"
"Xaxa, ini aku."
Alexa menjauhkan ponselnya dari telinganya. Melihat nama penelepon di layarnya. "Lah, kok nomernya beda?"
"Nomernya temen. Pulsaku abis, hapenya juga lagi dicas." Jawabnya.
"Ohh. Ada apa nih, nelfon-nelfon? Tumben banget." Tanya Alexa.
"Xaxa kok kayak gak suka banget sih, aku telfon?" Protes Cleo.
"Bukan gituu. Ini masih pagi, cuk! Gue baru banget bangun."
"Sekarang udah mau jam 9, sayang!" Balas Cleo dengan nada sarkas.
Alexa kembali mengecek layar ponselnya untuk melihat jam. "Hehe... Nyenyak banget."
"Xa, sibuk gak hari ini?" Tanya Cleo.
"Palingan sibuk check out aja, sih. Kenapa?"
"Mau ketemuan, dong... Xaxa juga lagi di deket sini, kan?"
"Hmm... ayok-ayok aja, sih." Balas Alexa. "Tar deh, gue kabarin lagi. Makan dulu."
"Oke! Met makan!"
"Dahh!" Alexa menutup teleponnya terlebih dulu.
Begitu sambungan terputus, barulah terlihat notifikasi dari Sean. Sebuah pesan yang dikirimnya pada pk 3.00 dini hari tadi.
Sean: xa gw udh balik yak:) ujannya udh berenti juga wkwk klo lu baca ini kyknya gw udh nyampe rmh deh, HAHA gbs dibangunin sih lu 😛 maaf ga pamit dulu td🙏🏻
Alexa: iyaa bener gw baru bangun ehe
Alexa mengantongi ponselnya, dan keluar dari kamar. Suasananya terlalu sepi, Alexa tak tahan. Ia butuh seseorang untuk diajak mengobrol, dan seseorang untuk menyantap sarapan bersama. Kakinya melangkah menuju kamar salah satu abangnya. Baru mau menekan bel, Alexa kembali teringat sesuatu. Sekarang, kedua abangnya sudah memiliki keluarganya sendiri, Alexa sudah tidak bisa mengganggu mereka seenaknya seperti dulu lagi. Baru kali ini, Alexa merasa sangat jauh dari sentuhan kedua abangnya. Alexa menurunkan tangannya. Ia akhirnya melangkahkan kakinya ke restoran hotel. Baru saja sampai, Alexa sudah disambut dengan pengumuman bahwa jam sarapan gratis baru saja berakhir. Ah, andaikan dia bangun lebih pagi lagi.
Dengan langkah gontai, Alexa pergi ke minimarket yang ada di hotel itu. Alexa menuju ke rak makanan siap saja. Karena sudah makan mie instan semalam, Alexa memutuskan untuk membeli sandwich saja. Setelah membayar melalui pembayaran elektronik, Alexa kembali ke kamarnya. Tadinya, Alexa hanya ingin menyeduh susu panas yang disediakan hotel. Namun, perkataan Sean semalam menyangkut di kepalanya. "Jangan sering nahan laper lagi..." Jadilah Alexa menyantap sarapan ringannya sambil menonton acara TV. Ya, setidaknya perutnya takkan kelaparan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXEAN // completed
Teen Fiction"Coba aja kalo lu itu cowok gue, Se." Kata Alexa. Sean hanya tertawa mendengar ucapan Alexa barusan. "Gak, ah. Lu lebih kayak adek gue. Lucuu." Katanya sambil mengacak-acak rambut Alexa. Alexa hanya manyun. Yah, pasrah aja, sih, kena kakak-adek zon...