Masih di dalam Danielle's Boutique, aku dan Nat memergoki Myra yang sedang berdiam diri di salah satu bangku fitting room. Gadis itu menunduk sambil memainkan kuku-kuku jemarinya, rona keruh di wajahnya tak kunjung hilang.
"Sudah kubilang kan, ia hanya berpura-pura ceria," bisikku.
"Kurasa kita harus berbicara dengannya," Nat balik berbisik.
Aku menjawab dengan anggukan. Kami berjalan menghampiri Myra.
"Hai, Myra," lirih Nat.
Gadis itu terkejut, dengan cepat mendongak ke arah kami dan tersenyum lebar. Meskipun berusaha menutupinya, kami tahu persis bahwa senyumannya dibuat-buat.
"Hi guys!" jawabnya.
"Mana gaunmu?" tanyaku.
Myra tersenyum simpul dan menggeleng, "Nah. Aku akan pakai gaun homecoming-ku saja."
Nat mengambil posisi untuk duduk di sampingnya. "Are you sure? Aku bisa membantumu mencari gaun yang sesuai untukmu."
Pada akhirnya, Myra melepas topengnya. Gadis itu menggeleng, senyuman di wajahnya pudar.
"Untuk apa? Prom-ku sudah hancur berantakan karena ulah Brian Crandall, kan?" Myra tertawa miris.
Aku menekuk wajahku. "Bukankah prom adalah hari yang kau tunggu-tunggu?"
"Not anymore," lirih gadis itu. "Prom hanya pesta dansa biasa di hari yang biasa. Tidak ada yang spesial untukku."
Tiba-tiba, Emma berlari kecil menghampiri kami, diikuti oleh Maria dan Caleb.
"Myra! Gaun ini cantik sekali! Benar-benar serasi denganmu!" seru Emma sambil mengangkat sebuah gaun putih yang berkilauan.
Myra menoleh ke arah Emma. "Benarkah?"
"Yup. Kau harus mencobanya!" Emma merespon.
Maria mengangguk. "Aku yakin 100% kau akan sangat cantik jika memakai gaun ini!"
Myra menggeleng. "Tidak usah, aku berubah pikiran. Aku masih punya gaun homecoming."
Caleb berjongkok dan menepuk pundak Myra, kemudian tersenyum. "Hei, ingat, ini untuk prom. Siapa pun berhak tampil keren saat prom!"
"Yeah. Try it!" Nat tersenyum. "Try it, at least for us. Please?"
Myra menggigit bibir, atensinya tertuju pada gaun di tangan Emma untuk waktu yang cukup lama. Pada akhirnya, gadis itu beranjak.
"Baiklah, jika kalian memaksa," lirihnya.
Emma menyerahkan gaun yang dipilihnya pada Myra. Setelah itu, gadis keturunan India itu berjalan memasuki fitting room dan mencoba gaun tersebut selama beberapa menit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Serenade [END]
Teen FictionTahun ajaran baru, seorang pemain saxophone bergabung dalam klub band sekolah dan berhasil menyita perhatian semua orang. Selain sifatnya yang supel dan kemampuannya dalam bermusik, gadis itu berhasil menyatukan murid-murid yang berbeda kepribadian...