Akhir pekan, konser Bring Me The Horizon berlangsung sudah tiba. Aku, Nat, Ezra dan Wes sampai di New Jersey pukul lima sore dan kami langsung menuju lokasi konser.
Setelah Kara dan Max mengakui perbuatannya, seluruh murid di sekolah berhenti menatap Nat dengan dingin. Kurasa hampir seluruh murid di Berry High sudah melihat bahwa Nat dan Cameron baik-baik saja sekarang, rumor tersebut hilang dengan sendirinya.
Pukul tujuh malam, kami sudah masuk ke dalam stadium. Saat kami berdiri di tengah kerumunan penonton.
Ezra yang berdiri di sampingku bertanya padaku. "Bagaimana menurutmu?"
Aku mengangkat bahu. "Aku tidak akan men-judge sebelum melihat mereka bermain. Tapi, penonton konser di sini semuanya seram. Maksudku, kau lihat semua jaket kulit yang mereka kenakan? Begitu pula lipstick hitam yang mereka pakai? Juga semua orang yang memakai graphic t-shirt dan pakaian serba hitam?"
Wes tertawa. "Jaket kulit dan lipstick gelap? Anggap saja mereka semua sama seperti Morgan!"
Aku mengernyit. "Thanks, that doesn't help."
Ezra menyikut lenganku. "Aku hampir setiap hari mengenakan jaket kulit, kuanggap kau sudah terbiasa dengan itu." Kemudian ia menoleh ke arah Nat. "Bagaimana denganmu, Nat?"
Nat tersenyum simpul. "This is new teritory for me. Aku terbiasa mendengarkan band bergenre pop, seperti The Script."
Wes menyeringai. "Kuharap kau suka! Tetaplah di samping Aiden. Ketika konser dimulai, semua penonton disini akan menggila!"
Aku meraih tangan Nat dan menggenggamnya dengan erat, membuat gadis itu tertawa.
"Aiden, chill. Aku tidak akan hilang!"
"Bukan itu yang kukhawatirkan!" ucapku.
Tiba-tiba, lampu sorot di atas panggung menyala, berganti-ganti warna dan menyorot ke sana ke mari. Di atas panggung, kami melihat anggota band melangkah dan menempati posisi masing-masing.
Sang vokalis meraih mic dari atas panggung dan berteriak, "HELLO NEW JERSEYYYY!!!"
Seluruh penonton bersorak dan bertepuk tangan. Aku masih menggenggam tangan Nat dengan sangat protektif.
"Ingat apa yang kubilang tadi, kalian tidak boleh terpisah!" ucap Wes sekali lagi.
Tiba-tiba, wajah Nat berubah muram. "Oke, aku mulai khawatir."
Aku menghela napas panjang. "Aku sudah merasa khawatir sejak berkendara menuju ke sini." Lalu menoleh ke arahnya. "But, hey. With you, I can handle everything, even a metal concert!"
Tiba-tiba, terdengar suara bass yang memekikkan telinga, disusul oleh tabuhan drum dan gitar elektrik. Penonton di sekitar kami melompat-lompat dan mengangkat tangannya di udara. Mereka juga mengangguk-anggukan kepalanya dengan liar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Serenade [END]
Teen FictionTahun ajaran baru, seorang pemain saxophone bergabung dalam klub band sekolah dan berhasil menyita perhatian semua orang. Selain sifatnya yang supel dan kemampuannya dalam bermusik, gadis itu berhasil menyatukan murid-murid yang berbeda kepribadian...