Rabu siang sebelum latihan band dimulai, aku dan Ezra berdiri di depan ruang musik untuk mendiskusikan lagu yang akan kami mainkan. Komposisi lagu buatanku sudah selesai direvisi, Ezra sedang memeriksanya. Beberapa anggota band memasuki ruangan, aku mengangguk dan mempersilahkan mereka untuk masuk. Ezra membolak-balikan lembar halaman di binder-ku. Wajahnya terlihat serius, tetapi lama kelamaan ia mengernyit.
Pemuda itu lalu mengembalikan binder musikku. "Lagumu bagus. Mungkin kita akan memainkannya di lain kesempatan. Untuk pertandingan nanti, kita fokus pada Fight Song saja."
"Tapi--"
"Waktu kita tinggal sebulan lagi, Aiden. Bagaimana dengan anggota yang lain? Apakah mereka bisa mengejar ketinggalan jika harus berganti lagu?" tanya Ezra.
"Tapi kau menyuruhku untuk merevisi laguku." Aku menekuk wajahku.
"Next time, Aiden. I promise."
Aku mengembuskan napas berat melihat Ezra berjalan masuk ke dalam ruang musik tanpa menggubris permintaanku. Saat kami memasuki ruangan, seluruh murid seketika diam dan fokus kepada kami. Kami berdua melangkah ke depan ruangan untuk memimpin latihan hari ini.
Ezra berdeham. "Selamat siang, band! Untuk pertandingan football melawan Statton High School, kami sudah memutuskan akan memainkan Berry High Fight Song."
"Again," ucapku sarkas.
Ezra menyikut lenganku dan berbisik. "Mana copy kertas musiknya?"
Aku menghela napas, kemudian mengambil lembaran copy lagu tersebut dari dalam tas. "Yeah, kita akan memainkan Fight Song lagi, sementara aku sudah menyelesaikan komposisi lagu baru yang cukup--"
Sebelum aku menyelesaikan kalimatku, Ezra memotong. "Sudah, aku tahu apa yang terbaik untuk band."
Myra memutar bola matanya dan mencibir Ezra. "Bagaimana bisa seseorang yang tidak bisa menerima masukan dari orang lain, merasa paling tahu apa yang terbaik untuk band?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Serenade [END]
Teen FictionTahun ajaran baru, seorang pemain saxophone bergabung dalam klub band sekolah dan berhasil menyita perhatian semua orang. Selain sifatnya yang supel dan kemampuannya dalam bermusik, gadis itu berhasil menyatukan murid-murid yang berbeda kepribadian...