dua puluh tujuh

71 3 0
                                    

Athena

Sean: km lg dmn?

Sean: aku mau ketemuan

Sean: skrg jg.

"Kalo dibalesnya lama, telfon langsung aja, Se." Saran Alexa.

Sean tidak menjawab, namun tetap melaksanakan masukan Alexa. Sambil menunggu teleponnya terjawab, ia menyenderkan punggungnya ke sandaran bangku taman depan kosannya. Ia lalu menghela napas (untuk kesekian kalinya). Merasakan atmosfer yang tegang, Alexa hanya duduk tegak dalam diam, memerhatikan tiap langkah yang diambil sahabat laki-lakinya itu. Sambil berharap dalam hati, akan segera dijawab.

"Halo?" Sean langsung duduk tegak begitu teleponnya diangkat.

Pergerakan Sean yang tiba-tiba itu sontak membuat Alexa juga ikutan kaget.

"Kamu di mana sekarang? Aku perlu ngomong sama kamu."

"Di perpus aku?"

"Ya udah, bentar. Aku ke sana. Tunggu, ya." Sean langsung menutup telepon, dan juga berdiri pada waktu yang sama.

"Gue balik, ya." Pamit Alexa.

Sean mengangguk. "Ati-ati, ya!" Katanya, lalu berjalan pergi.

Alexa kembali menghela napas, dalam hati mendoakan kelancaran untuk Sean.

-oOo-

Sean berjalan memasuki perpustakaan dengan napas yang agak terenggal-enggal. Akhirnya ia dapat melihat penampakan Athena dari kejauhan. Segera ia mendekati Athena dengan secepat mungkin.

"Athena!" Panggil Sean. Bukan dengan nada gembira, melainkan dengan nada marah. Kedua alisnya sudah mengerucut, dan langkah jalannya semakin cepat begitu ia sudah makin mendekati Athena. Orang-orang dari radius 300 m mungkin dapat merasakan aura gelapnya.

Athena membalikkan badannya. "Eh? Hai sayang!" Jawab Athena dengan nada ceria.

Jawaban Athena —yang terdengar berpura-pura seakan tidak ada apa-apa semakin— membuat Sean marah. "Sayang yang mana? Gue atau yang lain?!" Tanya Sean dengan sedikit bentakan.

Athena terdiam. Raut wajahnya berubah. "Maksudnya yang lain?" Tanyanya.

Wah. Sean semakin marah bukan kepalang. "MENURUT LU SIAPA, HAH?" Akhirnya ia mengeluarkan bentakannya juga.

Athena terkaget dengan bentakan Sean. Ya, karena Sean sangat jarang marah padanya. Bahkan mungkin, tidak pernah sama sekali. Ia pun mulai merasa ketakutan dan terintimidasi.

"GAK BISA JAWAB, YA?!" Bentakan Sean semakin keras. Urat lehernya semakin nampak. Wajahnya makin merah. "Gak bisa ngelak kan, kalo lu emang selingkuh?!" Tanyanya dengan tajam. Nada suaranya menurun sedikit.

Athena terdiam. Semakin lama, kepalanya semakin menunduk.

"LIAT MUKA GUE, THENA. LU KIRA GUE NGOMONG SAMA SIAPA?!"

Perlahan, Alexa menaikkan pandangannya. Ia dapat melihat ekspresi wajah Sean yang bercampur aduk berantakan, ia tak bisa membacanya. "Jangan kenceng-kenceng..." Bisiknya pelan.

ALEXEAN // completedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang