tiga puluh tujuh

72 6 0
                                    

Sekarang sudah pukul 5 sore. Karena sakit, Alexa seharian hanya rebahan di kamar. Kegiatannya hanya makan, nonton tv, main gadget, nyemil, dan minum. Membosankan sekali jadi orang sakit. Alexa rasa, ia hanya perlu absen sehari untuk memulihkan dirinya. Lagipula, ia hanya tidak enak badan, bukannya terkena penyakit ganas yang mengundang kematian. Sean dan Kai memerintahkan Alexa untuk beristirahat selama sehari atau dua hari lagi. Mereka bilang, Alexa memang sudah lama kelelahan. Dan sekarang, imun tubuhnya sedang tidak fit. Jadilah Alexa akhirnya drop juga. Sedangkan, si roomate sendiri hanya mengatakan "Kalo lu udah ngerasa enakan, ya udah, masuk aja." Pada akhirnya, Alexa memutuskan untuk tinggal karena malas.

Naomi sedang pergi keluar mengerjakan projek kelompok. Jadilah Alexa sendirian untuk seharian penuh.

drrrttt

Alexa mengambil ponselnya dari atas meja karena ada panggilan masuk.

"Halo?"

"Di kosan."

"Hah? Ngapain, ego? Gila lu."

"Oke oke, gue keluar."

Alexa menutup teleponnya. Ia mengenakan sendalnya, dan turun ke lantai 1. Dengan semangat, ia membuka pintu kosannya.

"EEE NGAPAIN KE SINI?"Tanya Alexa gembira.

Laki-laki itu menyerahkan satu tas berisi jajanan kantin. Makanan favorit Alexa. "Nih."

Alexa menerima, dan langsung membuka isi tas itu. "AAAA MAKASIH, SE!"

"Tadi Naomi cerita, kalo lu sendirian di kosan. Terus gue kepengen nyamperin, deh." Cerita Sean singkat.

"Gabut bangett!!" Seru Alexa. "Pengen main sama lu, tapi lu gak boleh masuk." Ia memanyunkan bibirnya.

"Gue masih ada hadiah satu lagi." Kata Sean.

"Oh, ya? Apa?" Tanya Alexa.

Sean langsung merangkul Alexa. Ia menggiring temannya agak jauh dari kosannya. Tak terlalu jauh dari kosan Alexa, terdapat sebuah taman kecil di pinggir danau buatan kecil. Kursi taman-kursi taman yang ada, diisi oleh para penghuni kampus. Sean membawa Alexa ke satu bangku yang hanya terisi satu orang.

"Ehem." Panggil Sean.

Orang yang dipanggil itu menoleh, dan langsung berdiri. "Xaxaaa!"Dengan penuh kegembiraan, Cleo memeluk Alexa. "Kangen!!"

Alexa membalas pelukan Cleo. Tak ada lima detik, Alexa mundur. "Ihh, katanya ada ekskuuul!"

Cleo menunjuk pakaian yang ia pakai sekarang. "Ey, ini aku make celana basket, bro."

Alexa memandangi Cleo dari ujung rambutnya hingga ujung sepatu. Rambutnya berantakan. Ia mengenakan kaos oblong berwara hitam. Celana basketnya berwarna putih, dengan garis merah di kedua sisinya. Terpampang nomor 4 di celananya. Ia mengenakan sepatu basket berwarna hitam, dengan kaos kaki putih semata kaki. Alexa melihat ke arah belakang Cleo. Cleo membawa tas ransel hitam yang menggendut. Alexa tebak itu gendut karena berisi baju seragam Cleo yang dimasukkan dengan asal. Cleo baru saja pulang ekskul. Pernyataan itu semakin diperkuat dengan bukti tubuh Cleo yang baunya sudah menyerupai sampah.

Alexa tertawa pelan.

"Gue tinggal, ya." Kata Sean.

Ah, Alexa bahkan lupa, ia ke sini diantar oleh Sean. "Makasii, See! Tar chat, yak!"

Sean hanya melambaikan tangan. Punggungnya lama kelamaan menjauh dan hilang dari penglihatan.

ALEXEAN // completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang