Chapter 50 - Emma Hawkins

477 163 148
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Present time, Aiden POV]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

[Present time, Aiden POV]

Sorakan dari team cheerleader dan seluruh penonton yang ada di tribun menjadi pertanda bahwa Tigers dan Bulldogs memenangkan pertandingan malam ini. Kami semua bersorak dan berlari ke tengah lapangan, kemudian mengangkat Caleb tinggi-tinggi di udara.

"Hore untuk Caleb! Hore untuk Caleb!"

Caleb tertawa. "Oh my God. Kalian, turunkan aku!"

Kami semua menikmati euphoria kemenangan malam ini sambil bersorak gembira. Beberapa orang di kerumunan saling berpelukan dan mengangkat pemain softball lainnya ke udara.

Setelah Caleb diturunkan, Jade berbisik padanya. "So proud of you."

Pemuda berkulit eksotis itu tersenyum, menyibakkan rambut wavy milik Jade ke belakang telinganya, kemudian merunduk untuk mencium gadis di depannya.

"Whoaaa whoaaa, ada apa ini?" goda Michael.

"Kalian berkencan?!" tanyaku.

Caleb melepas ciumannya, menatap kami satu persatu dengan semburat merah di kedua pipinya.

"Yeah. Aku dan Jade," jawabnya gugup.

"Belum lama ini," tambah Jade.

Maria bertepuk tangan dan bersorak. "Woohoo! Kurasa kalian hutang segelas milkshake dan banana pancake di Golden Griddle untuk kami!"

Di tengah euphoria kemenangan dan kebahagiaan dua sejoli yang baru saja menyandang status pacaran, atensiku teralihkan pada Emma yang mendadak hilang dari pandangan. Aku menoleh ke kanan kanan dan kiriku untuk mencari gadis itu.

Tidak lama kemudian, Emma terlihat sedang duduk sendirian di bangku tribun. Kehadirannya nyaris tak terlihat, mengingat banyak sekali murid yang berlalu lalang di sini.

Aku berbisik di telinga Nat. "Kurasa Emma membutuhkanmu."

Nat mendongak ke arahku dan mengangguk. Gadis itu tahu apa yang harus dilakukannya, dengan cepat ia pergi meninggalkanku dan menghampiri Emma di bangku tribun.

Winter Serenade [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang