Dua minggu sebelum homecoming, aku sedang sibuk berlatih untuk penampilan kedua klub band, yaitu pertandingan football melawan Hearst High. Selain itu, aku juga sedang menulis lagu untuk Nat karena aku berencana untuk mengajaknya ke homecoming.
Well, itu idenya Myra. Tapi tetap saja, aku ingin segalanya sempurna.
Siang ini, aku duduk berhadapan di cafeteria bersama Myra untuk makan siang. Gadis itu memesan lemon tea dengan spaghetti carbonara, sedangkan aku memesan paprika beef dengan jus strawberry.
Myra tidak banyak berbicara hari ini, ia menatap spaghettinya untuk waktu yang cukup lama sambil memutarnya berkali-kali dengan garpu.
"Are you okay?" tanyaku.
Gadis itu mengalihkan pandangannya ke arahku, ia tampak terkejut. "Yeah, I'm fine. Aku--um--hanya memikirkan kuis bahasa Spanyol yang diadakan pagi ini."
Aku mengangkat salah satu alisku. "Sejak kapan kau peduli pada nilaimu?"
Myra menendang kakiku di bawah meja dan tertawa kecil, "Hei, aku juga ingin lulus dan berkuliah di universitas yang layak!"
"Fine, fine." Aku tertawa. "But I'm not stupid. You are my best friend, I know you have a lot in your mind now."
"Bagaimana denganmu?" Myra bertanya balik. "Lagumu untuk Nat, apakah sudah selesai?"
Aku tersenyum simpul. "Sebenarnya sudah, tetapi aku masih mencoba beberapa opsi. Aku ingin memilih yang terbaik untuknya."
"Jadi kau tidak hanya menulis satu lagu?"
"Yeah." Aku mengangguk.
Myra melirik ke arah spaghetti carbonara miliknya dan terdiam cukup lama, kemudian ia melirik ke arahku lagi.
"Apapun yang kau ciptakan, sebaiknya cepat selesaikan dan ajak dia ke homecoming!" ucapnya.
"Whoa whoa, homecoming masih dua minggu lagi, chill--!" sanggahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Serenade [END]
Teen FictionTahun ajaran baru, seorang pemain saxophone bergabung dalam klub band sekolah dan berhasil menyita perhatian semua orang. Selain sifatnya yang supel dan kemampuannya dalam bermusik, gadis itu berhasil menyatukan murid-murid yang berbeda kepribadian...