Aku dan Nat melanjutkan perjalanan pulang ke Cedar Cove setelah membeli makanan di restoran fast food. Gadis itu tidak banyak berbicara di dalam mobil, kurasa ia kelelahan karena terlalu banyak bergerak di dalam stadium.
Jam di dashboard mobilku menunjukan tepat pukul satu dini hari.
Kedua netraku terasa sangat berat, beberapa kali aku terkantuk-kantuk saat sedang mengemudi. Rasanya seperti setengah melayang di alam mimpi, kurasa tidak hanya Nat saja yang kelelahan setelah konser itu.
"Aiden, awas!" Nat berteriak.
Tiba-tiba energiku terisi penuh, membuatku membuka lebar-lebar kedua netraku yang sedari tadi nyaris terpejam. Aku membanting kemudi ke kiri setelah melihat lampu sorot sebuah truk tepat di depan kami. Suara klakson yang memekikkan telinga membuyarkanku dari kantuk. Cheeseburger yang kubeli di drive-thru terjatuh dari atas dashboard.
Setelah nyaris meregang nyawa, aku memutuskan untuk parkir di tepi jalan.
"You almost kill us!" bentak Nat.
"I'm sorry! I'm sorry!" aku mengusap-usap wajahku kasar.
"Kau kelelahan dan belum menyentuh cheeseburger-mu sama sekali!" ucapnya.
Aku mengambil cheeseburger-ku yang terjatuh dari atas dashboard. "I'm sorry, aku akan memakannya sekarang."
"No! Kau tetap harus tidur!" titahnya. "I mean, look at you! Kau bisa benar-benar membunuh kita kalau tetap bersikeras melanjutkan perjalanan!"
"Where? Here?!" pekikku. "Leherku akan pegal-pegal!"
"Apakah kita punya opsi lain?" tanyanya.
"Di mana pun, asal jangan di sini!"
Nat terdiam, gadis itu menoleh ke sebelah kirinya, sebuah tempat di tepi jalan dengan papan tanda berwarna-warni.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Serenade [END]
Teen FictionTahun ajaran baru, seorang pemain saxophone bergabung dalam klub band sekolah dan berhasil menyita perhatian semua orang. Selain sifatnya yang supel dan kemampuannya dalam bermusik, gadis itu berhasil menyatukan murid-murid yang berbeda kepribadian...