[Flashback]
Aku membuka mata, melihat keadaan di sekitarku dengan samar. Tubuhku sangat sulit digerakan, seolah-olah energiku terkuras habis. Aku juga merasakan sakit hampir di seluruh bagian tubuhku, baik sakit karena luka basah maupun lebam.
Aku menggerakan tangan kananku secara perlahan, kemudian menyentuh lengan Dad yang duduk di samping kananku. Beliau menoleh ke arahku dan tersenyum lebar, iris hazel-nya berkaca-kaca. Lelaki paruh baya itu mengelus punggung tanganku dengan lembut, jemarinya bergetar hebat.
"You'll be alright, kiddo. I promise."
"Dad?"
Suaraku terdengar parau, bahkan untuk mengucapkan satu kata pun sulit.
Aku menoleh ke arah kiriku secara perlahan, melihat seseorang yang kurindukan menangis tersedu-sedu, seseorang yang kukira sudah pergi meninggalkanku untuk selamanya.
"Mom?"
*****
[Present day, Aiden POV]
Aku berjalan secepat mungkin menuju ruang musik. Meskipun samar, percakapan Nat dan Cameron di koridor tadi dapat kudengar.
Semua ini salahku, seharusnya aku tidak perlu mengajak Cameron bergabung di band. Tetapi, menyesali sesuatu yang sudah terjadi tidak akan ada gunanya. Saatnya memperbaiki segala kekacauan yang kubuat, kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Serenade [END]
Teen FictionTahun ajaran baru, seorang pemain saxophone bergabung dalam klub band sekolah dan berhasil menyita perhatian semua orang. Selain sifatnya yang supel dan kemampuannya dalam bermusik, gadis itu berhasil menyatukan murid-murid yang berbeda kepribadian...