Semenjak kejadian tadi pagi, Alexa semakin membenci Kai. Alexa hanya diam saja setiap diajak bicara Naomi.
Karena kelas sudah mau mulai, mereka semua sudah berada di kelas. Alexa hanya serius berkutat dengan ponselnya, tanpa memerhatikan sekitar. Naomi yang ada di sebelahnya kebingungan. Anehnya juga, Alexa melarang orang-orang untuk menempati kursi di sebelahnya.
Tepat setelah itu, Sean berjalan melewati meja Alexa. Begitu melihat Sean lewat, Naomi segera memanggil Sean, dan dian-dian mengode Sean untuk duduk di sebelahnya. Naomi sudah lelah menghadapi mood-swing Alexa sendirian. Sean juga harus ikut merasakan ini.
Sean yang mengerti apa kode Naomi, mengambil tempat duduk di sebelah kanan Naomi. 'baru aja pengen ngehindar.' Batin Sean. "Dia kenapa?" Tanya Sean berbisik.
Naomi mengangkat kedua bahunya. "Gak mau cerita dia. Diemin aja, deh. Siapa tau nanti balik lagi." Bisik Naomi balik.
Sean hanya diam. Ia lalu mengalihkan perhatiannya dengan mengeluarkan laptopnya dari tasnya. Sean membuka file-file presentasinya. Sean berniat untuk membaca-baca ulang presentasinya, hingga ia medengar suara yang sangat familiar ada di dekatnya. Yang membuatnya lebih kaget lagi yaitu ketika panggilan itu bukan ditujukan untuknya, melainkan Alexa.
"Lexa, bisa ngomong sebentar gak?" Tanya Kai dengan suara halus.
Alexa hanya menggeleng.
Sean memerhatikan tingkah Kai diam-diam sambil mengerutkan alisnya. Ia dikejutkan dengan Kai yang tiba-tiba menoleh ke arahnya. "Bertiga deh, sama Sean."
"Lah kok gue?" Tanya Sean reflek.
"Ini masalahnya ada elunya juga." Jawab Kai.
Alexa menoleh menghadap Sean sebentar, sebelum akhirnya kembali memandang Kai. "Ya. Bentar aja, ya."
Kai mengangguk. Alexa berdiri. Diikuti juga dengan Sean. Mereka bertiga lalu pergi keluar ruangan meninggalkan Naomi sendiri yang sedang kebingungan.
Di luar kelas, mereka bertiga berdiri berhadapan. dengan canggung. sangat canggung.
"Kenapa sih, kalian?" Tanya Sean memecah keheningan. Saking senangnya atas pengalaman 'jalan-jalan sama Alexa' kemarin, Sean sampai lupa darimana ia mendapatkan luka itu.
"Gue mau minta maaf sama kalian." Kata Kai to the point.
"Kenapa??" Tanya Sean, yang dihadiahi oleh sikutan Alexa.
"Pale lu kenapa bisa luka gitu lah, bego?" Balas Alexa ketus.
"Oohh." Jawab Sean dengan dongonya sambil.
"Maaf banget, Se. Kemaren gue keterusan. Sekali lagi, maaf banget." Kata Kai sambil melakukan gestur memohon maaf.
"I-i"
"Lu kira alesan lu itu masuk akal, hah?!" Bentak Alexa yang membuat Sean super kaget.
Kai menundukkan kepalanya.
"ULANG LAGI PERMOHONAN MAAF LU DENGAN ALESAN YANG LEBIH MASUJ AKAL!" Bentak Alexa lagi.
Yang makin membuat Sean kaget adalag bagaimana Kai menjadi sangat patuh kepada Alexa.
Kai menundukkan badannya kepada Sean. "Maaf-"
"POSISI SUJUD." Bentak Alexa sekali lagi.
Kai kaget dengan bentakan Alexa, sehingga langsung melakukan posisi sujud di depan kaki Sean. "Sean, maaf banget kemaren gue udah nonjokin lu sampe babak belur. Gue tau banget apa yang gue lakuin itu salah. Sekarang lu bisa deh nonjokin gue sesuka lu." Kata Kai halus.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALEXEAN // completed
Teen Fiction"Coba aja kalo lu itu cowok gue, Se." Kata Alexa. Sean hanya tertawa mendengar ucapan Alexa barusan. "Gak, ah. Lu lebih kayak adek gue. Lucuu." Katanya sambil mengacak-acak rambut Alexa. Alexa hanya manyun. Yah, pasrah aja, sih, kena kakak-adek zon...