Sore ini adalah sore terakhir dari masa hukumanku, aku mendengar ketukan di pintu kamarku.
"Masuk."
Dad membuka pintu, beliau masuk ke dalam kamarku. Aku masih berbaring di tempat tidur dalam posisi tengkurap ketika Dad duduk di sampingku.
"I'm sorry," lirih Dad.
Aku menjawab dengan ketus. "Setelah 13 hari, Dad baru meminta maaf padaku?"
Lelaki paruh baya itu menghela napas. "I know."
"What do you want?" tanyaku dingin.
Beliau mengembalikan ponselku. Tidak ada reaksi apapun dariku, kedua netraku menatap kosong ke sisi lain ruangan. Pada akhirnya, beliau meletakkan ponselku di atas ranjang dan melangkah pergi keluar dari kamarku.
Ketika mendengar suara pintu tertutup, dengan cepat aku bangun dan mengambil ponselku. Hal yang pertama kali kulakukan setelah menyalakan ponsel adalah mengecek pesan yang masuk. Terdapat puluhan notifikasi pesan dari semua orang dan tujuh panggilan tak terjawab dari Nat.
Natasha
> Sorry, I have to clear my mind
> Apa yang Principal Isa katakan padamu?Natasha
> Aiden?
> I'm worried :(*3 Missed Call from Natasha Winchester*
Natasha
> Oh, so you ignore me now?
> I'm worried about you
> Please call me back ASAP*4 Missed Call from Natasha Winchester*
Aku membaca semua pesan dari Nat yang sebagian besar dikirim sebelum ia datang ke rumahku. Pesan paling terakhir dikirimkan kemarin malam.
Natasha
> Aiden
> Aku tahu kau tidak akan membaca pesanku
> Besok malam adalah pertandingan basket melawan Hearst High
> Berry High gymnasium, jam enam sore
> You know what? I miss you more than I can imagine
> I hope you're doing okay
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Serenade [END]
Teen FictionTahun ajaran baru, seorang pemain saxophone bergabung dalam klub band sekolah dan berhasil menyita perhatian semua orang. Selain sifatnya yang supel dan kemampuannya dalam bermusik, gadis itu berhasil menyatukan murid-murid yang berbeda kepribadian...