Mari kita beralih ke pasangan yang adem ayem dari kemarin, Jun dan Minghao yang terlalu polos.
Tapi Jun rasa ada yang agak aneh dari Hao hari ini. Hao yang biasanya polos -mirip goblok- dan emosian ngegas jadi pendiem gini. Padahal Jun rasa dia ngga ada ngapain. Paling tadi cuma teriakin Mingyu doang.
"Hao kok diem aja daritadi?" Tanya Jun. Eh doi nya malah tetep diem nontonin Tayo.
"Hao laper? Mau makan?" Kali ini Hao jawab dengan gelengan. Tapi itu tidak membuat Jun puas.
"Bosen? Pergi yuk." Hao mengalihkan pandangannya dari tokoh favoritenya, si kuning Lani.
"Kemana?" Jun mengkerutkan dahinya. Kalo didengerin suara Hao agak serak.
"Kamu sakit?" Tangan Jun meraba dahi Minghao pelan. 'Ngga panas tuh' pikirnya.
"Apasih ge. Mau pergi kemana?" Sekali lagi Minghao nanya ke Jun yang lagi bingung itu.
"Ke dokter aja perginya ya? Kok suaramu gitu sih? Radang?"
"Ekhm iya tenggorokan Hao agak sakit. Kayaknya kurang minum kemarin." Minghao menelan ludahnya agak susah.
"Tadi juga pake teriakin Mingyu segala. Kamu sih bawel banget kalo disuruh minum air." Jun mengelus kepala Hao sayang.
"Eum. Jadi ke dokter? Ke apotek aja deh beli obat. Males ke dokter." Hao bangkit dari duduk nya dan masuk ke kamarnya. Ngga lama kemudian dia keluar dengan jaket yang membungkus tubuhnya.
"Gege mau pinjem jaket hao aja? Kasian kalo balik ke rumah sebelah dulu." Hao memberikan satu lipat jaket baru.
"O-oh boleh deh." Dalam hati Jun heran. Mana pernah Hao kayak gini sebelumnya.
Seneng sih liat dia perhatian gini. Tapi aneh aja kalo Hao yang cerewet dan suka ngelantur gitu jadi menghilang.
"Yaudah ayo ge. Aku ijin Jeonghan hyung dulu."
Dan begitulah pagi mereka setelah di usik sebentar oleh keributan Mingyu. Jun masih mau melihat ada apa gerangan Hao berubah. Mungkin di masa yang akan datang, Hao bisa menjelaskan semuanya. Atau mungkin tidak?
.
.
.
.
.
Lagi-lagi Chan duduk sendirian di halaman belakang. Dirinya hanya bermain ponsel memainkan game yang sedang famous saat ini, Game Of Sultans.
30 menit berlalu dan tak ada tanda-tanda seseorang akan menemaninya. Chan bingung setengah mati. Dirinya dianggap apa selama ia muncul story ini? Ia bukan pemain piguran. Eh bisa jadi sih.
"Lagian kasiin jodoh dong. Kan Chan sendirian terus kalo hyungdeul semua pada mesra-mesra. Kalo Chan ditinggal nikah sama mereka, Chan tinggal sama siapa?" Keluhan demi keluhan keluar dari mulut manisnya. Padahal sedari tadi ia sendirian. Ngga tau deh tu anak ngomong sama siapa.
Setelah lelah sendiri dan bosan bermain game, Chan memutuskan berjalan-jalan di sekitar perumahan dengan tujuan olah raga. Siapa tau ketemu jodoh di jalan.
Dengan kaos putih dan celana training hitamnya, Chan mulai berlari kecil sambil mendengarkan musik. Keringat mulai bercucuran dan membasahi kaos putihnya sehingga mengekspos tubuh indahnya dengan jelas.
20 menit pertama terasa biasa-biasa saja, hingga akhirnya ada seseorang yang datang menghampiri Chan. Orang tersebut berlari di sebelah Chan dengan tatapan memuja.
"Hai? Boleh kenalan ga?"
Cupidsoon
31-12-2018Dibuat tanggal segini, tapi baru dipublish 10 Januari 2019. Ternyata hari itu tidak terpublish hm :)
KAMU SEDANG MEMBACA
🍃EX「Mantan」✅
Fanfiction【 Completed 】 ❝ Kalian itu ibarat air. Bisa disentuh tapi ngga bisa di genggam ❞ -Semesquad Read all chapter! Semuanya berhubungan Highest rank #1 Meanie 11.05.18 #1 Soonhoon 23.05.18 #1 Seventeenff 17.12.18 #3 Seventeen 23.12.18 #18 Short Story 1...