Hari pernikahan tiba juga. Sean sudah mandi hingga wangi. Sekarang, ia sedang dalam perjalanan menuju tempat Alexa dan keluarganya menginap, untuk bersiap-siap. Karena perlu membawa setelan jas, Sean memutuskan untuk memesan taksi online saja. Hanya perlu 30 menit untuk bisa sampai ke tempat tujuannya. Nah, yang menjadi PR baginya adalah menemukan ruang kamar Alexa dan keluarganya.
"Xa, gue udah di lobby." Lapor Sean lewat telepon.
"Ah, udah? Hmmm, maaff banget nih, gabisa jemput. Gue lagi didandanin."Jawab Alexa.
"Kamar lu nomer berapa?"
"127."
"Lantai?"
"9."
"Oke, otw." Sean memutus sambungan telepon, dan mulai mencari. Saking luasnya lobby hotel, untuk menemukan keberadaan lift saja sulit. Akhirnya, setelah beberapa lama, dan setelah beberapa orang yang ditanya, Sean sampai di depan kamar bertuliskan nomor 127. Sean menghembuskan napasnya dulu, sebelum mengetuk pintu di hadapannya.
tokk tokk
Tidak ada yang membuka. "Goblok... kan ada bel." Gumamnya.
tingg tungg.
Nah, baru saja dibuka. Muncullah..... seorang wanita yang tak ia kenal.
"Eh, maaf. Salah kamar, kayaknya." Kata Sean, lalu berbalik.
"Enggak, kok! Temennya Alexa, bukan?" Tanya wanita itu.
Sean berbalik lagi. "Iya. Bener ini kamar Alexa?" Tanya Sean.
"Iya, bener, kok. Masuk aja, Alexanya di dalem."
Sean pun masuk. Begitu masuk, Alexa langsung menarik perhatiannya. "Xa." Sapanya.
Alexa hanya melirik lewat kaca rias. "Eh, Se." Sapanya balik. Alexa menunjukkan senyuman biasanya. "Eee buset, santuy bener baju lu." Kata Alexa, begitu melihat penampilan Kai yang sangat santai. Rambutnya berantakan. Ia juga hanya mengenakan sweater biru. Terang sekali. Di tangannya terdapat satu setel pakaian lengkap dengan hangernya. Sean mengenakan ransel hitam di punggungnya.
Sean tersenyum menampakkan giginya. "Sekarang gue gimana?" Tanya Sean.
Alexa masih melirik Sean lewat cermin, karena tak bisa menoleh berhubung wajahnya sedang dirias. "Ganti dulu, gih. Tar abis make up gue selesai, giliran rambut lu."
Sean mengangkat jempolnya. "Di sini, kan?" Tanya Sean, sebelum memasuki kamar mandi.
"Hm."
Dan masuklah Sean ke dalam kamar mandi. Begitu Sean menutup pintu kamar mandi, Sean melihat sebuah gaun cantik tergantung di dinding. Hanya melihat pakaiannya saja, Sean sudah bisa membayangkan akan secantik apa Alexa. "Shit!" Gumam Sean, begitu mendapati dirinya dengan pipi yang memerah.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXEAN // completed
Teen Fiction"Coba aja kalo lu itu cowok gue, Se." Kata Alexa. Sean hanya tertawa mendengar ucapan Alexa barusan. "Gak, ah. Lu lebih kayak adek gue. Lucuu." Katanya sambil mengacak-acak rambut Alexa. Alexa hanya manyun. Yah, pasrah aja, sih, kena kakak-adek zon...