[Aiden]
Setelah malam itu, perasaanku bercampur aduk.
Aku marah pada diriku sendiri karena percaya bahwa semua yang kurencanakan akan berjalan dengan lancar. Pergerakan Michael benar-benar tidak terprediksi olehku.
Bukankah Nat bilang tidak tertarik pada Michael? Tetapi, mengapa pada malam itu mereka berpegangan tangan?
Rasanya aneh, untuk pertama kalinya aku takut merasakan kehilangan. Satu-satunya ketakutan terbesarku adalah kegagalan dalam bermusik, namun sekarang kehilangan lebih membuatku takut.
Rasanya seperti takut akan kehilangan seseorang yang membuatku menjadi diriku seutuhnya. Itu sama saja seperti kehilangan bagian dari diriku sendiri.
Di saat aku memiliki alasan untuk tersenyum di pagi hari dan merasa berdebar ketika bel pulang sekolah berdering, tiba-tiba semuanya lenyap.
Ya, aku takut merasa sendirian.
******
Siang ini, aku menelusuri koridor untuk membeli beberapa sandwich di cafeteria dengan earphone di telingaku. Aku menunduk dan melihat daftar playlist Spotify-ku untuk memilih lagu yang selanjutnya akan kuputar. Setelah memilih lagu, aku memasukannya kembali ke kantong celana.
Ketika kembali terfokus pada jalanan, hal yang sangat ingin kuhindari tiba-tiba terjadi di depan mataku, yaitu melihat Nat bersama Michael.
Aku terkejut dan dengan reflek menghentikan langkahku sambil melepas earphone. Nat berdiri menghadap ke arahku, berjarak sekitar empat meter dari tempatku berdiri.
Gadis itu mengangguk dan berkata pada Michael yang berdiri di hadapannya. "--It's my duty, as your partner."
Apakah baru saja aku mendengar sesuatu yang tidak ingin kudengar?
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Serenade [END]
Teen FictionTahun ajaran baru, seorang pemain saxophone bergabung dalam klub band sekolah dan berhasil menyita perhatian semua orang. Selain sifatnya yang supel dan kemampuannya dalam bermusik, gadis itu berhasil menyatukan murid-murid yang berbeda kepribadian...