Jumat siang, jam pelajaran telah usai. Aku dan Cameron merapikan alat tulis kami untuk bersiap pergi ke ruang musik.
Aku mengambilI ponsel dari dalam saku dan mengirimkan pesan untuk Nat. Cameron berdiri dari bangkunya dan menoleh ke arahku.
"Ayo! Aku tidak tahu di mana ruang musik berada," ujar gadis itu.
Aku menoleh ke arahnya. "Tunggu!" Kemudian kembali menatap layar ponselku. "Nat sedang menuju ke sini. Sebaiknya kita menunggunya."
"Baiklah kalau begitu." Cameron duduk kembali di bangkunya.
Aku memainkan ponselku sambil tersenyum, tiba-tiba, Cameron memecah keheningan.
"Um, Aiden."
"Ya?" Aku merespon tanpa mengalihkan pandangan dari ponselku.
"Instrumen apa yang Natasha mainkan di band?"
"Dia bermain saxophone."
"Benarkah?" Cameron meninggikan suaranya, membuatku menoleh ke arahnya.
Aku mengangkat salah satu alisku. "Iya, kenapa?"
Cameron tersenyum lebar. "Aku juga bermain saxophone di klub band Hearst High!"
"Whoa! Aku kira kau memainkan instrumen lain, seperti ..." Aku berpikir sejenak. "Seperti trombone?"
Cameron mengerutkan dahinya. "Memangnya kenapa?"
Aku memalingkan pandangan darinya, menatap kosong ke sisi lain ruang kelasku. "Tidak. Tidak apa-apa."
Bohong jika aku tidak mengkhawatirkan mereka berdua. Sebagai improvement, tahun ini klub band mengadakan solo saxophone di tengah-tengah permainan lagu yang akan kami mainkan. Namun kini, ada dua pemain saxophone di band.
"Bagaimana denganmu, Aiden?"
Aku menoleh ke arahnya. "Aku bermain trumpet."
"Oh, begitu." Tiba-tiba, Cameron melirik ke arah bibirku dan memperhatikannya dengan cukup lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Serenade [END]
Teen FictionTahun ajaran baru, seorang pemain saxophone bergabung dalam klub band sekolah dan berhasil menyita perhatian semua orang. Selain sifatnya yang supel dan kemampuannya dalam bermusik, gadis itu berhasil menyatukan murid-murid yang berbeda kepribadian...