dua puluh empat

75 4 0
                                    

Singkat cerita, mobil Boss akhirnya sampai di rumah Alexa pk 20.46. Begitu mobil berhenti di depan gerbang, Alexa langsung melepas sabuk pengamannya.

"Ehem." Boss kembali berdehem. "Gue liat-liat, pengen cepet-cepet turun, nih."

"Udah malem, kak." Alexa memberi alasan.

"Makasih dulu boleh, kali." Sindir Boss.

Alexa mengumpat dalam hati. "Makasih banyak, kak. Maaf banget aku ngerepotin kakak hari ini." Kata Alexa.

Boss mengangguk. "Besok pagi, gue jemput lu."

Alexa berusaha menolak tawaran Boss. Selain karena ia merasa tak enak karena terus diantar-antar, Alexa juga malas berhubungan dengan Boss. "Gak usah, kak. Kayaknya kakakku bisa anter, deh." Kata Alexa asal. Kedua kakaknya bahkan tak ada di rumah untuk besok.

"Besok pagi gue ke sini. Jam 6 pas lu harus udah berdiri depan pager." Kata Boss. "Kalo gak, gue lapor ke Mario semua yang lu bilang tadi siang." Ancamnya.

Alexa pusing tujuh galaksi. Ia menghela napas. "Oke, kak."

"Kok gak ikhlas gitu, sih?!" Komen Boss.

Alexa tersenyum sarkas. "Oke, kak. Tapi, kakak juga jangan telat." Katanya sebal.

"Asal lo tau, gue bukan tipe orang yang suka ngaret." Boss memperkuat dirinya sendiri.

Alexa membuka pintu mobil depan. "Maksasih banyak, kak." Ucapnya. "Sampe ketemu besok pagi jam 6 pas, kak." Pamit Alexa dengan sarkas. Setelah keluar mobil, ia lalu menutup pintu dengan sedikit keras. Dengan kecepatan naruto, Alexa berhasil masuk ke dalam rumahnya. 'Akirnya si jahanam pergi.' Batinnya lega.

-oOo-

pk 05.59

Alexa sudah siap di luar gerbang. Ia menyenderkan tubuhnya ke pintu gerbang rumahnya. Tangan kanannya membawa tas kamera. Jika sampai Alexa lupa membawa kamera (baca: tujuan Alexa bolak-balik, terjebak macet dan kecanggungan dengan Boss), ia akan sangat membenci dirinya sendiri. Alexa terus menatapi jam di layar ponselnya.

pk 06.00

'Yes! Gue menang!' Batin Alexa berseru.

Tepat saat itu juga, sebuah mobil sedan hitam berhenti di depan Alexa. Kaca pintu depan terbuka, dan memperlihatkan pengemudinya. "Gue gak telat, kan?" Tanyanya.

Alexa menghela napas. "Tapi, masih aku yang lebih cepet." Belanya dengan bangga.

Boss memutar bola matanya. Barulah ia membuka kunci mobilnya. "Masuk." Perintahnya.

Alexa segera membuka pintu depan, dan duduk di jok penumpang. Setelah duduk manis, ia langsung mengenakan sabuk. Ia malas memulai perdebatan dengan kakak tingkatnya. Alexa tak mau mengulang kejadian kemarin.

...
Kemarin sore

"Alexa, kak." Alexa memperkenalkan dirinya.

Boss diam sejenak. Perhatiannya lalu teralih pada hujan yang turun makin deras. Ia membuka payung yang dibawanya. "Yuk." Ajaknya dengan canggung.

Alexa masih diam di tempat. Agak ragu dengan tawaran Boss.

"CEPET!" Bentak Boss yang sukses membuat Alexa segera berjalan mendekatinya. Ia memindahkan gagang payungnya ke tangan Alexa dengan kasar.

"Terus, kakak?" Alexa masih ragu-ragu. Apakah harus berbagi payung atau tidak.

Bukannya menjawab pertanyaannya, Boss malah lebih dulu menyebrang jalan. Ia membiarkan air hujan turun mengenai hoodienya. Alexa segera menyusul langkah kakak tingkatnya itu. Begitu dekat mobil, Alexa hanya berdiri di sebelahnya, bukannya malah membuka pintu. Boss pun kembali geram dibuatnya. Ia langsung membuka pintu depan, dan mendorong adik tingkatnya masuk dengan paksa. Barulah Boss memutari mobilnya,dan duduk di kursi pengemudi. Tidak sampai 3 menit, Boss sudah kembali melajukan mobilnya. Di tengah-tengah keheningan, muncul sebuah suara yang mengganggu konsentrasi Boss.

ALEXEAN // completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang