Chapter 22 - Food Fight

651 246 730
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya, aku sudah kembali ke sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya, aku sudah kembali ke sekolah. Pada jam istirahat, aku dan Nat duduk di cafeteria sekolah untuk makan siang.

"Nat, pertandingan kemarin, apa yang terjadi?"

Nat melirik ke arahku kemudian menghela napas, wajahnya terlihat cemas, kemudian ia mulai bercerita.

"Cheerleader dan klub band melakukan kudeta," ucap gadis itu.

"What?! Are you serious?!"

Nat mengangguk. "Kami semua muak mendukung tim basket yang dianak emaskan oleh Coach Isa dan Principal Isa. Sebagian anak melakukan ini demi kau, termasuk Myra. Dia marah sekali ketika kau diusir keluar dari gym."

"Oh, God. Myra bereaksi berlebihan!"

Nat mengunyah pasta aglio olio miliknya, kemudian kembali bercerita. "Kami semua mendukung Hearst High, bersorak untuk menyemangati mereka dan membuat tim kami sendiri kalah telak. Julian, Caleb dan pemain basket lainnya sangat kecewa pada kami. Kami bahkan mengalihkan perhatian Tigers agar konsentrasi mereka pecah."

Aku menyeringai. "Aku sangat ingin melihat wajah muram Isa bersaudara itu ketika tim kesayangan mereka kalah."

Nat melanjutkan ceritanya. "Selama kau tak ada, suasana sangat canggung dan semua orang saling berkelahi. Bahkan tidak ada anak yang mau duduk bersama anggota hall monitor saat makan siang."

Aku melirik ke sekeliling cafeteria, melihat Caleb duduk sendirian, sedangkan semua tim basket berkumpul dalam satu meja.

Tiba-tiba, Michael dan Wes duduk di sebelah kami. Aku menyambut kedatangan mereka dengan alis yang bertaut.

"Hei, kalian berdua sebaiknya pergi dari sini kalau tidak ingin pakaian kalian kotor. Atau ambil nampan di sebelah sana untuk menutupi badan kalian." Michael berbisik.

Aku mengangkat salah satu alisku. "Hah? Untuk apa?

Wes mendekatkan tubuhnya pada kami dan berbisik. "Aku menduga, sekarang akan terjadi perang makanan."

Winter Serenade [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang